TEKNOLOGI INFORMASI
MERUBAH NASKAH
Dosen Pengampu:
Dr. Windhu Putra, S.E, M.Si
Disusun Oleh:
Susi Agustin
|
B1061151001
|
Syahruni Pratiwi
|
B1061151002
|
Sri Indrawati
|
B1061151009
|
Nentan
|
B1061151026
|
Marhamah
|
B1061151036
|

EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
Modifikator : Syahruni Pratiwi
NASKAH ASLI
|
NASKAH MODIFIKASI
|
TRANSFORMASI
STRUKTURAL
|
TRANSFORMASI
STRUKTURAL
|
4.1 Perubahan Struktural
|
4.1 Perubahan Struktural
|
Pembangunan
ekonomi dalam jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan
membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional
dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi
sector non primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to
scale (adanya korelasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan
produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
|
Pembangunan
ekonomi merupakan sebuah proses kenaikan pendapatan secara total dan
maksimal, pendapatan perkapita penduduk dengan memperhitungkan bertambahnya
penduduk serta adanya perubahan yang fundamental dalam struktur ekonomi suatu
negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk dalam jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita maksudnya ialah pembangunan merupakan salah satu tindakan positif
atau suatu usaha yang harus dilakukan oleh setiap negara dalam meningkatkan
pendapatan perkapita . Peningkatan
pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang, dalam suatu
perekonomian bisa dikatakan berkembang jika pendapatan perkapita dalam jangka
panjang lebih cenderung meningkat.
|
Meminjam
istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi umum disebut transformasi
structural dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling
terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintan agregat, perdagangan
luar negeri (ekspor dan impor), dan penawaran agregat (produksi dan
penggunaan factor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang
diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan .
|
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara
terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian
wilayah. Transformasi struktural berarti suatu proses perubahan struktur
perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa dimana
masing-masing sektor akan mengalami proses transformasi yang berbeda-beda.
Proses perubahan struktur ekonomi
terkadang diartikan sebagai proses industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan
secara historis melalui kenaikan kontribusi sektor industri manufaktuf dalam
permintaan konsumen, total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekspor dan
kesempatan kerja. Selanjutnya Chenery dalam Tambunan juga menyatakan bahwa
perubahan struktur ekonomi yng umum disebut dengan transformasi struktural
diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan
yang lainnya dalam komposisi Agregat Demand, perdagangan luar negeri (ekspor
dan impor), Agregat Supply (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi,
tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
|
Teori perubahan structural menitikberatkan
pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh
negara-negara sedang berkembang, yang semula bersifat subsisten (pertanian
tradisional) dan menitikberatkan sector pertanian menuju struktur
perekonomian yang lebih modern yang didominasi sector non primer, khususnya
industri dan jasa.
|
Teori perubahan
struktural menjelaskan bagaimana suatu negara merubah struktur mode
ekonominya dari sektor ekonomi tradisional menjadi ekonomi modern. Teori ini
biasanya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau pada negara dunia
ketiga. Misalnya di negara bagian Asia Timur. Dibandingkan di negara maju,
negara berkembang masih menerapkan standard ekonomi tradisional. Dimana
penduduknya masih bermata pencaharian sebagai petani sebagian besarnya.
|
Ada
2 teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur
ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori
transformasi struktural).
|
Terdapat 2 teori utama yang umum
digunakan dalam menganalisis perubahan strukur ekonomi yakni dari Arthur
Lewis (teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi struktural).
|
Teori Arthur
Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di
pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu
perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Di
pedesaan, karena pertumbuhan penduduknya tinggi, maka kelebihan suplai tenaga
kerja dan tingkat hidup masyarakatnya berada pada kondisi subsisten akibat
perekonomian yang sifatnya juga subsisten. Over supply tenaga kerja ini
ditandai dengan nilai produk marjinalnya nol dan tingkat upah riil yang
rendah.
|
Arthur
Lewis memperkenalkan Teori Two Sector Surplus Labor, yang dibagi menjadi dua
sektor yaitu sektor pertanian tradisional (pedesaan subsistem) dan sektor
industri modern (industri perkotaan). Dimana dia mengatakan bahwa surplus
labor dari sektor pertanian ditransfer sedikit demi sedikit ke sektor
industri modern dengan tahapan perkembangan dan pendidikan juga pelatihan
untuk calon tenaga kerja yang dibutuhkan. Teori ini membahas proses
pembangunan yang terjadi antara daerah kota dan desa, yang mengikutsertakan
proses urbanisasi yang terjadi di antara kedua tempat tersebut.
|
Di dalam
kelompok negara-negara berkembang, banyak negara yang juga mengalami transisi
ekonomi yang pesat dalam tiga decade terakhir ini, walaupun pola dan
prosesnya berbeda antar negara. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antar
negara dalam sejumlah factor-faktor internal berikut: 1) Kondisi dan struktur
awal dalam negeri (economic base), 2) Besarnya pasar dalam negeri, 3) Pola
distribusi pendapatan, 4) Karakteristik industrialisasi, 5) Keberadaan SDA
dan 6) Kebijakan perdagangan.
|
Faktor-faktor
internal yang membedakan kelompok LDCs yang mengalami transisi ekonomi yang
sangat pesat, yaitu : 1) Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
(economic base), 2) Besarnya pasar dalam negeri, 3) Pola distribusi
pendapatan, 4) Karakteristik dari industrialisasi, 5) Keberadaan SDA dan 6)
Kebijakan perdagangan luar negeri.
|
Teori
perubahan struktural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transpormasi
ekonomi yang ditandai oleh negara-negara kurang berkembang, yang semula lebih
bersifat subsistence dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke
struktur perekonomian yang lebih modern, yang didominasi oleh sektor-sektor
nonprimer.
|
Teori
perubahan struktural menjelaskan bagaimana suatu negara merubah struktur mode
ekonominya dari sektor ekonomi tradisional menjadi ekonomi modern. Teori ini
biasanya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau pada negara dunia
ketiga. Misalnya di negara bagian Asia Timur. Dibandingkan di negara maju,
negara berkembang masih menerapkan standard ekonomi tradisional. Dimana penduduknya
masih bermata pencaharian sebagai petani sebagian besarnya.
|
Ada 2 teori
yang umum digunakan dalam penganalisis perubahan struktur ekonomi, yaitu ;
Teori Migrasi (Arthus Lewis) dan Teori Transpormasi struktural (Hollis
Chenery)
|
Terdapat
2 teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan strukur
ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori
transformasi struktural).
|
Teori Migrasi
(Arthus Lewis), bahwa ekonomi suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi 2
yaitu: Perekonomian Tradisional dipedesaan yang didominasi oleh sektor
pertanian Perekonomian Modern diperkotaan dengan industri sebagai sektor
utama. Di pedesaan karena pertumbuhan penduduknya tinggi, maka terjadi
kelebihan tenaga kerja dan tingkat
hidup masyarakat berada pada kondisi subsistence. Kelebihan tenaga kerja ini
ditandai dengan produk marjinalnya yang nilainya nol dan tingkat upah riil
yang rendah.
|
Dalam model Lewis
perekonomian yang terbelakang terdiri dari dua sektor. yaitu sektor
tradisional di pedesaan dan sektor industri modern perkotaan yang lebih
produktif dan dapat sedikit demi sedikit menampung kelebihan tenaga kerja
dari sektor pertanian. Lewis berasumsi bahwa daerah pedesaan
dengan perekonomian tradisional mengalami surplus tenaga kerja. Surplus
tersebut erat kaitannya dengan basis utama perekonomian tradisional. Kondisi
masyarakat berada pada kondisi subsiten akibat perekonomian yang subsisten
pula yang ditandai nilai produk marginal dari tenaga kerja yang bernilai nol.
