Senin, 22 Mei 2017

Beberapa alasan untuk tidak Gengsi dalam Berbisnis

Berikut adalah beberapa alasan untuk tidak Gengsi dalan berbisnis, Pengertian gengsi, macam- macam gengsi, ciri-ciri gengsi, dan contoh dari gengsi dalam dunia bisnis usaha.


GENGSI

DE F I N I S I


Gengsi merupakan penyakit yang menyesakkan dada, membuat hati tertekan, merasa terhimpit, dunia ini terasa sangat sempit, dan gengsi juga merupakan keseganan dan keengganan seseorang berada ditengah sebuah komunitas atau kondisi tertentu yang dikerenakan kemampuan dan kelebihan yang dimiliki oleh seseorang.
Gengsi merupakan seseorang yang bersifat posesif menerima masukan sehingga sulit menerima tausiyyah semakin keras hati dan keras kepala, dan kriteria atau tingkat tertentu yang dimiliki seseorang dalam menentukan pemenuhan kebutuhan dan keinginan dirinya.
            Gengsi merupakan apresiasi diri kira terhadap interaksi orang terhadap kita yang mengandung konotasi negative, sebab gengsi lenih ditentukan oleh diri seorang tersebut (belum tentu dipandang wajar oleh orang lain), dan berbohong terhadap diri sendiri, karena tidak mau mengatakan yang sebenarnya.
            Gengsi adalah bentuk lain dari kufur nikmat. Cinta dunia adalah sumber malapetaka. Semoga kita tergolong orang-orang yang selamat, Gengsi adalah bentuk lain dari kufur nikmat, seolah karunia yang Allah berikan kepada kita tiada berarti. Maa syaa Allah.
            Gengsi merupakan sifat dari diri seseorang yang kurang baik yang memaksakan dirisendiri supaya terpandang hebat dimata orang atau menyembunyikan rasa malu dari dirinya dan orang lain.
Gengsi menurut islam merupakan salah satu penyakit  yang seharusnya tidak dipelihara, karena dapat merusah perilaku dan dapat menyebabkan masalah.
            Gengsi menurut social merupakan sesyatu yang terdapat pada diri sendiri yang terkadang membuat kita berbuat sesuatu yang tidak ingin kita lakukan, kita melakukannya hanyan untuk mendapatkan pengakuan, atau mungkin sebaliknya, membuat kita tidak mau melakukan sesuatu kerena dianggap bisa menurunkan gengsi.
           


MENGAPA KITA HARUS TIDAK GENGSI


Gengsi menurut islam merupakan salah satu penyakit  yang seharusnya tidak dipelihara, karena dapat merusah perilaku dan dapat menyebabkan masalah. Manusia seharus tidak memiliki sifat gengsi karena setiap tindakannya akan menghasilkan akibat buruk dan baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Berikut ini alasan pentingnya seseorang tidak  memiliki sifat gengsi :

1.        Setiap manusia tidak memiliki sifat gengsi jika mau dipandang sebagai manusia karena orang yang memiliki sifat gengsi akan hanya memenuhi bumi kita yang sempit ini. Sifat gengsi berarti melakukan apa yang harus kita tidak lakukan misalkan kita sebagai pelajar, melihat teman kita yang mempunyai handphone baru maka kita juga ingin memiliki handphone baru juga, jika kita melihat teman kita yang membeli motor baru maka kita juga ingin membeli motor baru, maka sifat gengsi tersebut seharusnya tidak dipelihara karena dapat merusak dan menyebabkan masalah. Contohnya adalah rumah sederhana  membuat si ‘ remaja ‘ malu ketika teman-temannya mengetahui keadaan ekonomi keluarganya. Akhirnya iamemilih tinggal dirumah kost yang besar, yang itu tampak bahwa ia punya rumah semewah itu.
2.        Jika kita tidak melakukan sifat gengsi maka kita juga tidak mendapatkan hak kita.jadi sifat gengsi tidak berhubungan erat dengan hak, maka jdilah diri sendiri, tanpa mengikuti sikap dan perilaku  dari orang lain. sebagai contoh jika kita ditanya atau disuruh oleh teman yang berkata seperti ini, “ yahh kamunya tidak gaul, tidak punya motor,” maka kamu tidak perlu mau disuruh seperti itu sama teman dengan hal-hal yang tidak baik.
Berdasarkan pada contoh-contoh ini dapat kita ketahui sifat gengsi itu tidak  untuk dimiliki setiap orang karena dengan seseorang memiliki sifat gengsi akan mengalami kerugian  baik yang berdampak pada dirinya sendiri maupun orang lain sehingga ia tidak akan memperoleh haknya dengan seutuhnya atau ia tidak berhak atas haknya.


JENIS-JENIS ORANG GENGSI


Selain sifat gengsi  kepada diri sendiri, rasa gengsi kita juga terdapat pada keluarga, masyarakat dan negara kita. Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis sifat gengsi  tersebut:

1.    Rasa gengsi terhadap diri sendiri
Rasa gengsi pada diri sendiri itu mulcul karena mereka merasa dirinya tersebut sanggatlah tidak sesuai dengan orang lain. Mereka ingin memiliki harta sama seperti orang lain tersebut, jadi sifat gengsi itu muncul secara langsung dan akan terus melekat pada diri kita.

2.    Rasa gengsi terhadap orang lain
Rasa gengsi terhadap orang lain itu karena apa yang kita miliki tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Berdasarkan pada jenis-jenis ini dapat kita ketahui sifat gengsi itu tidak  untuk dimiliki setiap orang karena dengan seseorang memiliki sifat gengsi akan mengalami kerugian  baik yang berdampak pada dirinya sendiri maupun orang lain sehingga ia tidak akan memperoleh haknya dengan seutuhnya atau ia tidak brhak atas haknya.


BEBERAPA CIRI ORANG YANG GENGSI


Pribadi yang baik merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang. Lantas seperti apakah ciri-ciri orang yang memiliki tidak memiliki rasa gengsi. Ada beberapa ciri-ciri orang yang  gengsi diantaranya:
1.       Mengutamakan penampilan yang rapi, modis, trendy
Orang yang menjaga gengsi akan selalu berupaya mengikuti mode yang sedang ngetrend agar tidak dibilang kuno, kampungan, jadul, kamseupay, katro, ketinggalan jaman,  dan lain sebagainya. Mungkin sebagian besar uangnya habis hanya untuk bisa mengikuti trend baru  yang segar yang selalu berubah-ubah dalam waktu yang relative singkat. Orang yang gengsian sanggat senang menempatkan pujian atau sanjungan dari orang lain.



2.       Suka memakai produk merek terkenal dan mahal
Barang-barang ang bisa dilihat oleh orang lain akan diusahakan untuk memiliki kelas yang tinggi seseuai dengan kemampuannya. Segala sesuatu yang bisa menaikkan level tingkatan penampilannya akan didepan umum akan diusahakan untuk dimiliki. Benda yang umum digunakan orang-orang yang gengsian yaitu seperti gadget mahal (handphone, notebook, ipad, dan lain-lain), pakaian bermerek, aksesoris bermerek, kendaraan mewah, rumah mewah, perhiasan mahal, dan lain-lain.