Kondisi ini menunjukkan bahwa penambahan tenaga kerja justru akan mengurangi
total produksi yang ada, sebaliknya dengan mengurangi tenaga kerja justru
tidak mengurangi total produksi yang ada. Dengan demikian, nilai upah riil
ditentukan oleh nilai rata-rata produk marginal, dan bukan produk marginal
dari tenaga kerja itu sendiri.
|
Teori Transpormasi struktural (Hollis
Chenery), memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan
ekonomi di negara sedang berkembang, yang mengalami transportasi dari
pertanian tradisional ke sektor industri sebagai mesin utama penggerak
pertumbuhan ekonomi.
|
Teori
Pola Pembangunan Chenery memfokuskan terhadap perubahan struktur dalam
tahapan proses perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari
perekonomian negara yang sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari
pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagai mesin utama
pertumbuhan ekonominya. Menurut Chenery, sejalan dengan peningkatan
pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang
semula mengandalkan sector pertanian menuju ke sector industry.
|
Perubahan
struktur ekonomi berbarengan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
yang merupakan total pertumbuhan dari semua sektor ekonomi yang dapat
dijelaskan dengan perubahan sektor industri dan pertanian
|
Perubahan
struktur ekonomi dibarengan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
yang merupakan total pertumbuhan dari semua sektor ekonomi yang bisa
dijelaskan dengan perubahan sektor industri dan pertanian
|
Berdasarkan model
ini, kenaikan produksi sektor industri manufaktur dinyatakan sama besarnya
dengan jumlah empat faktor berikut : 1) Kenaikan permintaan domestik, yang
memuat permintaan langsung untuk produk industri manufaktur plus efek tidak
langsung dari kenaikan permintaan domestik untuk produk sektor-sektor lainnya
terhadap industri manufaktur. 2) Perluasan ekspor atau efek total dari
kanaikan jumlah ekspor terhadap produk industri manufaktur. 3) Substitusi
imfor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan di tiap sektor yang
dipenuhi lewat produksi domestik terhadap output industri manufaktur. 4)
Perubahan teknologi, atau efek total dari perubahan koefisien input-output di
dalam perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat pendapatan terhadap
sektor industri manufaktur.
|
Berdasarkan
model ini, kenaikan produksi sektor industri manufaktur dinyatakan sama
besarnya dengan jumlah empat faktor berikut : 1) Kenaikan permintaan
domestik, yang memuat permintaan langsung untuk produk industri manufaktur
plus efek tidak langsung dari kenaikan permintaan domestik untuk produk
sektor-sektor lainnya terhadap industri manufaktur. 2) Perluasan ekspor atau
efek total dari kanaikan jumlah ekspor terhadap produk industri manufaktur.
3) Substitusi imfor atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan di tiap
sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap output industri
manufaktur. 4) Perubahan teknologi, atau efek total dari perubahan koefisien
input-output di dalam perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat pendapatan
terhadap sektor industri manufaktur.
|
Faktor-faktor
internal yang membedakan kelompok negara sedang berkembang yang mengalami
transisi ekonomi yang sangat pesat adalah; a) Kondisi dan struktur awal
ekonomi dalam negeri, b) Besarnya pasar dalam negeri, c) Pola distribusi
pendapatan, d) Karakteristik dari industrialisasi, e) Keberadaan SDA, f)
Kebijakan perdagangan luar negeri
|
Faktor-faktor
internal yang membedakan kelompok LDCs yang mengalami transisi ekonomi yang
sangat pesat, yaitu : 1) Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
(economic base), 2) Besarnya pasar dalam negeri, 3) Pola distribusi
pendapatan, 4) Karakteristik dari industrialisasi, 5) Keberadaan SDA dan 6)
Kebijakan perdagangan luar negeri.
|
Todaro (2006)
mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang bersifat
multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur
sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping
tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan
pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Jadi pada hakekatnya, pembangunan itu harus mencerminkan perubahan
total suatu masyarakat atau penyesuaian sosial secara keseluruhan tanpa
mengabaikan keanekaragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun
kelompok-kelompok sosial di
dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi
kehidupan yang lebih baik, secara material maupun spiritual.
|
Todaro
menyatakan bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multi-dimensi
yang melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap populer, dan
lembaga rasional percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan
pemberantasan kemiskinan absolut. Jadi pada dasarnya pembangunan itu dapat
dilihat dari perubahan total suatu masyarakat atau adaptasi sosial secara
keseluruhan tanpa mengabaikan keanekaragaman kebutuhan yang dasar dan
keinginan individu maupun kelompok-kelompok sosial didalamnya untuk bergerak
maju menuju suatu kondisi kehidupan yang lebih baik secara material maupun
spiritual.
|
Sukirno
(2006) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi
ditambah dengan perubahan. Artinya, ada atau tidaknya pembangunan ekonomi
dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu tidak saja diukur dari kenaikan
produksi barang dan jasa yang berlaku dari tahun ke tahun, tetapi juga perlu
diukur dari perubahan lain yang berlaku dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi
seperti perkembangan pendidikan, perkembangan teknologi, peningkatan dalam
kesehatan, peningkatan dalam infrastruktur yang tersedia, peningkatan dalam
pendapatan serta kemakmuran masyarakat.
|
Sadono
Sukirno mengartika pembangunan ekonomi ialah usaha untuk meningkatkan
pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi
ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan
pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen.
|
Keberhasilan
pembangunan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari pendapatan perkapita
masyarakat yang mengalami peningkatan secara terus–menerus (dalam jangka
panjang) dan disertai terjadinya perubahan fundamental dalam struktur
ekonomi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif,
bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan
dalam struktur produksi dan adanya alokasi input pada berbagai sektor
perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan atau pendidikan , dan teknik.
|
Keberhasilan
pembangunan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari pendapatan perkapita
masyarakat yang mengalami peningkatan secara terus–menerus (dalam jangka
panjang), Produk Domestik Bruto, angka tabungan, dan sektor ekonomi utama serta
indikator non moneter seperti indeks kualitas hidup, indeks pembangunan
manusia dan urbanisasi
|
Pembangunan
ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar
proses pembangunan ekonomi. Yang
dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional.
Suatu wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi
peningkatan GNP riil di wilayah tersebut.
|
Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar
proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan
kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang
lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga
sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional
|
Pertumbuhan
ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk
menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah
sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis
yang diperlukan. Dengan demikian ukuran keberhasilan pertumbuhan ekonomi
lebih bersifat kuantitatif, dimana ditunjukkan dengan adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat produksi (output) yang dihasilkan (Kuznets,
2003).
|
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya dengan
tingkat pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya dikaitkan dengan
tingkat pembangunan ekonomi atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.
|
Modifikator : Susi Agustin
Pembangunan
ekonomi makro memakai pendekatan sektoral dengan target peningkatan produksi
di setiap sektor, yang akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi merupakan faktor penting yang harus ada di dalam pembangunan ekonomi,
dimana laju pertumbuhan ekonomi diharapkan harus lebih besar daripada laju
pertumbuhan penduduk, dengan demikian peningkatan pendapatan perkapita dapat
tercapai. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi dengan sendirinya ataupun dengan
campur tangan pemerintah harus dapat dinikmati masyarakat.
|
Pendekatan
sektoral dengan target peningkatan produksi di setiap sektor yang dipakai
dalam pembangunan ekonomi makro akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan
ekonomi faktor penting yang harus ada dalamnya yaitu pertumbuhan ekonomi,
dimana laju pertumbuhan ekonomi diharapkan harus lebih besar daruipada laju
pertumbuhan penduduk, dengan demikian peningkatan pendapatan perkapita dapat
tercapai. Pertumbuhan ekonomi harus dapat dinikmati masyarakat, baik itu yang
terjadi dengan sendirinya atau dengan campur tangan pemerintah.
|
Proses
pembangunan ekonomi akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur
ekonomi baik dari sisi permintaan agregat (Agregat Demand) maupun dari
sisi penawaran agregat
(Agregat Supply).
|
Perubahan dasar yang terjadi dalam struktur ekonomi baik dari
sisi permintaan agregat (Agregat Demand) maupun dari sisi penawaran agregat
(Agregat Supply) merupakan bawaan dari proses pembangunan ekonomi.
|
Dari sisi
permintaan agregat (Agregat Demand), perubahan pada struktur ekonomi disebabkan karena
adanya peningkatan pendapatan masyarakat yang membuat perubahan pada selera
(taste) yang akan terefleksi pada perubahan pola konsumsinya. Sedangkan dari
sisi penawaran agregat (Agregat Supply), faktor-faktor pendorong utamanya
adalah terjadinya perubahan teknologi (technological progress), peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM), serta penemuan material-material baru untuk
produksi.
|
Penyebab
perubahan struktur ekonomi dari sisi permintaan agregat (Agregat Demand)
yaitu karena adanya peningkatan pendapatan masyarakat yang membuat perubahan
pada seleera (taste) yang akan terefleksi pada perubahan pola konsumsinya.