3.       Tidak bergaul dengan sembarangan orang
Dengan gengsi yang tinggi, seseorang akan enggan bergaul lama-lama dengan orang-orang yang brasal dari kalangan menengah kebawah yang tidak selevel dengannya. Orang yang gengsian akan berupaya mencari teman-teman yang bergengsi yang dapat menjaga atau bahkan meningkatkan kelas pergaulannya. Lebih suka memilih tempat tongkrongan yang berkelas dengan teman-temannya yang berkelas juga tentunya.

4.       Mudah merasa iri pada orang lain
Mungkin ketika melihat oarng-orang yang disekitarnya punya seseuatu yang baru akan muncul rasa iri dan dengki didalam hatinya. Misalnya saja ada tetangga yang beli mobil baru yang mahal harganya, maka orang yang gengsian akan merasa iri karena ingin memiliki juga benda yang sama, atau lebih besar nilainya. Orang semacam ini mungkin susah melihat  orang senang dan senang melihat orang lain susah.

5.       Anti dengan seseuatu yang kumuh
Pada saat bertemu dengan sesuatu yang miskin atau sesuatu yyang kumuh, orang yang gengsi tinggi akan merasa tidak betah berada berlama-lama. Apabila dirinya dilihat orang sedang berhubungan dengan sesuatu yang kumuh, maka akan merasa malu dan tinggi hati. Bisa saja muncul rasa sombong yang menganggap dirinya lebih baik dan lebih mulia dibandingkan dengan orang-orang yang kelasnya lebih rendah darinya.
Jika kita memiliki salah satu di antara lima ciri di atas maka dapat dikatakan bahwa rasa gengsi tersebut terdapat didalam diri kita di dalam diri kita mulai tumbuh. Akan tetapi sangat penting bagi kita untuk tidak terus menumbuhkan dan berusaha untuk tidak meningkatkan rasa gengsi maka dengan sendirinya ciri-ciri yang lainnya akan terlihat  dan tumbuh di dalam kepribadian kita.


BEBERAPA CIRI ORANG YANG TIDAK GENGSI


Pribadi yang baik merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang. Lantas seperti apakah ciri-ciri orang yang memiliki tidak memiliki rasa sifat gengsi. Ada beberapa ciri – ciri orang yang tidak gengsi di antaranya :

1.      Melakukan apa yang ia ucapkan dengan jujur dan tanpa rasa malu.
Seseorang yang tidak gengsi akan mengatakan yang sejujurnya tanpa ada perasaan malu terhadap kehidupannya, seseorang tersebut akan merima dengan setulus hati dan akan bersikap apa adanya dan sederhana.

2.      Komunikatif, dalam bekerja.

3.      Memiliki jiwa yang baik dan bersungguh- sungguh.
Seseorang yang memiliki jiwa yang baik adalah salah satu dari sifat yang tidak dimiliki oleh orang yang memiliki sifat yang gengsi, dan bersungguh-sungguh dalam melakukan segala pekerjaan dengan baik dan bekerja keras.

4.      Menjadi seorang yang mudah terpengaruh terhadap lingkungan.
Pada saat seseorang berada didalam sebuah lingkungan yang baik maka akan bersikap dengan baik terhadap lingkungan tersebut dan ia akan memberikan dampak yang beik didalam sebuah lingkungannya.

5.      Berani meminta maaf sekaligus menanggung beban atas kesalahan yang dilakukannya dan tidak menggulangi kembali kesalahan tersebut.
Seseorang yang tidak gengsi akan selalu meminta maaf kepada orang lain meski ia melakukan kesalahan atau tidak dan kesalahan itu tidak akan diulangi kembali karena telah mengakui kesalahannya.

6.      Peduli pada kondisi orang lain, baik itu teman kerja, anggota tim, atasan, bawahan maupun kondisi tempat ia berada.
Ketika dalam kondisi yang sulit seseorang yang tidak gengsi akan peduli kepada orang lain, baik teman, keluarga, rekan kerja, kerabat, tim, anggota, atasan, bawahan, dan akan peduli kepada siapapun juga dimanapun kondisi ia berada.

7.      Rajin menabung untuk kerkehidupan yang cukup dimasa depan.
Seseorang menabung uangnya untuk kehidupannya dimasa yang akan datang, dari pada ia harus menghabiskan semua uang yang telah ia dapat dengan kerja keras dan membuang-buang dengan mengikuti trend yang ada untuk bergengsi-gengsian.

Apresiasi tidak selalu berupa materi, akan tetapi dapat juga berupa ucapan terima kasih secara langsung kepada orang lain.

Jika kita memiliki salah satu di antara delapan ciri di atas maka dapat dikatakan bahwa rasa gengsi tersebut tidak terdapat didalam diri kita di dalam diri kita mulai tumbuh. Akan tetapi sangat penting bagi kita untuk terus menumbuhkan dan berusaha untuk meningkatkan rasa tidak gengsi maka dengan sendirinya ciri-ciri yang lainnya akan terlihat  dan tumbuh di dalam kepribadian kita


BEBERAPA CARA BELAJAR MENJADI ORANG YANG TIDAK GENGSI


Berdasarkan pada uraian di atas, pada kenyataannya, sikap memiliki sifat gengsi dan mencoba untuk tidak gengsi. Maka dengan kita belajar untuk tidak gengsi kita akan membuat hidup kita menjadi lebih baik dan  memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu, untuk sangat penting bagi kita untuk tidak  menumbuhkan sikap gengsi  dalam kepribadian kita. Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk belajar agar tidak gengsi yaitu :

1.    Menyadari kemampuan diri sendiri
Jika kita merasa bahwa kita merasa ragu untuk memberi dalam segala hal, mungkin itu disebabkan oleh diri kita yang selalu mengeluh dan kurang dalam segala hal di dalam melakukan tugas. Atau di dalam pikiran kita timbul rasa bosan terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada kita karena tidak sesuai dengan keinginan kita.

2.    Berhenti membuat alasan untuk mengikuti kehidupan orang lain
Di dalam melakukan sesuatu tentu saja ada sesuatu yang berada di luar kontrol kita. Orang yang tidak bertanggung jawab biasanya akan membuat berbagai alasan terkait dengan berbagai faktor di luar kendalinya yang menjadikannya tidak dapat menyelesaikan suatu tugas.

3.    Mengakui kesalahan yang telah dilakukan
Suatu kewajaran bagi kita jika melakukan sesuatu terjadi kesalahan. Akan tetapi jika kesalahan tersebut terus berulang – ulang bukanlah hal baik bagi kita. Oleh karena itu, kita harus mengevaluasi setiap kesalahan yang telah terjadi. Selain itu, kita tidak perlu untuk mencari alasan dan menutup-nutupi kesalahan tersebut. Orang yang bertanggung jawab adalah apabila ia melakukan kesalahan ia akan mengakui kesalahan tersebut.

4.    Berhenti menyalahkan orang lain
Tahap selanjutnya yang dapat kita lakukan agar menjadi orang yang bertanggung jawab adalah berhenti untuk menyalahkan orang lain. Cobalah untuk mengevaluasi dan memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi daripada menyalahankan orang lain. Karena dengan menyalahkan orang lain akan menimbulkan rasa tidak senang orang lain terhadap kita, dan kemungkinan akan timbul rasa dendam orang terhadap kita. Hidup terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita, akan tetapi sikap kita lah yang lebih penting dalam menyikapi berbagai permasalahan yang terjadi.