Sedangkan faktor-faktor pendorong utama dari sisi penawaran agregat (Agregat
Supply) adalah terjadinya perubahan teknologi (Technological Progress),
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta penemuan material-material baru
untuk produksi.
|
Dengan
demikian produksi merupakan sumber penting pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi
yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur
perekonomian wilayah. Transformasi struktural berarti suatu proses perubahan
struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa,
dimana masing-masing sektor akan mengalami proses transformasi yang
berbeda-beda.
|
Oleh
karena itu, produksi merupakan sumber penting pertumbuhan. Perubahan daalam
struktur perekonomian wilayah dapat terjadi karena perubahan ekonomi secara
terus-menerus. Suatu perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke
sektor industri atau jasa dimana masing-masing sektor akan mengalami proses
transformasi yang berbeda-beda disebut dengan transformasi struktural.
|
Proses
perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan sebagai proses
industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui kenaikan
kontribusi sektor industri manufaktur dalam permintaan konsumen, total Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), ekspor dan kesempatan kerja.
|
Proses
industrialisasi terkadang diartikan sebagai proses perubahan struktur
ekonomi. Wujud historis dalam tahapan ini yaitu melalui kenaikan kontribusi
sektor industri manufaktur dalam permintaan konsumen, total Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), ekspor dan kesempatan kerja.
|
Selanjutnya
Chenery dalam Tambunan (2001) juga menyatakan bahwa perubahan struktur
ekonomi yang umum disebut dengan transformasi struktural diartikan sebagai
suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam
komposisi Agregat Demand, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), Agregat
Supply (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja
dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.
|
Selanjutnya
Chenery dalam Tambunan (2001) juga menyatakan bahwa perubahan struktur
ekonomi yang umum disebut dengan transformasi struktural diartikan sebagai
suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam
komposisi Agregat Demand, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), Agregat
Supply (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja
dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.
|
Transformasi
ekonomi merupakan salah satu indikator terjadinya pembangunan perekonomian
wilayah. Jika terjadi proses transformasi ekonomi maka dapat dinyatakan bahwa
telah terjadi pembangunan ekonomi dan perlu pengembangan lebih lanjut, akan
tetapi jika tidak terjadi proses transformasi maka pemerintah daerah perlu
mengadakan perbaikan dalam penyusunan perencanaan wilayahnya, sehingga
kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah agar tujuan
pembangunan dapat tercapai.
|
Salah
satu indikator terjadinya pembangunan perekonomian wilayah yaitu adanya
transformasi ekonomi. Jika terjadi proses transformasi ekonomi maka dapat
dinyatakan bahwa telah terjadi pembangunan ekonomi dan perlu pengembangan
lebih lanjut, akan tetapi jika tidak terjadi proses transformasi maka
pemerintah daerah perlu mengadakan perbaikan dalam penyusunan perencanaan
wilayahnya, sehingga kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah
agar tujuan pembangunan dapat tercapai.
|
Adapun
beberapa faktor penyebab terjadinya transformasi ekonomi yaitu, pertama
disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya. Sesuai dengan Hukum
Engels bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka makin sedikit proporsi
pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi
pendapatan yang digunakan untuk membeli barang-barang produksi industri
menjadi bertambah besar. Dengan demikian peranan sektor industri akan semakin
besar dibandingkan sektor pertanian. Kedua, perubahan struktur ekonomi disebabkan
pula oleh perubahan teknologi yang berlangsung secara terus–menerus. Proses
transformasi struktural akan berjalan cepat jika terjadi pergeseran pola
permintaan domestik kearah output industri manufaktur diperkuat oleh
perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau
ekspor. Sektor-sektor ekonomi dalam
perekonomian Indonesia dibedakan dalam tiga kelompok utama (Sukirno,
2006), yaitu: 1) Sektor primer, yang
terdiri dari sektor pertanian,
peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian. 2) Sektor
sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan.
3) Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan
dan komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk
pemerintahan)
|
Adapun
beberapa faktor penyebab terjadinya transformasi ekonomi yaitu, pertama
disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya. Sesuai dengan Hukum
Engels bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka makin sedikit proporsi
pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian, sebaliknya proporsi
pendapatan yang digunakan untuk membeli barang-barang produksi industri
menjadi bertambah besar. Dengan demikian peranan sektor industri akan semakin
besar dibandingkan sektor pertanian. Kedua, perubahan struktur ekonomi
disebabkan pula oleh perubahan teknologi yang berlangsung secara
terus–menerus. Proses transformasi struktural akan berjalan cepat jika
terjadi pergeseran pola permintaan domestik kearah output industri manufaktur
diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri
atau ekspor. Sektor-sektor ekonomi
dalam perekonomian Indonesia dibedakan dalam tiga kelompok utama (Sukirno,
2006), yaitu: 1) Sektor primer, yang
terdiri dari sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian. 2) Sektor sekunder,
terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan. 3) Sektor
tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk
pemerintahan).
|
Pada
umumnya, transformasi yang terjadi di negara berkembang adalah transformasi
dari sektor pertanian ke sektor industri, atau terjadinya transformasi dari
sektor primer kepada sektor non primer (sekunder dan tertier). Seperti yang
terlihat pada Gambar 1.1 berikut ini, dimana
berdasarkan hasil studi Chenery dan Syrquin bahwa perubahan kontribusi
sektoral terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto Regional dalam jangka
panjang akan menunjukkan pola sebagai berikut:
|
Pada
umumnya, transformasi yang terjadi di negara berkembang adalah transformasi
dari sektor pertanian ke sektor industri, atau terjadinya transformasi dari
sektor primer kepada sektor non primer (sekunder dan tertier). Seperti yang
terlihat pada Gambar 1.1 berikut ini, dimana
berdasarkan hasil studi Chenery dan Syrquin bahwa perubahan kontribusi
sektoral terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto Regional dalam jangka
panjang akan menunjukkan pola sebagai berikut:
|
Gambar IV 1 Perubahan Kontribusi
Sektoral Terhadap Pembentukan Produk Domestik Bruto Regional Dalam Jangka
Panjang
|
Gambar IV 1 Perubahan Kontribusi Sektoral Terhadap
Pembentukan Produk Domestik Bruto Regional Dalam Jangka Panjang
|
Terlihat
pada Gambar 1.1 tersebut bahwa kontribusi output dari sektor primer terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB) semakin mengecil sedangkan pangsa Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor sekunder dan
tertier mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan nasional
perkapita. Dengan demikian, transformasi ekonomi menunjukkan terjadinya
peralihan kegiatan ekonomi dari perekonomian tradisional menjadi perkonomian
yang modern.
|
Terlihat
pada Gambar 1.1 tersebut bahwa kontribusi output dari sektor primer terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB) semakin mengecil sedangkan pangsa Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor sekunder dan
tertier mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan nasional
perkapita. Dengan demikian, transformasi ekonomi menunjukkan terjadinya
peralihan kegiatan ekonomi dari perekonomian tradisional menjadi perkonomian
yang modern.
|
4.3 Industrialisasi dan perdagangan Luar
negeri
|
4.3 Industrialisasi dan perdagangan Luar
negeri
|
4.3.1 Industrialisasi
|
4.3.1 Industrialisasi
|
Industrialisasi
adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian
masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa
diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang
meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan
yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi
dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan
inovasi teknologi.
|
Suatu
proses perubahana sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat
agraris menjadi masyarakat industri disebut dengan Industrialisasi. Selain
itu, industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana
masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi)m, gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Dengan demikian, industri merupakan bagian
dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat
hubungannya dengan inovasi teknologi.
|
Dalam
Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah
pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan
didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu
kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada
faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan.
Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia
industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan
melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki
kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
|
Perubahan
filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya
menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan,
efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan
atau tradisi) bisa terjadi dalam industrialisasi. Ada faktor yang menjadi
acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan menurut para ahli.
Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia
industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan
melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki
kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
|
Negara
pertama yang melakukan industrialisasi adalah Inggris ketika terjadi revolusi
industri pada abad ke 18, dan diikuti pada akhir abad ke 20 negara di Asia
Timur yang menjadi bagian dunia yang paling banyak melakukan industrialisasi.
|
Inggris
merupakan negara pertama yang melakukan industrialisasiketika terjadi
revolusi industri pada abad 18, dan diikuti negara di Asia Timur yang menjadi
bagian dunia yang paling banyak melakukan industrialisasi pada akhir abad
ke-20.
|
Menurut
klasifikasi sektor ekonomi dapat dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama
terdiri dari produksi komoditas (pertanian, peternakan, ekploitasi sumber
daya mineral). Bagian kedua proses produksi barang untuk dijual dan bagian
ketiga sebagai industri layanan. Proses Industrialisasi didasarkan pada
perluasan bagian kedua yang kegiatan ekonominya didominasi oleh kegiatan
bagian pertama.
|
Sektor
ekonomi menurut klasifikasi dapat dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama
terdiri dari produksi komoditas (pertanian, peternakan, ekploitasi sumber
daya mineral). Bagian kedua proses produksi barang untuk dijual dan bagian
ketiga sebagai industri layanan. Proses Industrialisasi didasarkan pada
perluasan bagian kedua yang kegiatan ekonominya didominasi oleh kegiatan
bagian pertama.
|
Revolusi
Industri pertama terjadi pada pertengahan abad ke 18 sampai awal abad ke 19
di daerah Eropa Barat, Amerika Utara, dimulai pertama kali di Inggris. Revolusi Industri kedua terjadi pada
pertengahan abad ke 19 setelah penemuan mesin uap, listrik, mesin pembakaran
dalam (tenaga fosil) dan pembangunan kanal-kanal, rel kereta api sampai ke
tiang listrik.
|
Pada
pertengahan abad ke-18 sampai awal abad ke-19, revolusi industri pertama
terjadi di daerah Eropa Barat, Amerika Utara, dan dimulai pertama kali di
Inggris. Pada pertengahan abad ke-19, rervolusi industri yang kedua terjadi
setelah penemuan mesin uap, listrik, mesin pembakaran dalam (tenaga fosil)
dan pembangunan kanal-kanal, rel kereta api sampai ke tiang listrik.
|
Dampak Sosial dan Lingkungan dari industrialisasi; 1) Urbanisasi.
Terpusatnya tenaga kerja pada pabrik – pabrik di suatu daerah, sehingga
daerah tersebut berkembang menjadi kota besar. 2) Eksploitasi tenaga kerja.
3) Perubahan pada struktur keluarga, Pekerja harus meninggalkan keluarga agar
bisa bekerja dimana industri itu berada. Perubahan struktur sosial
berdasarkan pada pola pra industrialisasi dimana suatu keluarga besar
cenderung menetap di suatu daerah. Setelah industrialisasi keluarga biasanya
berpindah pindah tempat dan hanya terdiri dari keluarga inti (orang tua dan
anak – anak). Keluarga dan anak – anak yang memasuki kedewasaan akan semakin
aktif berpindah pindah sesuai tempat dimana pekerjaan itu berada. 4)
Lingkungan hidup. Industrialisasi menimbulkan banyak masalah penyakit. Mulai
polusi udara, air, dan suara, masalah kemiskinan, alat alat berbahaya,
kekurangan gizi. Masalah kesehatan di Negara industri disebabkan oleh faktor
ekonomi, sosial politik, budaya dan juga patogen (mikroorganisme penyebab
penyakit).
|
Dampak
Sosial dan Lingkungan dari industrialisasi; 1) Urbanisasi. Terpusatnya tenaga
kerja pada pabrik – pabrik di suatu daerah, sehingga daerah tersebut
berkembang menjadi kota besar. 2) Eksploitasi tenaga kerja. 3) Perubahan pada
struktur keluarga, Pekerja harus meninggalkan keluarga agar bisa bekerja
dimana industri itu berada. Perubahan struktur sosial berdasarkan pada pola
pra industrialisasi dimana suatu keluarga besar cenderung menetap di suatu
daerah. Setelah industrialisasi keluarga biasanya berpindah pindah tempat dan
hanya terdiri dari keluarga inti (orang tua dan anak – anak). Keluarga dan
anak – anak yang memasuki kedewasaan akan semakin aktif berpindah pindah
sesuai tempat dimana pekerjaan itu berada. 4) Lingkungan hidup. Industrialisasi
menimbulkan banyak masalah penyakit. Mulai polusi udara, air, dan suara,
masalah kemiskinan, alat alat berbahaya, kekurangan gizi. Masalah kesehatan
di Negara industri disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial politik, budaya dan
juga patogen (mikroorganisme penyebab penyakit).
|
Modifikator : Sri Indrawati
4.3.2 Industrialisasi Di Indonesia
|
4.3.2 Industrialisasi Di Indonesia
|
Industrialisasi
di Indonesia semakin menurun semenjak krisis ekonomi tahun 1998. Kemunduran
ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan investasi
pada industri dalam negeri, tetapi lebih kepada penyerapan barang hasil
produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci
penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar
Indonesia dikuasai oleh produk produk asing.
|
Industrialisai
di Indonesia mengalami kemunduran mulai dari semenjak krisis ekonomi terjadi
di tahun 1998, hal ini terjadi karna suhu politik yang tidak stabil pada saat
itu. Akan tetapi kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki
modal untuk melakukan investasi pada industri dalam negeri, tetapi indonesia
lebih memfokuskan kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam
negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri
Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia dikuasai
oleh produk produk luar.
|
Adapun faktor-faktor pembangkit industri di Indonesia, antara
lain: 1) Struktur organisasi, perlu dilakukan inovasi dalam jaringan
institusi pemerintah dan swasta yang melakukan impor. Sebagai pihak yang
membawa, mengubah, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi. 2) Ideologi,
perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu teknologi
apakah menganut tecno-nasionalism, techno-globalism, atau techno-hybrids. 3)
Kepemimpinan, pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat
dalam mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan
kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.
|
Adapun
faktor-faktor pembangkit industri di Indonesia, antara lain:
1)
Struktur organisasi, perlu dilakukan inovasi dalam jaringan institusi
pemerintah dan swasta yang melakukan impor. Sebagai pihak yang membawa,
mengubah, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
2)
Ideologi, perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu
teknologi apakah menganut tecno-nasionalism, techno-globalism, atau
techno-hybrids.
3)
Kepemimpinan, pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat
dalam mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan
kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.
|
Faktor-faktor yang menjadi penghambat industri di Indonesia
meliputi; 1) Keterbatasan teknologi, kurangnya perluasan dan penelitian dalam
bidang teknologi menghambat efektifitas dan kemampuan produksi. 2) Kualitas
sumber daya manusia, terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi
penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi
terbaru. 3) Keterbatasan dana pemerintah, terbatasnya dana pengembangan
teknologi oleh pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang
riset dan teknologi.
|
Faktor-faktor
yang menjadi penghambat industri di Indonesia meliputi;
1)
Keterbatasan teknologi, kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang
teknologi menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.
2) Kualitas
sumber daya manusia, terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi
penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi
terbaru.
3)
Keterbatasan dana pemerintah, terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh
pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi
|
Dampak Industrialisasi di Indonesia; 1) Teknologi memungkinkan
negara tropis seperti Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan hutan untuk meningkatkan
devisa negara dan pembangunan infrastruktur. Hilangnya hutan di Indonesia
berarti hilang juga tanaman - tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat dan
juga fauna langka yang hidup di ekosistem hutan tersebut. 2) Dibalik
kesuksesan Indonesia dalam pembangunan sebenarnya ada kemerosotan dalam
cadangan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan. Pada kota
kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Medan, Jakarta, Surabaya,
Bandung, Lhoksumawe, bahkan hampir seluruh kota kota di pulau Jawa sudah
mengalami peningkatan suhu udara, Walaupun daerah tersebut tidak pesat
perkembangan industrinya.
|
Dampak
Industrialisasi di Indonesia;
1)
Teknologi memungkinkan negara tropis seperti Indonesia untuk memanfaatkan
kekayaan hutan untuk meningkatkan devisa negara dan pembangunan
infrastruktur. Hilangnya hutan di Indonesia berarti hilang juga tanaman -
tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat dan juga fauna langka yang hidup
di ekosistem hutan tersebut.
2)
Dibalik kesuksesan Indonesia dalam pembangunan sebenarnya ada kemerosotan
dalam cadangan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan. Pada
kota kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Medan, Jakarta, Surabaya,
Bandung, Lhoksumawe, bahkan hampir seluruh kota kota di pulau Jawa sudah
mengalami peningkatan suhu udara, Walaupun daerah tersebut tidak pesat
perkembangan industrinya.
|
Pencemaran
dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola
pengelompokannya. mengelompokkan pecemaran atas dasar: 1) Bahan pencemar yang
menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya. 2)
Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara,
air, tanah, makanan, dan sosial. 3) Pengelompokan menurut sifat sumber
menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder.
|
Pencemaran
dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola
pengelompokannya. mengelompokkan pecemaran atas dasar:
1)
Bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik,
dan budaya. 2) Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk
pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial.
3)
Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk
primer dan sekunder.
|
4.3.3 Perdagangan Luar Negeri
|
4.3.3 Perdagangan Luar Negeri
|
Perdagangan
internasional bukan hanya bermanfaat di bidang ekonomi saja. Manfaatnyadi
bidang lain pada masa globalisasi ini juga semakin terasa. Bidang itu antara
lain politik,sosial, dan pertahanan keamanan. Di bidang ekonomi, perdagangan
internasional dilakukan semua negara untuk memenuhikebutuhan rakyatnya.
Negara dapat diibaratkan manusia, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri,
tanpa bantuan orang lain. Begitu juga dengan negara, tidak ada negara
yangbisa bertahan tanpa kerja sama dengan negara lain. Negara yang dahulu
menutup diri dariperdagangan internasional, sekarang sudah membuka pasarnya.
Misalnya, Rusia, China, dan Vietnam.
|
Perdagangan
internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi
salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber
Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru
dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional.(https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional)
|
Perdagangan
internasional juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan
pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk
dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga
berfungsi secarasosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat
pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara.
|
Perdagangan
internasional juga memiliki fungsi sosial. Misalnya, ketika harga bahan
pangan dunia sangat tinggi. Negara-negara penghasil beras berupaya untuk
dapat mengekspornya. Di samping memperoleh keuntungan, ekspor di sini juga
berfungsi secarasosial. Jika krisis pangan dunia terjadi, maka bisa berakibat
pada krisis ekonomi. Akibat berantainya akan melanda ke semua negara.
|
Pada
era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan
seperti ini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara.
Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan
Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat hubungan
sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling
bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka.
|
Pada
era globalisasi ini banyak muncul perusahaan multi nasional. Perusahaan
seperti ini sahamnya dimiliki oleh beberapa orang dari beberapa negara.