5.    Berhenti mengeluh
Mengeluh bukanlah sesuatu yang dapat menyelesaikan suatu persamalahan. Menggeluh tidak akan mampu mengubah keadaan karena tanpa disertai dengan tindakan. Walaupun disertai dengan tindakan, hasil yang diperoleh pun tidak maksimal karena pada saat mengeluh kita akan merasa terpaksa dalam mengerjakan tugas. Daripada mengeluh, lebih baik kita memikirkan berbagai alternatif solusi yang dapat mengatas berbagai masalah yang sedang terjadi.

6.    Belajar disiplin
Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab maka kita harus mampu untuk berlaku disiplin di dalam setiap mengerjakan tugas. Hal ini dilakukan agar setiap pekerjaan yang kita lakukan selesai tepat pada waktunya. Bentuk tanggung jawab terhadap suatu tugas bukan hanya tugas tersebut dikerjakan, akan tetapi ketepatan waktu di dalam menyelesaikannya juga merupakan tanggung jawab.

7.    Belajar berkomitmen
Berkomitmen terhadap sesuatu akan membantu kita belajar bahwa ada hal lain selain diri kita sendiri yang harus dijaga untuk kelangsungan hidup kita. Semua perencanaan yang telah ditetapkan tidak akan membuahkan hasil bila kita tidak memiliki komitmen untuk menyelesaikan atau mengimplementasikannya.

8.    Menjadi orang yang konsisten
Konsisten dalam melakukan sesuatu merupakan hal yang sangat penting karena ini akan menentukan hasil yang akan kita peroleh. Jika kita tidak konsisten dengan suatu pekerjaan maka untuk menyelesaikan suatu pekerjaan menjadi tidak tepat waktu. Konsisten sangat penting karena  dengan konsisten kita akan menjadi fokus terhadap suatu pekerjaan.

9.    Belajar untuk menerima kritik
Terkadang hal yang tersulit bagi kita adalah menerima kritik dari orang lain. Agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kita harus mau menerima kritit dan saran dari orang lain karena dengan sikap yang terbuka kita akan mengetahui kekurangan  dan kelebihan dalam mengerjakan tugas.

10.  Menjadi orang yang dapat dipercaya
Jika di dalam diri merasa bahwa orang lain ragu terhadap kemampuan kita, maka cobalah untuk membuktikannya dengan mengerjakan berbagai tugas dengan penih tanggung jawah dan serius. Sehingga pada akhirnya penilaiannya terhadap kita akan berubah bahwa kita merupakan orang yang mampu untuk menyelesaikan tanggung jawan yang dibebankan kepada kita.

11.  Jadilah orang yang memiliki tujuan
Agar mempunyai arah, maka kita harus menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam menyelesaikan sesuatu. Karena dengan mempunyai tujuan kita akan termotivasi dan memiliki arah untuk menyelesaikan sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Dengan membiasakan diri pada prilaku-prilaku di atas maka lama-kelamaan prilaku-prilaku tersebut akan menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Untuk menjadi orang yang yang tidak gengsi  kita harus memiliki komitmen untuk terus melakukan kebiasaan-kebiasaan baru yang mungkin pada saat pertama kali melakukannya membuat diri kita terpaksa. Akan tetapi, jika kita memiliki komitmen yang tinggi maka kita akan mampu untuk melakukannya.



AKIBAT GENGSI


Rasa gengsi sangat tidak penting untuk dimiliki setiap orang. Karena tidak ada banyak manfaat yang dapat diperoleh karena memiliki sifat ini sebagai mana yang telah duraikan di atas. Jadi, apakah akibat jika seseorang memiliki rasa gengsi atau yang melalaikannya. Berikut ini adalah akibat yang ditimbulkan jika seseorang memiliki sifat gengsi yaitu :

1.       Akan memiliki kesulitan dalam kehidupannya, karena sifat gengsi ini menjadikan seseorang untuk berbuat semaunnya dan tanpa berpikir untuk apa memfaat yang dapat dari perilakunya. Perilaku ini juga sanggat tidak memiliki kebaikan moral yang baik karena sifat ini dapat merusak kepribadian seseorang.

2.       Tidak aka nada orang yang ingin berteman dengan orang yang memiliki sifat gengsi karena mereka hanya memikirkan diri sendiri dan tidak mau berprilaku yang baik kepada orang lain. Dengan demikian, orang lain akan menjauhinya, kerena orang tersebut tidak mau berhubungan langsung dengan orang lain yang tidak se-level dengan  dirinya, dia akan memilih teman- teman yang sepantaran dengan orang yang memiliki sifat gengsi tersebut.

3.       Selain itu, jika mereka kelakukan sifat gengsi tersebut maka dengan sendirinya akan timbul merasa bersalah dan mengecewakan orang lain. Hal ini terjadi karena setiap perbuatan kita tidak semuanya terima oleh orang lain.

Berdasarkan pada berbagai akibat ini, maka penting bagi kita untuk mengintropeksi diri apakah semua perilaku yang kita lakukan  saat ini telah berperilaku dengan baik sesuai dengan peran kita masing-masing. Jika diri kita masih kurang dalam berperilaku atau masih melalaikan atau tidak menumbuhkan rasa gengsi  maka mulailah saat ini untuk memperbaiki diri dengan menjalankan sifat yang baik untuk saat ini ataupun yang akan datang dengan sungguh-sungguh.


CARA MENGHILANGKAN SIFAT GENGSI


Yang namanya gengsi mungkin pernah terjadi dalam diri kita gengsi diakibatkan karena ketidakberdayaan seseorang akan kelemahan dirinya yang tidak mau diketahui oleh orang lain, karena itu seolah-olah menyebabkan harga dirinya akan jatuh, istilahnya malu untuk mengakui kelemahan diri.
ketika kita gengsi dan orang lain tahu kelemahan diri kita, kita seringkali bersembunyi dan seringkali menghindar agar orang lain tidak berpikir bahwa kita seperti yang mereka pikirkan dan bahkan tidak jarang bahwa ketika kita gengsi maka seringkali melempar hal itu justru kepada orang yang tidak bersalah, dan bisa juga terjadi ketika kita dianggap tidak mampu oleh orang lain (padahal memang aslinya tidak mampu) jadi kita berkilah bahwa kita mampu untuk menutupi kelemahan diri.

Tips bagaimana cara agar terlepas dari rasa Gengsi yaitu :
      1.        Jika kita bilang iya katakan iya, dan jika kita bilang tidak ya katakan tidak
2.        Ketika orang lain mengetahui kelemahan diri kita, akui saja walaupun terasa berat di hati, dan ketika kita mengakuinya, coba bandingkan deh perasaan kita dibandingkan kalau kita gengsi
3.        Ketika kita memang tidak mampu untuk mengerjakan hal itu, bilang saja kalau kita saat ini belum bisa mengatasinya, mungkin besok-besok akan mampu mengerjakannya walaupun kita harus belajar terlebih dahulu
4.        Jangan pernah malu untuk mengakui kelemahan diri, menutupi diri, menyangkal diri, karena hal itu tentunya tidak membuat nyaman di hati bukan, apa adanya saja
5.        Jangan pernah sungkan untuk berkata “maaf” ketika kita melakukan kesalahan
6.        Jangan lupa untuk berkata “tolong” ketika kita memerlukan bantuan seseorang
7.       Hargailah diri kita sendiri, mengapa? Karena kalau kita menghargai diri kita sendiri, tentunya kita juga akan menghargai orang lain juga bukan
8.        Dan yang tak kalah pentingnya adalah jangan lupa untuk mengucapkan “terima kasih” ketika kita sudah dibantu oleh orang lain, diberikan sesuatu oleh orang lain, dibuat bahagia oleh orang lain. Karena dengan mengucapkan “terima kasih”, maka tanpa sadar kalau kita sudah mengurangi rasa gengsi kita kepada orang lain loh



KATA BIJAK TENTANG GENGSI


            Gengsi dan kepura puraan hanya menyiksa diri. Jujurlah dengan diri sendiri dan orang lain. ( Mario Teguh ).