Misalnya, saham telkomsel dimiliki oleh beberapa orang dari Indonesia dan
Singapura. Perusahaan multi nasional seperti ini dapat mempererat hubungan
sosial antar bangsa. Di dalamnya banyak orang dari berbagai negara saling
bekerja sama. Maka terjadilah persabatan di antara mereka.
|
Perdagangan
internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara
bisa mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik
juga bisa mempererat hubungan dagang.
|
Perdagangan
internasional juga bermanfaat di bidang politik. Perdagangan antar negara
bisa mempererat hubungan politik antar negara. Sebaliknya, hubungan politik
juga bisa mempererat hubungan dagang.
|
Perdagangan
internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatu
negara nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan
dengan dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan
menjalin hubungan dagang dengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini
harus dengan persetujuan PBB. Hal inidilakukan demi terciptanya keamanan
dunia.
|
Perdagangan
internasional juga berfungsi untuk pertahanan keamanan. Misalnya, suatu negara
nonnuklir mau mengembangkan senjata nuklir. Negara ini dapat ditekan dengan
dikenai sanksi ekonomi. Artinya, negara lain tidak diperbolehkan menjalin
hubungan dagang dengan negara tersebut. Biasanya upaya seperti ini harus
dengan persetujuan PBB. Hal inidilakukan demi terciptanya keamanan dunia.
|
Perdagangan internasional juga terkait dengan pertahanan suatu
negara. Setiap negara tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan
wilayahnya. Padahal, tidak semua negara mampu memproduksi senjata. Maka
diperlukan impor senjata. Untuk mencegah perdagangan barang-barang yang
membahayakan, diperlukan kerjasama internasional. Barang yang membahayakan
tersebut misalnya senjata gelap, obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak
yang membawa penyakit menular, dsb.
|
Perdagangan
internasional juga terkait dengan pertahanan suatu negara. Setiap negara
tentu membutuhkan senjata untuk mempertahankan wilayahnya. Padahal, tidak
semua negara mampu memproduksi senjata. Maka diperlukan impor senjata. Untuk
mencegah perdagangan barang-barang yang membahayakan, diperlukan kerjasama
internasional. Barang yang membahayakan tersebut misalnya senjata gelap,
obat-obatan terlarang, hewan langka, ternak yang membawa penyakit menular,
dsb.
|
Untuk
kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini
dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi
ketika memasuki suatu negara. Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah
pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang tersebut
barang selundupan ataupun barang terlarang atau tidak. Cara yang digunakan
dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen barang, menggunakan
detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing pelacak.
|
Untuk
kepentingan inilah pemerintah semua negara memiliki bea cukai. Instansi ini
dibentuk pemerintah suatu negara untuk memeriksa barang-barang dan bagasi
ketika memasuki suatu negara. Pemeriksaan ini diperlukan untuk melihat apakah
pajaknya telah dibayar. Pemeriksaan juga untuk mengecek barang-barang
tersebut barang selundupan ataupun barang terlarang atau tidak. Cara yang
digunakan dalam pemeriksaan antara lain dengan melihat dokumen barang,
menggunakan detektor barang berbahaya, atau menggunakan anjing pelacak.
|
Menurut
Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri,
perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut
antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang
dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota
barang impor. Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan
budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam
perdagangan.
|
Menurut
Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan di dalam negeri,
perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut
antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang
dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota
barang impor. Selain
itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata
uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.
|
Selain
daripada itu menurut Sadono Sukirno,
manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut; 1) Menjalin
Persahabatan Antar Negara, 2) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi
di negeri sendiri, 3) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi 3) Memperluas
pasar dan menambah keuntungan, 4) Transfer teknologi modern.
|
Menurut
Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
• Menjalin Persahabatan Antar Negara
• Memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi di negeri sendiri
Banyak
faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional,
setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
• Memperoleh keuntungan dari
spesialisasi
Sebab
utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi
suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi
adakalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari
luar negeri.
• Memperluas pasar dan menambah
keuntungan
Terkadang,
para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan
maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal,
dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
• Transfer teknologi modern
Perdagangan
luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
|
4.3.4 Teori Dalam Perdagangan Internasional
|
4.3.4 Teori Dalam Perdagangan Internasional
|
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut : 1) Faktor Alam/ Potensi Alam,
2) Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri, 3) Keinginan
memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara, 4) Adanya perbedaan
kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber
daya ekonomi, 5) Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar
baru untuk menjual produk tersebut, 6) Adanya perbedaan keadaan seperti
sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang
menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi,
7) Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang, 8) Keinginan membuka kerja
sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain, 9) Terjadinya era
globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
|
Banyak
faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di
antaranya sebagai berikut : 1) Faktor Alam/ Potensi Alam, 2) Untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa dalam negeri, 3) Keinginan memperoleh keuntungan
dan meningkatkan pendapatan negara, 4) Adanya perbedaan kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi, 5) Adanya
kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk
tersebut, 6) Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi, 7) Adanya kesamaan selera terhadap
suatu barang, 8) Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan
dari negara lain, 9) Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara
pun di dunia dapat hidup sendiri.
|
Modifikator : Nentan
Beberapa
Teori dalam perdagangan internasional; yaitu
|
Beberapa
Teori dalam perdagangan internasional; yaitu
|
4.3.4.1 Model Adam Smith
|
4.3.4.1 Model Adam Smith
|
Model
Adam Smith ini memfokuskan pada keuntungan mutlak yang menyatakan bahwa suatu
negara akan memperoleh keuntungan mutlak dikarenakan negara tersebut mampu
memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan negara lain.
Menurut teori ini jika harga barang dengan jenis sama tidak memiliki
perbedaan di berbagai negara maka tidak ada alasan untuk melakukan
perdagangan internasional.
|
Yang difokuskan pada model ini adalah keuntungan mutlak yang menyatakan
bahwa suatu negara akan mendapatkan keuntungan mutlak disebabkan biaya
produksi negara tersebut lebih rendah dari negara lain. Menurut teori ini
jika harga barang yang sama tidak mempunyai perbedaan di berbagai negara maka
perdagangan interrnasional tidak perlu dilakukan.
|
4.3.4.2 Model Ricardian
|
4.3.4.2 Model Ricardian
|
Model
ini memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin merupakan konsep paling
penting dalam teori pedagangan internasional. Dalam Sebuah model Ricardian,
negara mengkhususkan dalam memproduksi apa yang mereka paling baik produksi.
Tidak seperti model lainnya, rangka kerja model ini memprediksi dimana negara-negara
akan menjadi spesialis secara penuh dibandingkan memproduksi bermacam barang
komoditas. Juga, model Ricardian tidak secara langsung memasukan faktor
pendukung, seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara.
|
Yang difokuskan pada model ini adalah kelebihan
komparatif dan mungkin dalam teori perdagangan merupakan konsep yang paling
penting. Model ini mengkhususkan negara memproduksi apa yang paling baik.
Tidak seperti model lainnya, model ini memprediksi bahwa negara akan menjadi
spesialis barang tertentu tanpa memproduksi bermacam barang komoditas. Faktor
pendukung seperti jumlah relatif dari buruh dan modal dalam negara juga tidak
secara langsung dimasukkan pada model ini.
|
4.3.4.3 Model Heckscher-Ohlin,
|
|
Model
ini dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar kelebihan
komparatif. Mengesampingkan kompleksitasnya yang jauh lebih rumit model ini
tidak membuktikan prediksi yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari sebuah titik
pandangan teoritis model tersebut tidak memberikan solusi yang elegan dengan
memakai mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional.
Teori ini berpendapat bahwa pola dari perdagangan internasional ditentukan
oleh perbedaan dalam faktor pendukung. Model ini memperkirakan kalau
negara-negara akan mengekspor barang yang membuat penggunaan intensif dari
faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor barang yang akan menggunakan
faktor lokal yang langka secara intensif. Masalah empiris dengan model H-o,
dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wassily
Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk
mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki kecukupan modal dan
sebagainya.
|
Model ini dibuat sebagai alternatif dari model Ricardian dan dasar
kelebihan komparatif. Dengan menyampingkan kompleksitasnya yang lebih rumit
model ini tidak membuktikan perkiraan yang lebih akurat. Bagaimanapun, dari
segi teoritis model ini tidak memberikan solusi yang elegan dengan memakai
mekanisme harga neoklasikal kedalam teori perdagangan internasional. Menurut
teori ini yang menentukan pola perdagangan internasional adalah perbedaan
dalam faktor pendukung.
Model ini memperkirakan kalau negara-negara akan mengekspor barang yang
membuat penggunaan intensif dari faktor pemenuh kebutuhan dan akan mengimpor
barang yang akan menggunakan faktor lokal yang langka secara intensif.
Masalah empiris dengan model H-o, dikenal sebagai Pradoks Leotief, yang dibuka
dalam uji empiris oleh Wassily Leontief yang menemukan bahwa Amerika Serikat
lebih cenderung untuk mengekspor barang buruh intensif dibanding memiliki
kecukupan modal dan sebagainya.