            Kebodohan kerena gengsi : saling mencintai tapi berpisah karena tidak mau menjadi yang pertama mengatakan cinta. ( Mario Teguh ).

            Gengsi tidak membuat anda menjadi kaya…… namun jika anda kaya anda akan bergengdi.

            Ketika orang tua telah berbuat salah, maka sebaiknya meminta maaf kepada anak. Buang jauh – jauh rasa gengsinya, karena hal itu bisa berdampak pasa tumbuh kembang anak.

            Gengsi memang mahal, itu sebabnya banyak orang yang menjadi miskin atau tak berpasangan karena membela gengsi.

            Hidup itu murah merk yang bikin mahal itu hidup sederhana, tapi yang bikin rumit adalah rasa gengsi.


            Haruskah sekali lagi gengsi itu berada ditahta yang tertinggi…. Sehingga sapa dan pengakuan rindu dinomorduakan.

KISAH TELADAN


Putri Tukang Becak Lulusan Terbaik Itu Kini Menatap Inggris

Kisah inspiratif kita kali ini datang dari seseorang yang begitu sangat sederhana, namun penuh dengan pelajaran yang amat sangat berharga. Seorang kakek berusia 71 tahun, penjual es Dawet keliling yang tinggal di pinggiran kota Surakarta.
Mungkin udah banyak yang lagi bicarain sosok Raeni. Ia adalah lulusan terbaik Universitas Negeri Semarang jurusan pendidikan Akuntasi Fakultas Ekonomi dengan IPK 3,96. Lantas apa yang membuatnya begitu special? Yang membuatnya special adalah ketika Ia di wisuda, Ia memilih naik becak. Lah kok gitu? Ya karena orang yang mengayuh becaknya itu adalah bapaknya sendiri.
Yup, tak ada gengsi sedikitpun yang ditunjukkan dari raut mukanya. Justru senyum sumringah yang sangat terlihat jelas. Ada rasa bangga yang dimana ditengah segala keterbatasan, Raeni justru membuktikan dirinya menang melawan segala takdir hidup dan keterbatasan yang menerpa hidupnya. Raeni berhasil menaruh gengsi dan statusnya sebagai anak tukang becak dan Ia menciptakan takdirnya sendiri.
Jelas ini menjadi sebuah kisah inspiratif bagi masyarakat Indonesia yang kebanyakan termakan oleh gengsi. Malu akan status ayah atau ibunya yang bukan seorang “berada” atau gengsi karena gak bisa beli baju baru, gengsi karena hp nya belom pakai yang layar sentuh, gengsi karena gak bisa hang out ke mall atau liburan ke luar negeri dan jutaan gengsi-gengsi lainnya. Ingat, di setiap gengsi maka akan ada harga lebih yang harus dibayar.
Tidak ada yang salah apabila memang kita mau menuruti gengsi kita, hanya saja jangan pernah mengeluh apabila itu terasa berat dan makin membuat hidup kita menjadi lebih lelah.
Sekarang, apa yang di dapat oleh Raeni? Hari ini (Jumat, 13 Juni 2014), Raeni berada di Jakarta dan Ia bertemu langsung dengan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama “sang tukang becak”. Jelas inilah hadiah setimpal bagi mereka yang tidak termakan gengsi dalam hidupnya.
Tidak hanya sampai disitu, Reani akan berangkat ke Inggris karena Ia mendapatkan beasiswa dari Presiden untuk melanjutkan studi S2 nya di Inggris. Pernah bermimpi kah Reani akan mendapatkan hal ini? Mungkin tidak pernah! Mungkin Ia hanya bermimpi, bagaimana cara membahagiakan bapaknya yang berjuang untuknya dan kini semuanya terjawab dan terbayar sudah. Selamat Raeni, kisah hidupmu sungguh menginspirasi!
Subhanallah, betapa akan sangat membahagiakan mempunyai ayah, ataupun suami yang bisa menjadi tauladan seperti beliau. Beliau sangat setia kepada keluarga dan setia kepada tanggung jawab pekerjaannya.Keluguan dan kesederhanaan serta keikhlasan yang sangat apa adanya memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Semoga Allah selalu menjaga beliau, sebagai balasan kuatnya penjagaan amanah beliau atas kebahagiaan keluarganya