Model ini mempediksi kalau barang yang membuat penggunaan faktor pemenuh
kebutuhan akan di ekspor oleh negara secara intensif dan barang yang
menggunakan faktor lokal yang langka akan di import secara intensif pula. Masalah empiris dengan model H-o,
dikenal dengan Pradoks Leotif, yang dibuka dalam uji empiris oleh Wasily Leontief
yang menemukan bahwa Amerika Serikat lebih cenderung untuk mengekspor barang
buruh intensif daripada mempunyai modal yang cukup dan sebagainya.
|
4.3.4.4 Model Gravitasi
|
4.3.4.4 Model Gravitasi
|
Model gravitasi perdagangan menyajikan sebuah analisis yang lebih
empiris dari pola perdagangan dibanding model yang lebih teoritis
diatas. Dalam Model gravitasi, pada
dasarnya, untuk melakukan perdagangan jarak antar negara dan interaksi antar
negara dalam ukuran ekonomis menjadi penentu. Model ini meniru hukum
gravitasi Newton yang juga memperhitungkan jarak dan ukuran fisik di antara
dua benda. Model ini telah terbukti menjadi kuat secara empiris oleh analisis
ekonometri. Faktor lain seperti tingkat pendapatan, hubungan diplomatik, dan
kebijakan perdagangan juga dimasukkan dalam model ini.
|
Yang disajikan oleh model ini yakni analisis yang lebih empiris dibanding
teoritis dari pola perdagangan. Dalam model ini, yang menjadi penentu untuk
melakukan perdagangan adalah jarak dan interaksi antar negara dalam ukuran
ekonomis. Dengan meniru hukum
gravitasi Newton yang juga menghitung jarak dan ukuran fisik antara dua
benda. Dengan analisis ekonometri model ini terbukti menjadi kuat secara
empiris. Model ini juga memasukkan faktor lain seperti tingkat pendapatan,
hubungan diplomatik, dan kebijakan perdagangan.
|
4.3.5 Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional
|
|
Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral
antara dua negara. Selama berabad-abad dibawah kepercayaan dalam
Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif tinggi dan banyak pembatasan
dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di Britania, ada
kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan ini
mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu
dimana hal tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada
tahun-tahun sejak Perang Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial
seperti GATT dab WTO memberikan usaha untuk membuat regulasi global dalam
perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan tersebut kadang-kadang
berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari perdagangan yang
tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual.
|
Pada umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilateral
antara dua negara. selama berabad-abad
Kebanyakan negara mempunyai tarif yang tinggi dan banyak batasan dalam perdagangan
internasional dibawah kepercayaan memrkantilisme. Pada abad ke-19, terutama
di Britania, terdapat sebuah kepercayaan bahwa perdagangan bebas menjadi yang
terpenting dan pandangan ini mendominasi pemikiran antarnegara bart untuk waktu yang lama dan
hal itu membawa kemunduranbesar bagi Britania. Sejak perak dunia II, usaha
untuk membuat regulasi global dalam perdagangan internasional diberikan oleh
GATT dan WTO dalam perjanjian multilateral kontroversial. kadang-kadang,
dengan klaim perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara
mutual , Kesepakatan perdagangan tersebut berujung pada protes dan
ketidakpuasan.
|
Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian
besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan
proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis
seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa.
Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana
mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia
dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain
(seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas
karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga
keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif, termasuk investasi luar negri
langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain dari biaya
transaksi dihubungkan dengan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
|
Negara
yang ekonominya kuat biasa mendukung perdagangan bebas dengan kuat pulam
walaupun kadang-kadang proteksi selektif tetap mereka lakukan untuk industri
yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh
Amerika Serikat dan Eropa. Perdagangan bebas didukung penuh oleh Belanda dan
Inggris Raya dimana mereka dominan secara ekonomis, untuk saat ini pendukung
terbesar mereka adalah Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang.Karena
telah kuat secara ekonomi banyak negara lain yang menjadi pendukung
perdagangan bebas seperti India, Rusia dan Tiongkok.Ada keinginan untuk
menegosiasi uasaha non tarif, termasuk investasi luar negri langsung,
pembelian, fasilitasi perdagangan ini karena tingkat tarif turun. Bentuk lain
dari biaya transaksi dihubungkan dengan perdagangan pertemuan prosedur cukai.
|
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari
perdagangan bebas dan sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini
telah berubah pada beberapa tahun terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi
agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang, merupakan
penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian internasional
besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan
kebanyakan barang dan jasa lainnya.
|
Biasa nya kepentingan agrikultur dalam koridor,proteksilah yang sering
mendukung perdagangan bebas dan sektor manufaktur. Bagaimanapun, beberapa
tahun terakhir,ini telah berubah.faktanya,khusus di amerika serikat,eropa dan
jepang menjadi penanggung jawab utama lobi agrikultur untuk peraturan
tertentu pada perjanjian internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih
dalam agrikultur dibandingkan
kebanyakan barang dan jasa lainnya.
|
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan
tarif dalam rangka memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh
dunia selama Depresi Besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya
memperdalam depresi tersebut.
|
|
Regulasi dari perdagangan internasional diselesaikan melalui
World Trade Organization pada level global, dan melalui beberapa kesepakatan
regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA antara Amerika Serikat,
Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa antara 27 negara mandiri. Pertemuan Buenos
Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of America
(FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika
Latin. Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment)
juga gagal pada tahun-tahun terakhir.
|
Selama reses seringkali ada tekanan domestik dalam rangka memproteksi
industri dalam negri untuk meningkatkan tarif.hal ini akan terjadi di seluruh
dunia selama depresi besar membuat kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya
memperdalam depresi tersebut.
Melalui Word Trade Organization pada level global, dan beberapa
kesepakatan regional seperti MerCOSUR di amerika serilatan,NAFTA antara
amerika serikat,Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa antara 27 negara mandiri
telah menyelesaikan regulasi dari perdagangan internasional.Pertemuan Buenos Aires
tahun 2005 gagal total karena penolakan dari populasi negara negara Amerika
Latin yang membicarakan tentang pembuatan dari Free Trade Area of
Amerika(FTAA).Kejadian serupa juga di alami
MAI (Multilateral Agreement on
Invesment) yang juga gagal pada tahun tahun terakhir.
|
4.4
Tabungan dan Pembangunan
|
4.4
Tabungan dan Pembangunan
|
Pendekatan pembangunan ekonomi yang menekankan pada pentingnya
proses pembentukan modal mungkin merupakan pendekatan yang paling berpengaruh
dan bertahan lama, karena: pertama, bila dibandingkan dengan
pendekatan-pendekatan lain, pendekatan ini mempunyai landasan teoritis yang
cukup kuat seperti ditunjukkan oleh model Harrod- Domar.
|
Pendekatan pembangunan ekonomi yang menekankan pada pentingnya proses
pembentukan modal mungkin merupakan pendekatan yang paling berpengaruh dan
bertahan lama, karena: pertama, bila dibandingkan dengan
pendekatan-pendekatan lain, pendekatan ini mempunyai landasan teoritis yang
cukup kuat seperti ditunjukkan oleh model Harrod- Domar.
|
Secara singkat, model Harrod-Domar ini menunjukkan hubungan
antara pertumbuhan investasi dengan pendapatan nasional. Pandangan yang
menganggap bahwa pembentukan modal merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi
ini kemudian dikenal sebagai aliran fundamentalisme modal (capital
fundamentalism).
|
Model Harrod-Domar dengan singkat menunjukkan hubungan antara pertumbuhan
investasi dengan pendapatan nasional.pandangan yang menganggap bahwa
pembentukan modal merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi ini kemudian dikenal dengan aliran
fundamentalisme modal (capital fundamentalism).
|
Akhirnya, alasan lain mengapa aliran fundamentalisme modal ini
bisa bertahan adalah karena kerangka kerjanya cukup fleksibel dalam
memasukkan gagasan-gagasan baru dalam ilmu ekonomi yang lahir pada tahun
1960-an, khususnya tentang konsep modal insani (human capital). Dimasukkannya
modal insani ke dalam kerangka kerja ini bukanlah hanya untuk
"pantas-pantasan" saja, sebab jika stok modal insani ini
dibandingkan dengan persediaan modal fisik, maka perbandingan tersebut sangat
besar. Bahkan untuk beberapa negara maju, rasio modal insani terhadap modal
fisik bisa setinggi 1:1. Sebagai contoh, estimasi mutakhir secara kasar
menunjukkan nilai persediaan modal insani di AS pada pertengahan 1970-an sama
besar dengan nilai persediaan modal fisik.