TAK CUKUP DENGAN GENGSI


KM Wadupa’a: Hidup seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Ada suka dan ada juga duka. Hal itu merupakan bumbu yang mesti bisa disikapi secara bijaksana. Beberapa penggalan kalimat bijak tersebut merupakan moto hidup Abdul Hamid (25), kru Kampung Media Wadupa’a. Berikut catatan Fachrunnas.
Pria tegap dari tiga bersaudara ini memiliki prinsip hidup untuk meraih kesuksesan tak boleh cengeng, sombong, gampang menyerah serta puas dengan hasil yang diraih hari kemarin. Hal tersebut  setidaknya membuatnya tegar dengan kenyataan hidup bahwa untuk meraih kesuksesan tak cukup dengan gengsi. Sejak tamat SMA tahun 2009 lalu, ia menjadi kepala keluarga setelah bapak kandungnya meninggal.
Hari-hari bungsu dari tiga bersaudara ini setelah tamat SMA tak langsung indah seperti para pemuda lain. Hampir setiap hari ia melaut, kadang ikut menangkap ikan bersama nelayan jala atau bagang hingga laut Tambora dan Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Bila   tak melaut, Hamid  menjadi buruh bangunan bersama pemuda lain, kadang menjadi pengepul besi. Hampir tak ada waktu lowong yang ia buang percuma, berlalu tanpa makna.
Sejak bapaknya meninggal, secara otomatis ia memikul tanggungjawab menafkahi ibu dan dua orang saudara perempuannya. “Kalau dulu hampir selama satu tahun saya selalu di laut, kadang kalau lagi cuaca tak bersahabat, saya kerja bantu-bantu jadi kuli, kadang bantu tetangga cari kayu bakar. Saya pikir setidaknya tidak membuang waktu secara percuma,” katanya.
Meskipun memikul beban berat sebagai kepala keluarga, Hamid selalu bersyukur karena dianugerahi kesehatan. Kendati bergelut dengan aktivitas yang berat, kesehatannya selalu terjaga. Ia merasa beruntung karena pamannya yang sejak awal merupakan nelayan sudi menampungnya ikut melaut. Sebelum pensiun dan meninggal, bapaknya memang pernah menjabat Kepala Seksi di Kantor Kecamatan Donggo. Namun gaji pensiun bapaknya yang Rp1,2 juta tak sepenuhnya mencukupi kebutuhan keluaraganya, apalagi memiliki pinjaman di bank, sehingga ia pun terpaksa menunda kuliah tahun 2008 lalu.
“Tahun 2009 baru berani saya mendaftar kuliah di STKIP Taman Siswa Bima. Syukur ada gaji pensiun almarhum bapak, walaupun kadang harus pergi bagang,” katanya.
Dari hasil ia melaut dibantu gaji pensiun bapaknya, dua saudara perempuan Hamid menuntaskan kuliah di STKIP Bima. Kini kakak sulungnya juga bekerja membantu mencari nafkah, meskipun hingga kini masih berstatus guru sukarela pada salahsatu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Soromandi, sedangkan saudara perempuannya yang lain menikah dengan pria asal Kota Bima, setelah menuntaskan kuliah.
Di sela kesibukannya mencari nafkah untuk keluarganya terkadang ia meluangkan waktu untuk menekuni hobinya main bola sehingga hampir di seluruh desa di Kecamatan Soromandi, Hamid dikenal piwai bermain bola. Beberapakali ia pernah dibayar untuk membela klub sepakbola Kecamatan lain seperti Monta. Darah sebagai pesepak bola mengalir turun temurun dalam keluarganya. Saat muda, pamannya juga seorang pemain sepak bola. “Beberapakali saya disewa klub sepakbola kecamatan lain. Saya main bersama ipar, kebetulan dia mantan pemain Persebi,” ujarnya.
Saat memasuki kuliah semester atas, pria campuran Wera-Penatoi Kota Bima ini mencoba aktif dalam sejumlah organisasi dan media komunitas. Kebetulan saat itu sering diajak tetangganya yang kebetulan wartawan. “Dari bergaul dengan abang yang wartawan, kemampuan saya berkomunikasi seperti mengembangkan isu, materi wawancara hingga menulis berita mulai berkembang,” ujarnya.
Hamid bersyukur dengan menjadi jurnalis meskipun masih sebatas media komunitas, rasa percaya dirinya terus berkembang. Tahun 2012 lalu ia bersama tetangganya membentuk komunitas Kampung Media Wadupa’a kemudian Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kecamatan Soromandi.
Hal yang paling ia banggakan saat komunitas jurnalisme warga yang baru seumur jagung itu berhasil terplih sebagai Duta Informasi Provinsi NTB. Beberapakali ia tercatat mengikuti beberapa pelatihan dan diksusi grup (Focus Discusion Group) mulai dari tentang lingkungan, pelayanan publik, keterbukaan informasi. Ketertarikannya terhadap komunitas juga membuatnya ikut memerjuangkan keterbukaan informasi publik di Kecamatan Soromandi.
Beberapakali Hamid keliling sejumlah desa untuk menjaring aspirasi masyarakat berkaitan dengan pengaduan publik. Ia juga menjalin komunikasi dengan sejumlah Kepala Desa, menyarankan solusi terbaik untuk masyarakat. Maka tak heran dari kegiatan itu, beberapa masyarakat tak segan menyampaikan unek-unek dan keluhan melalui posko dan nomor pengaduan publik yang ia buka bersama rekannya.
“Ternyata dekat dengan masyarakat, mendengarkan keluhan mereka juga asyik. Kita bisa tahu dan mendengarkan keluhan mereka, meskipun tak lantas kita bisa membantunya. Kita hanya mengarahkan bagaimana solusinya,” ujarnya.
Selain aktif dalam komunitas jurnalisme warga, Hamid juga aktif dalam Forum Komunikasi Pemuda Pesisir (FKPP) Bima.  Berkat kepeduliannya terhadap lingkungan dan masalah pesisir, ia bersama sejumlah rekannya dalam forum tersebut diberikan kepercayaan oleh sejumlah lembaga nasional melaksanakan diskusi dan pelatihan. Tahun 2013, Hamid bersama rekannya menggelar pelatihan menulis bagi siswa SMA. Seluruh anggaran merupakan patungan dia bersama teman-temannya.
Kendati belum memiliki pekerjaan tetap, ia berharap bisa bermanfaat menularkan pengetahuan yang bermanfaat kepada remaja dan pemuda lain sehingga semangat dalam menatap masa depan yang lebih baik. “Prinsip saya dan teman-teman yang tergabung dalam komunitas, bagaimana kita itu bisa bermanfaat bagi orang lain. Jika satu kebaikan ditularkan kepada 10 orang akan terbentuk ratusan kebaikan dan seterusnya, ribuan hingga jutaan orang yang mau menularkan kebaikan,” katanya.
Berkat kesabaran dan kegigihannya bekerja, tahun 2013 lalu ia juga diberikan kepercayaan untuk membantu tugas penyelenggara Pemilu. Ia dingkat sebagai staf Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kecamatan Soromandi sejak Pemilu legislatif hingga Pilpres Tahun 2014, beberapa bulan lalu. Meskipun selama ini sibuk kuliah dan aktif dalam sejumlah organisasi di luar kampus, Hamid cukup terlatih mengerjakan beberapa tugas administrasi, termasuk yang berhubungan dengan komputer. “Alhamdulilah dari hasil kerja itu saya bisa menutupi kebutuhan keluarga. Seluruh uang gaji saya berikan kepada mama saya, demikian juga dari kegiatan-kegiatan saya yang lain setiap hari,” ungkapnya.
Setelah masa tugas Panwaslu tuntas, Hamid tetap berupaya bertanggunjawab sebagai kepala keluarga. Saat ini dia sedang membangun jejaring dengan sejumlah rekan dan mahasiswa setip kampus, mendirikan media online. Selain itu, sejak beberapa pekan lalu, ia menjual sosis dan naget di depan sejumlah sekolah di Kota Bima. Ide menjual sosis itu muncul setelah disemangati Kartono, pria asal Lombok yang pernah dia profilin dalam tulisannya.
Setiap hari dia mesti bangun subuh, menyiapkan rombong dan peralatan memasak. Hamid tak malu dengan cibiran tetangga dan teman-temannya yang melihatnya bekerja serabutan, baginya yang terpenting bisa meraih penghasilan yang halal. Sikapnya yang bersahabat yang kadang-kadang kocak menghibur membuat puluhan siswa langgannya selalu menanti ia berjualan.
Dari hasil jualan sosis dan naget berbahan dasar ikan itu setiap hari ia mendapatkan keuntungan bersih antara Rp200ribu hingga Rp300 ribu. Beberapa relasinya di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) salut,  tertarik membimbing dan membantu sejumlah peralatan pengolahan.
Hamid tak mengetahui sampai kapan harus memikul beban, namun terpenting baginya bagaimana bisa menafkahi keluarganya dari rizky yang halal. “Saya yakin setiap kegiatan positif selalu menghasilkan kebaikan dan setiap kebaikan akan menghasilkan kebaikan yang berlipat-lipat, asal kita mau berusaha dan nggak putus asa. Karena hidup tak bisa hanya dengan gengsi. Buat apa kelihatan sempurna di depan, tapi isi dalamnya kosong,” katanya.