|
Kerangka kerja yang cukup fleksibel dalam memasukkan gagasan baru dalam
ilmu ekonomi yang lahir pada tahun 1960-an , khususnya tentang konsep modal
insani ( human capital) merupakan salah satu alasan aliran fundamentalisme
modal ini tetap bertahan.Dimasukkannya modal insani ke dalam kerangka kerja
ini bukanlah hanya untuk "pantas-pantasan" saja, sebab
perbandingannya sangat besar jika stok modal insani ini dibandingkan dengan
persediaan modal fisik.Rasio modal insani terhadap modal fisik bisa setinggi
1:1 untuk beberapa negara maju. Contohnya, perhitungan akurat, persediaan
modal insani AS secara kasar pada tahun 1970-an sama besar dengan nilai
persediaan modal fisik.
|
Tingginya tingkat pembentukan modal karena melimpahnya tabungan
awal hanya sedikit akan menyumbang pada pertumbuhan ekonomi -penciptaan
lapangan kerja sedikit dan kurang mampu memperbaiki distribusi pendapatan-
bila modal tersebut ditanamkan pada proyek-proyek yang produktivitasnya
rendah. Selain itu, proyek-proyek investasi raksasa yang dibiayai dengan
tabungan asing -betapapun produktifnya- mungkin hanya mempunyai dampak yang
kecil terhadap pertumbuhan ekonomi bila kebijakan-kebijakan negara tuan rumah
sangat lemah dalam menetapkan sistem bagi-hasil yang adil. Dalam Bab 6, ada
beberapa contoh, khususnya sebelum pertengahan 1960-an, tentang keadaan-
keadaan dimana negara-negara tuan rumah, khususnya negara-negara yang kaya
akan sumberdaya alamnya, akhirnya hanya mendapat bagian sangat sedikit dari
proyek-proyek investasi asing.
|
Tingginya tingkat modal karena melimpahnya tabungan awal hanya akan
menyumbang sedikit pada pertumbuhan ekonomi, bila modal ditanamkan pada
proyek-proyek yang produktivitasnya rendah maka penciptaan lapangan kerja
sedikit dan distribusi pendapatan sulit diperbaiki.Selain itu, jika kebijakan-kebijakan
negara tuan rumah sangat lemah dalam menetapkan sistem bagi hasil yang adil,
proyek investasi yang dibiayai dengann tabungan asing seproduktif apapun
mungkin hanya memberikan dampak kecil terhadap pertumbuhan ekonomi.Dalam bab
6, terdapat beberapa contoh, khususnya sebelum pertengahan 1960-an, tentang
negara tuan rumah yang mendapat bagian sangat kecil dari proye-proyek asing,
khususnya negara yang kaya sumberdaya alamnya.
|
Kita tak perlu harus menjadi pengikut aliran fundamentalisme
modal jika hanya ingin memahami betapa pentingnya peranan tabungan dan modal
bagi pertumbuhan ekonomi. Keterkaitan antara tabungan, modal, dan pertumbuhan
ekonomi telah ditunjukkan dengan baik sekali oleh pengalaman-pengalaman
masyarakat-masyarakat industri. Misalnya, sejumlah penelitian telah
mengungkapkan bahwa sekitar setengah dari pertumbuhan pendapatan agregat pada
9 negara maju sejak 1975 disebabkan oleh ekspansi input modal fisik riil.
Banyak studi yang mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat investasi di AS pada tahun
1970-an (sebesar 18 persen dari GNP, terendah di antara semua negara industri
maju) sebagai penyebab pokok -rendahnya pertumbuhan produktivitas- dari
rendahnya tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita negara tersebut sejak
1970, dibandingkan dengan Jepang dan Eropa Barat.
|
Jika
hanya ingin memahami betapa pentingnya peranan tabungan dan modal bagi
pertumbuhan ekonomi, kita tidak harus menjadi pengikut aliran fundamentalisme
modal. Pengalaman-pengalaman masyarakat industri telah menunjukkan keterkaitan antara tabungan, modal dan
pertumbuhan ekonomi. Misalnya, sejumlah penelitian telah mengungkapkan bahwa
sekitar setengah dari pertumbuhan pendapatan agregat pada 9 negara maju sejak
1975 disebabkan oleh ekspansi input modal fisik riil. Contohnya,diungkapkan
sejumlah penelitian bahwa sekitar setengah dari pertumbuhan pendapatan
agregat disebabkan oleh ekspansi input modal fisik riil pada 9 negara maju.
Sejak tahun 1975.Seperti yang diungkapkan banyak studi bahwa dibandingkan
dengan Jepang dan Eropa Barat,rendahnya
tingkat investasi di AS pada tahun
1970-an (sebesar 18 persen dari GNP,
dari semua negara maju adalah yang terendah) sejak tahun 1970. Rendahnya
tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita negara menjadi penyebab utama
rendahnya pertumbuhan produktivitas negara tersebut.
|
Modifikator : Marhamah
Analisis
terhadap kontribusi relatif dari modal terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut
di Negara Sedang Berkembang (NSB) tidak banyak jumlahnya dan mengestimasi
hasil estimasinyapun kurang meyakinkan, karena terbatasnya data yang
tersedia. Namun demikian, bukti yang ada menunjukkan bahwa dampak pembentukan
modal terhadap pertumbuhan ekonomi juga cukup significant di negara- negara
tersebut, khususnya pada tahap-tahap awal pembangungan ekonominya; sementara itu
pada tingkat-tingkat pendapatan yang lebih tinggi, pertumbuhan produktivitas
nampaknya jauh lebih penting ketimbang proses pembentukan modal. Studi-studi
di beberapa negara berpenghasilan menengah seperti Korea Selatan, Filipina,
dan Mexico menunjukkan bahwa pada tahun-tahun terakhir ini pertumbuhan
persediaan modal fisik-sangat berbeda dengan pertumbuhan modal insani- bisa
memberikan kontribusi antara seperempat sampai sepertiga dari pertumbuhan
ekonomi dan sebanyak-banyaknya sebesar setengah di NSB pada umumnya .
Sayangnya, tak satupun dari studi-studi ini yang memasukkan kontribusi modal
insani terhadap pertumbuhan ekonomi -yang hasilnya mungkin akan mengecilkan
peranan pembentukan modal fisik- dan tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi.
|
bukti
yang ada menunjukkan bahwa dampak pembentukan modal terhadap pertumbuhan
ekonomi juga cukup significant di negara- negara tersebut, khususnya pada
tahap-tahap awal pembangungan ekonominya; sementara itu pada tingkat-tingkat
pendapatan yang lebih tinggi, pertumbuhan produktivitas nampaknya jauh lebih
penting ketimbang proses pembentukan modal.pada tahap a seperti Korea
Selatan, Filipina, dan Mexico menunjukkan bahwa pada tahun-tahun terakhir.pada
studi dibeberapa negara yang berenghasilan menengah Sayangnya, tak satupun
dari studi-studi ini yang memasukkan kontribusi modal insani terhadap
pertumbuhan ekonomi -yang hasilnya mungkin akan mengecilkan peranan
pembentukan modal fisik- dan tabungan terhadap pertumbuhan ekonomi
|
Dalam
setiap kasus, akumulasi modal tidak lagi dilihat sebagai obat mujarab bagi
NSB, meskipun jelas bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang mantap dan kuat
dalam jangka panjang hanya bisa terjadi jika masyarakat mampu mempertahankan
proporsi investasi yang cukup besar dari GDPnya. Proporsi ini jarang kurang
dari 15 persen; pada banyak kasus bisa setinggi 25 persen, tergantung
lingkungan di mana akumulasi modal terjadi dan tergantung pada berapa tingkat
pertumbuhan ekonomi yang diinginkan untuk mencapai tujuan pokok masyarakatpertumbuhan
pokok masyarakatpertumbuhan pokok masyarakatpertumbuhan ekonomi yang
diinginkan untuk mencapai tujuan pokok masyarakat.
|
Dalam
setiap kejadian kasus, akumulasi tidak lagi terlihat bagi NSB padahal sudah
jelas dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang mantap dan kuat dalam jangka panjang hanya bisa terjadi jika
masyarakat mampu mempertahankan proporsi investasi yang cukup besar dari
GDPnya.
|
4.5 Migrasi dan Urbanisasi
|
4.5 Migrasi dan Urbanisasi
|
4.5.1 Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi Dan
Urbanisasi
|
4.5.1 Faktor Penyebab Terjadinya Migrasi Dan
Urbanisasi
|
Migrasi
adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu wilayah ke wilayah
lainnya dengan maksud untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi mereka.