TOKOH INSPIRATIF ULAMA JUALAN BENSIN


            Muhammadiyah pernah memiliki ketua umum luar biasa secara integritas moralnya. Namanya A.R.Fachruddin ( kini almarhum ). Ulama yang biasa dipanggil pak AR ini sanggat jujur dan memiliki kepribadian yang zuhud.
            Suatu ketika Ia datang ke Malang, A. Malik Fadjar (mantan mendiknas ) yang kala itu menjabat sebagai rektor Universitas muhammadiyah Malang menyalami uang pak AR sekian juta, uang itu diterima, namun beberapi hari berselang datang surat berisi kwitansi pembayaran dengan stempel panti asuhan anak yatim. Ternyata uang sekian juta dari pak Malik Fadjar itu oleh pak AR diterima bukan untuk dinikmati secara pribadi, tetapi disumbangkan kepada panti asuha anak yatim, sedangkan kwitansi pembayarannya yang dialamatkan langsung kepada si pembari ( Malik Fadjar ).
            Pak AR memang merupakan profil ulama yang sederhana dan hudipnya pun apa adannya. Sebagai ketua umum PP Muhammadiyah sebenarnya Ia bisa “ menjual “ posisinya untuk mengeruk uang dengan hasil dalih, atau posisinya yang bergengsi itu bisa bargaining position demi meraih jabatan politik. Namun Ia bukan tipe orang aji mumpung, pak AR tampaknya meresapi betul pesan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, kiai Ahmad Dahlan berpesan : hidup- hidupilah Muhammadiyah, tapi jangan cari penghidupan atau kehidupan dari Muhammadiyah.
            Karena itu pak AR lebih suka memberi teladan sederhana, menjauhkan sikap tinggi hati dan gengsi, lihat saja kehidupan sehari-harinya, didepan rumahnya Ia berjualan bensin ( harap dicatat, jualan bensin disini bukan SPBU ( pom bensin ) seperti keluarga Megawati yang memiliki nilai milyaran rupiah, atau seperti anggota dewan, dan kiai yang sering diplesetkan tongkatnya bisa muncrat bensin karena memiliki banyak pom bensin dumana-mana. Pak AR jualan bensin dalam pengertian eceran sesungguhnya seperti umumnya rakyat kecil dipinggir jalan.
            Di Muhammadiyah, di Nu juha ada seorang kiai yang tak kalah nylenehnya, kiai yang enggan dipublikasikan ini dikenal sebagai kiai rohani, bukan sebagai kiai syariah. Ia tak mau menghakimi orang lain dengan dalil agama. Apalagi mencekal kreatifitas kehidupan agama, hidupnya sanggat bersahaya, namun jiwanya sanggat luar biasa kaya. Ia diyakini memiliki keistimewaan kasraf, weruh  sa’durungi winarah. Maka dapat dipahami jika para pejabat berlomba ingin sowan kerumah kiai unik ini. Namun jangan dikira mudah untuk menemuinya,karena setinggi apapun jabatannya jika kiai ini tidak berkenan, ia pulang dengan hampa.
            Yang lebih menabjubkan lagi ialah, ia banyak sekali membiayai studi anak-anak muda NU sampai lulus sarjana. Konon, telah banyak sekali sarjana berkat pertolongan biaya dari kiai ini yang juga unik, ia juga sering mentranferkanuang kepada anak muda NU ynag lagi kesulitan ekonomi. Entah bagaimana caranya, ia kok bisa mengetahiu kesulitan orang padahal anak itu tak minta dan tinggal jauh di kota Jakarta.
            Tiba-tiba kiai ini mentranfer uang tanpa sepengetahuan anak tersebut, tercatat beberapa anak muda Nu yang sering menerima transfer uang dari kiai eksentrik ini. Jiwa social kiai ini memang patut diteladani, meski ia punya banyak kekayaan tetapi ia tak ingin menimbunn untuk kesenangan pribadi, ia tampaknya bertekan menjadikan kehidupannya sebagai hadits Nabi Muhammad SAW yaitu : yadul ulya( tangan diatas,pemberi ), bukan yadussufla ( penerima atau penedah ).
           

MAHASISWA INI TIDAK PERNAH GENGSI JUALAN ROTI


Fokuscilacap.com, Kesugihan – Kesan sebagai Mahasiswa, tidak terlihat di raut wajah Gito, seorang mahasiswa yang super nekat untuk kuliah di kampus Universitas Al Ghojali (Unugha) Kesugihan, Cilacap. Berbagai upaya di tempuhnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun uang kuliah yang tiap semester harus di bayarkannya.
Berjualan Roti, sebenarnya bukan pekerjaan yang ia lakoni pertama kalinya, sekitar satu setengah tahun ia telah berada di kampus itu. Gito merupakan seorang mahasiswa Unugha Fakultas Matematika dan Komputer (Mikom) program Study Matematika ini, selalu penuh senyum dan optimis meski kulahnya harus dengan berjualan roti.
Kehadiran Gito di kampus Unugha juga, bagaikan pahlawan kesehatan. Sebab kehadirannya dengan membawa beberapa bungkus roti bisa mengganjal perut bagi mahasiswa yang datang pagi ke kampus. Gito juga menceritakan ketika pertama masuk kuliah di Unugha tahun 2014 lalu, Gito sama sekali tidak memiliki uang untuk berkuliah.
Namun dengan keterbatasan itulah membuatnya melakukan berbagai cara untu mendapatkan biaya kuliah. “Lalu saat saya ingin kuliah tidak ada biaya sama sekali, lalu saya berfikir bagaimana caranya untuk mendapatkan uang untuk kuliah. Salah satu cara saya waktu itu dengan menjual roti,” tutur Eko kepada Halloapakabar.com di Kampus Unugha, Kesugihan, Cilacap, Rabu (23/3)
Namun biaya bukanlah masalah utama untuk kuliah tetapi yang utama ia pikirkan saat itu yakni izin dari kedua orang tua tercinta. Ia mengenang setahun silam ketika hendak kuliah tetapi kedua orang tuanya tidak mengizinkan. “Sebenarnya biaya bukan kendala utama bagi saya saat itu, tetapi yang paling mengganggu pikiranku saat itu karna orang tua tidak mengizinkan kuliah karena mereka tidak punya biaya,” kenangnya.
Untuk mendapatkan restu kuliah ketika itu, Gito membutuhkan waktu sebulan untuk meluluhkan hati kedua orang tuanya. Sebenarnya sang orang tua bukannya tak mengizinkan tetapi karena kendala biaya. Namun Gito berhasil meyakinkan, sehingga membuat kesepakatan dengan orang tua yakni hanya biaya awal yang ditanggung. “Ya waktu itu buat kesepakatan, biaya awal ditanggung, biaya selanjutnya harus cari sendiri.” Singkatnya.
Mahasiswa yang mengaku hobby bermain musik itu membeberkan pengalamnanya saat berjualan selama kuliah. Ia rela melakukan apapun yang halal untuk tetap melanjutkan studinya. Gito tidak terlihat sedikitpun didalam dirinya rasa gengsi. “Kuliah sambil bekerja? Kenapa tidak. Sudah banyak contoh mahasiswa yang menjalani kuliah sambil bekerja yang nantinya menambah income, sehingga mengurangi beban orang tua, jelasnya.“Roti ini saya tidak bikin sendiri. Tapi saya beli ke suatu tempat di daerah Banyumas, yang kemudian selanjutnya saya jual kembali dengan mengambil keuntungan,” tutur Gito. Gito menyampaikan usaha berjualannya ini baru ia lakukan pada awal ketika masuk semester dua. “Tiap hari saya membawa sekitar 50 – 70 roti dengan harga harga jual Rp 1000 perbiji,” ungkap Gito.
Tiap dua kali dalam satu minggu ia pergi ke Banyumas dengan perjalanan panjang yang memakan waktu 3 jam dan menghabiskan biaya transportasi umum sekitar 30 ribu untuk sekali waktu perjalanan bolak – balik dengan angkutan. Sedangkan Keuntungan keseluruhan tak sebanding lurus dengan keringatnya.
Karena dari hasil penjualannya di kampus dan tempat lain yang ia titipi berkisar antara Rp 30.000 – 40.000 ribu perhari. Berjualanpun tak selamanya berjalan manis, karena suatu waktu saat ia pernah mengambil roti di Banyumas dengan menggunakan motornya, Gito hampir kecelakaan saat itu karena muatan roti yang ia bawa terlalu banyak sehingga oleng karna mengganggu keseimbangan saat berkendara.
Tapi untungnya roti yang dibawa Gito berakhir selamat sampai rumah. Meski demikian, Gito juga mengeluhkan kewalahannya ketika menghadapi musim penghujan, kekhawatiran besar saat nantinya hujan akan membuat roti dagangannya basar dan gagal di jual. Walau demikian, Gito juga menyelipkan harapannya untuk teman–teman mahasiswa. “Pergunakan masa kuliah dengan sebaik – baiknya dan jangan pernah untuk menyianyiakan kesempatan apapun yang kamu temui,” imbuhnya.


 KH SAIFUDDIN ZUHRI, PALAWAN TANPA TANDA JASA

Bangsa Indonesia memiliki hutang budi kepada KH Saifuddin Zuhri. Bersama para pahlawan pejuang kemerdekaan, santri kelahiran1 Oktober 1919 di Sokaraja Tengah, Banyumas, itu menumpahkan seluruh kekuatan untuk kemerdekaan bangsa ini seperti yang kita rasakan saat ini. Namun perjuangan dan kiprahnya kurang -untuk tidak mengatakan tidak- dihargai, sekalipun hanya sekadar memberikan gelar pahlawan. Beliau pahlawan tanpa tanda jasa.
Pada 2013 lalu, sejumlah tokoh Indonesia mengusulkan Prof KH Saifuddin Zuhri ditetapkannya gelar pahlawan nasional kepada Kementerian Sosial Republik Indonesia sebagai penghargaan atas dedikasi dan perjuangan dalam merebut dan mempertahankan NKRI. Namun usulan tersebut kurang mendapat respon hingga saat ini, sekalipun menterinya telah diganti kader Nahdlatul Ulama.
KH Saifuddin Zuhri memang tidak mengharapkan apalagi butuh gelar pahlawan nasional. Mantan Sekjen PBNU itu mengabdi bukan untuk menaikkan gengsi dengan memperoleh gelar pahlawan. Kiai yang tutup usia pada 25 Februari 1986 itu berjuang mengusir penjajah sebagai pengamalan ajaran agama untuk mempertahankan tanah air tercinta (hubbul wathan minal iman). Namun generasi bangsa jangan sampai melupakan -lebih tepatnya tidak tahu- sejarah bangsanya sendiri. Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata Proklamator dan Presiden RI Soekarno.
Mungkin tak banyak yang tahu kiprah perjuangan KH Saifuddin Zuhri karena memang tak terungkap dalam buku pelajaran sejarah di bangku sekolah. Jabatan sebagai Ketua Ansor Daerah Jawa Tengah Selatan dan Majelis Konsul NU Jawa Tengah, serta komandan Hizbullah Kedu, KH saifuddin Zuhri melakukan perlawanan untuk mengusir Belanda yang ingin kembali mencaplok NKRI yang baru seumur jagung (hlm. 52).
Perlawanan KH Saifuddin Zuhri oleh Belanda dianggap ancaman eksistensinya sehingga ditetapkan sebagai buron sejak tanggal 21 Desember 1948. Bersama dengan anak istrinya yang sedang hamil tua menyusuri tebing yang curam dan licin selama sebulan dengan melewati lebih dari 22 desa sebagai tempat berlindung dari Belanda (hlm. 52-53).
Setelah berhasil mengusir penjajah dan kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, kiprah KH Saifuddin Zuhri untuk bangsa Indonesia bukan lantas selesai, tapi babak awal untuk mengabdi secara lebih leluasa dan luas. Mantan Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu turut mengisi kemerdekaan dengan berkiprah di DPR RI hingga jabatan menteri pada era Presiden Soekarno.
Banyak terobosan baru yang dilakukan menteri agama kesepuluh itu semasa menjabat dan hingga jabatan tersebut saat ini diganti putranya, Lukman Hakim Saifuddin, masih dilestarikan. Al-Qur’an dan terjemahnya terbitan Kementerian Agama adalah prakarsa KH Saifuddin Zuhri saat menjadi Menteri Agama (hlm. 105).
KH Saifuddin Zuhri juga menginisiasi pendidikan agama di kalangan militer, kepolisian, dan lembaga pemasyarakatan (LP). Rintisan usaha ini nampaknya  sampai saat ini masih dilakukan oleh Kementerian Agama RI (hlm. 71).
Di perguruan tinggi, Profesor Luar Biasa IAIN Sunan Kalijaga tersebut mengembangkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di sembilan provinsi di Indonesia yang masing-masing memiliki cabang di kota/kabupaten (hlm. 63).
Buku KH. Saifuddin Zuhri Mutiara dari Pesantren penting dibaca untuk mengetahui seberapa besar hutang negeri ini kepada beliau, sekaligus mengais inspirasi dari sosok multitalenta itu. Karena hampir seluruh isinya, kecuali bab terakhir, memaparkan perjuangan dan kiprah mantan Pemimpin Umum/Redaksi Duta Masyarakat itu. Namun penulis tidak memaksudkan buku tersebut sebagai buku biografi dan bagian dari pengusulan gelar pahlawan.
Pada hakikatnya, isi buku setebal 152 halaman itu tidak ada sesuatu yang baru selain menganalisis pemikiran pendidikan KH. Saifuddin Zuhri pada bab terakhir (hlm. 79-124), itu pun banyak mengutip dari buku karya beliau, di antaranya yaitu Guruku Orang-orang dari Pesantren (LKiS, 2012) dan Berangkat dari Pesantren (LKiS, 2013). Tapi karena jangan sekali-kali melupakan sejarah, buku terbitan Pustaka Compass itu tetap harus dibaca sebagai jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Data Buku:
Judul: KH. Saifuddin Zuhri Mutiara dari Pesantren
Penulis: Rohani Shidiq
Penerbit: Pustaka Compass
Terbitan: Pertama, April 2015
Tebal: XXII+152 halaman
ISBN: 978-602-14673-7-4
Peresensi: M Kamil Akhyari,
kader muda Nahdlatul Ulama. Sarjana Institut Ilmu Keislaman Anuuqayah (Instika), Sumenep



KEHIDUPAN SEORANG MAHASISWA YANG MENGINSPIRASI


            Serambi Minang.com, Cukup sulit untuk saat ini untuk menemukan seorang mahasiswa yang mau menunjukan siapa jati diri dan keluarganya yang sebenarnya. Kehidupan yang semakin “ hedon “ sehingga memaksa para mahasiswa untuk menutupi kehidupan mereka yang sebenarnya agar dapat bergaul dengan kalangan tertentu atau dengan pihak-pihak tertentu agar bergaya hidup mewah.
            Namu berbeda dengan seorang mahasiswi Universitas Andalas berikut ini, melalui sebuah akun facebook milik Khairil Anwar, difoto serang seorang mahasiswi yang setia diboncengi oleh ayahnya menaiki becak disaat hiruk pikik makasiswa yang gengsi kala tidak memiliki motor atau mobil untuk menuju kampusnya. Calon intelektual dengan bangga diboncekgi oleh orang tuanya dengan bentor bersela banyak rekan mahasiswa bersepeda motor dan bermobil mewah pulang dari kegiatan bakti “ tulis Khairil Anwar, jumat ( 07/08/15 ) dalam statusnya sebagaimana yang di kutip serambimalang.com.
            Baca Irwan Prayitno,sosok sederhana dan Gubernur dengan 137 penghargaan, foto mahasiswi ini jelas mengispirasikan banyak orang salah satu orang yang berkomentar diakun kilkik Kairil Anwar dengan akun fecabook dengan nama Satya Gayatri, menaruh simpati dengan mahasiswi tersebut yang tidak gengsi dengan kondisinya tersebut.
            “ Lai nda gengsi anak tu yu, karena anak kini banyak yang gengsi ( anak tersebut tidak gengsi ya. Karena anak sekarang banyak yang gengsi. “  tulis Satya Gayatri. Semogga hai ini menjadi banyak inspirasi bagi banyak pihak dan memenuhi kebutuhan “ hedon “ yang lebih merusak masa depan.


KISAH SOPIR TAKSI LULUSAN JERMAN YANG MEMBER PELAJARAN BAHWA TAK PERLU GENGSI BERJUANG UNTUK HIDUP
           
            Seorang supir taksi ini bernama Peter Yan yang beberapa hari ini menjadi perbincangan di media sosial, yang berpropesi sebagai supir taksi ini memang memiliki pengalaman hidup yang layak untuk dijadikan sebagai pelajaran, di usianya sekarang yang sudah menginjak usia 58 tahun ini, Peter Yan yang lulusan S2 teknik sipil di Jerman, kini dengan ikhlas menjalani propesinya sebagai supir taksi.
            Bermula dari seorang penumpang yang kaget ketika Peter Yang menjawab telepon dengan menggunakan bahasa Jerman. Postingan itu kemudian menjadi viral dan menjadi perbincangan dimedia sosial, media-media mainstream pun tidak ketinggalan memberitakan sosok Peter Yan yang mengejutkan ini. Setelah sepuluh tahun Peter Yang tinggal di Jerman, kemudian pulang ke Indonesia dan mengerjakan banyak proyek pembangunan.
            Awal mulanya setelah lulus SMA, pria sala NTT ini memutuskan untuk kuliah di Jerman tak ada bayangan apa yang akan dilakukannya. Baginya, saat itu lulus dan diterimakuliah diluar negeri adalah seseuatu yang membanggakan. Selama sepuluh tahun Peter Yang tinggal di Jerman untuk kuliah, menurutnya waktu itu kuliah gratis namun dia harus bekerja untuk memenuhi kehidupannya selama di Jerman. Dia pun menikah dengan gadis Indonesiayang juga berkuliah di Jermandan dikaruniai anak.
            Setelah lulus kuliah, Peter Yanpun kembali ke Indonesia untuk menerapkan ilmu yang telah ditimbanya selama sepuluh tahu di Jerman, dia memulai dengan mempraktikkanilmunya yang  diperolehnya di Jermanyakni dengan membuat desain busway seperti yangdigunakan saat ini, namun sayang, Pemprov DKI Jakarta waktu itu belum tertarik untuk menggunakan desain yang diberikan Peter. Ia punmengaku pernah membuat desai beberapa jalan layang di Jakarta. Peter pun turut membuat desain untuk pembangunan ribuan rumahpaska gempa Aceh pada tahun 2004 silam. Kisah Peter Yan isi telah diangkat  kesejumlah televise dan membuat kagum presenter televise yang mewawancarainya.

TOKOH INSPIRATIF DAN RIWAYATNYA





Dahlan Iskan adalah salah satu putera terbaik Indonesia. Beliau dikenal masyarakat karena keberhasilannya dalam memimpin surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran daerah yang hampir gulung tikar menjadi koran nasional dengan penjualan yang sangat fantastis. Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar.
Dahlan Iskan dilahirkan di Magetan Jawa Timur, tepatnya di desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan, Jawa Timur pada tahun 1951. Dahlan Iskan tidak pernah tahu tepatnya tanggal dan bulan ia dilahirkan, sampai saat ini tanggal yang ia gunakan sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri. Ia menggunakan tanggal 17 Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya karena tanggal itu tepat hari kemerdekaan Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin ia juga ingin tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang tahun 45.

Masa Kecil Dahlan Iskan

Dahlan Iskan adalah anak dari pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati sedangkan adik bungsunys bernama Zainuddin.

Orang tua Dahlan Iskan bukanlah orang kaya, bahkan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Kehidupan telah menempa Dahlan kecil menjadi pribadi yang tangguh. Sering ia dan saudaranya merasa perih di perut karena menahan rasa lapar, ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan berarti harus meminta-minta untuk dikasihani melainkan harus dihadapi dengan bekerja dan berusaha. Ayah Dahlan pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani dengan tepat akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip keluarga Dahlan.

Pada saat kecil Dahlan Iskan hanya memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung adalah baju serba guna bagi dahlan, saat beribadah ia gunakan sarung, saat baju dan celana nya dicuci , ia gunakan sarung sampai pakaiannya kering, saat tidur di malam hari ia gunakan sarung untuk selimut. Ketika sekolah ia tidak mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya puluhan kilometer, sehingga ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki dengan merasakan lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia menyimpan keinginan besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu (cerita ini bisa anda baca di buku “Sepatu Dahlan”).

Kenangan Tentang Ayah dan Ibunya

Tentang ayah dan ibu Dahlan, yang ia ingat tentang orang tuanya adalah bahwa ayah dan ibunya adalah sosok yang bersahaja. Ayah dan ibunya adalah pasangan yang harmonis, walaupun hidup serba kekurangan, ayah dan ibunya hampir tidak pernah bertengkar. Ada cerita menarik tentang orang tua Dahlan. Di dekat rumah Dahlan ada kebun pisang milik keluarganya, saat itu daun pisang sedang lebat-lebatnya. Ibu Dahlan sangat senang melihat daun pisang yang rimbun. Tanpa sepengetahuan istrinya, ayah Dahlan memotong daun pisang itu dan menjualnya ke pasar karena butuh uang, kontan saja saat ibunya mengetahui, ia sangat marah dan terjadilah adu mulut antar keduanya. Itulah satu-satunya pertengkaran yang pernah terjadi diantara orang tua Dahlan.

Suatu saat ibu Dahlan terserang penyakit yang membuat perutnya membesar. Karena orang desa dan tak punya biaya, mereka tak tahu itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan meninggal dunia. Ketika dewasa Dahlan baru tahu bahwa penyakit ibunya itu adalah sejenis kista yang dengan operasi sederhana bisa sembuh. Jika Dahlan mengingat itu, kecewa hatinya. Saat itulah Dahlan bertekad menjadi orang pandai, kaya dan sukses. Agar tidak terjadi lagi hal seperti itu di kehidupannya.

Kenakalan