Sebagai contohnya pada tahun ke-5 kerasulan, Nabi Muhammad S.A.W dan para
sahabat telah melakukan proses penghijrahan atau migrasi dari Mekah ke
Madinah untuk mempertahankan akidah dan agama Islam.
|
Migrasi
merupakan kejadian perpindahan suatu penduduk dari satu wilayah ke wilayah
yang lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan ekonomi suatu penduduk
tersebut. Di mana contohnya adalah ketika Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah yang bertujuan untuk tetap
teguh dengan ajaran agama Islam.
|
Dalam
banyak kasus, orang bermigrasi untuk mencari sumber-cadangan-makanan yang
baru untuk menghindari kelangkaan makanan yang mungkin terjadi karena
datangnya musim dingin atau karena overpopulasi.
|
Penduduk
yang melakukan migrasi ini bertujuan untuk mendapatkan sumber makanan yang
baru karena mereka menghindari kelengkaan yang kemungkinan akan terjadi pada
saat musim dingin atau karena pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol.
|
Proses
migrasi dalam sebuah negara, jelas menunjukkan bahwa negara tersebut sedang
membangun dengan begitu pesat. Namun
ia bukanlah satu hal yang dapat dibanggakan. Kemasukan pendatang asing memang
diperlukan oleh suatu negara yang
ketika itu dalam proses peralihan ketergantungan ekonomi sektor pertanian
menuju sektor industri dan jasa.
|
Suatu
negara dapat dikatakan terjadi pembangunan yang baik adalah proses migrasi.
Tapi, hal ini bukanlah menjadi sesuatu yang dapat dijadikan prestasi.
Masuknya imigran dari luar negeri diperlukan oleh suatu negara yang mengalami
proses peralihan dari ekonomi sektor pertanian ke sektor industry dan jasa.
|
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi biasanya dilakukan
oleh orang muda usia yang pergi mencari pekerjaan di industry atau perusahaan
yang jauh dari tempat dimana mereka berasal. Urbanisasi adalah masalah yang
cukup serius bagi kita semua.
|
Urbanisasi
merupakan berpindahnya penduduk dari desa ke kota. Proses urbanisasi biasanya
dilakukan oleh penduduk usia 19-30 tahun untuk mencari pekerjaan yang menurut
mereka pekerjaan di kota lebih baik daripada di desa. Urbanisasi ini
merupakan salah satu masalah yang diperhatikan oleh pemerintah suatu negara.
|
Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota
akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi
dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum,
perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah
yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
|
Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota dapat menimbulkan masalah
kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah penduduk kota yang terus meningkat
tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat
penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lainnya. Dan hal ini harus
dicari jalan keluarnya.
|
Secara
rinci faktor penyebab terjadinya Migrasi dan Urbanisasi dapat disebabkan
beberapa faktor sebagai berikut : 1) Faktor ekonomi, Faktor ekonomi merupakan
faktor utama yang penyumbang terbesar terjadinya proses migrasi ini.
Kedudukan ekonomi yang mantap dan kukuh disebuah wilayah menyebabkan
sekaligus membuka peluang seseorang termasuk juga golongan pendatang akan
datang untuk mencari rezeki di negara orang. 2) Taraf ekonomi yang rendah di
wilayah sendiri, bagi negara Malaysia khususnya, kemakmuran ekonomi
seringkali dijadikan alasan untuk menjelaskan mengapa negara ini menarik
perhatian ramai rakyat Indonesia dan Bangladesh untuk bermigrasi. 3) Faktor
sosiobudaya, Sebenarnya faktor sosiobudaya juga memainkan peranan utama
menyebabkan pendatang Indonesia semakin bertambah dari hari ke hari ke negara
Malaysia. Bahkan boleh dikatakan faktor sosiobudaya ini memainkan peranan
yang sama pentingnya dengan faktor ekonomi. 4) Faktor kestabilan politik,
Kestabilan politik disebuah negara memainkan peranan yang penting dan terkait
dengan ekonomi negara dan proses migrasi antarabangsa. Sebuah negara yang
aman dan makmur secara tidak langsung dapat terjadi migrasi penduduk negara
tersebut ke negara lain.
|
Beberapa faktor penyebab
terjadinya migrasi dan urbanisasi adalah sebagai berikut:
1.
Faktor
ekonomi, merupakan faktor utama terjadinya migrasi dan urbanisasi. Ekonomi
yang baik dan sejahtera disuatu wilayah menjadi alasan seseorang untuk
mencari rezeki di wilayah tersebut.
2.
Taraf ekonomi
yang rendah di wilayah sendiri, kemakmuran ekonomi ini yang terkadang
menjadikan rakyat Indonesia dan Bangladesh untuk mencari rezeki di negeri
tetangga, Malaysia.
3.
Faktor Sosio
Budaya, faktor ini juga memiliki peran yang sama pentingnya dengan faktor
ekonomi.
4.
Faktor
kestabilan politik, karena politik dapat mempengaruhi ekonomi suatu negara
dan proses migrasi antarbangsa. Karena negara yang memiliki taraf hidup aman
dan tentram akan membuat seseorang untuk pindah ke negara tersebut agar
hidupnya juga selalu merasa aman.
|
4.5.2 Faktor Pendorong Dan Penarik Migrasi
|
4.5.2 Faktor Pendorong Dan Penarik Migrasi
|
Pada
dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik
(pull factor).
|
Terdapat
dua faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi yaitu faktor
pendorong dan faktor penarik:
|
4.5.2.1 Faktor-faktor pendorong (push factor) antara
lain adalah:
|
4.5.2.1 Faktor-faktor pendorong (push factor) antara
lain adalah:
|
·
Makin
berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung
lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan
bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari
pertanian.
·
Menyempitnya
lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di wilayah
perdesaan yang makin menyempit).
·
Adanya
tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu hak
asasi penduduk di daerah asal.
·
Alasan
pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
·
Bencana alam
seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau
adanya wabah penyakit.
|
1. Lapangan pekerjaan di tempat
asal berkurang.
2. Adanya tekanan-tekanan seperti
politik, agama, suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal
3. Karena pendidikan, pekerjaan,
perkawinan.
4.
Terjadi bencana alam yang mengakibatkan kerusakan parah, seperti tsunami,
gempa bumi, lumpur Lapindo.
|
4.5.2.2 Faktor-faktor penarik (pull factor) antara
lain adalah:
|
4.5.2.2 Faktor-faktor penarik (pull factor) antara
lain adalah:
|
·
Adanya
harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup.
·
Adanya
kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
·
Keadaan
lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan,
sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
·
Adanya
aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan
sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.
|
1. Harapan yang besar diberikan
oleh suatu wilayah yang dapat memperbaiki taraf hidup
2. Perolehan kesempatan pendidikan
yang lebih baik.
3. Lingkungan yang nyaman dan
menyenangkan.
4.
Aktivitas di kota besar yang menjadi daya tarik bagi orang-orang daerah lain
untuk bermukim di kota besar.
|
Proses urbanisasi sangat terkait mobilitas maupun migrasi
penduduk. Ada sedikit perbedaan antara mobilitas dan migrasi penduduk.
Mobilitas penduduk didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati
batas administratif, namun tidak berniat menetap di daerah yang baru.
|
Proses
Urbanisasi sangat terkait mobilitas dan migrasi penduduk. Tetapi diantar
keduanya meiliki perbedaan. Mobilitas penduduk adalah berpindahnya penduduk
yang telah melewati batas administratif, tetapi mereka tidak memiliki niat
untuk menetap di wilayah tersebut.
|
Urbanisasi dan Migrasi Sedangkan migrasi didefinisikan sebagai
perpindahan penduduk yang melewati batas administratif dan sekaligus berniat
menetap di daerah yang baru tersebut. Di dalam pelaksanaan perhitungannya,
data yang ada sampai saat ini baru merupakan data migrasi penduduk dan bukan
data mobilitas penduduk. Di samping itu, data migrasi pun baru mencakup
batasan daerah tingkat I.
|
Sedangkan
migrasi adalah berpindahnya penduduk yang telah melewati batas administratif
dan mereka juga memiliki niat untuk menetap di wilayah tersebut.
|
Dengan demikian, seseorang dikategorikan sebagai migran seumur
hidup jika propinsi tempat tinggal orang tersebut sekarang ini, berbeda
dengan propinsi dimana yang bersangkutan dilahirkan. Selain itu seseorang
dikategorikan sebagai migran risen jika propinsi tempat tinggal sekarang
berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya lima tahun yang lalu.
|
Seseorang
dapat dikatakan sebagai migran seumur hidup jika provinsi yang ditinggalinya
saat ini, berbeda dengan provinsi di mana orang tersebut dilahirkan.
Sedangkan migran risen adalah jika seseorang tinggal di provinsi yang
ditinggali sekarang berbeda dengan provinsi dari tempat tinggalnya lima tahun
yang lalu.
|
Oleh karena itu, pemerintah di samping mengembangkan
kebijaksanaan pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, termasuk di
dalamnya urbanisasi, juga berkewajiban menyempurnakan sistem pencatatan
mobilitas dan migrasi penduduk agar kondisi data yang ada lebih sesuai
kondisi di lapangan. Terutama bila diperlukan untuk perumusan suatu kebijakan
kependudukan.
|
Pemerintah
diwajibkan untuk dapat menyempurnakan sistem pencatatan mobilitas dan migrasi
penduduk agar kondisi data yang ada lebih sesuai kondisi di lapangan. Terutam
apabila dibutuhkan perumusan suatu kebijakan kependudukan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar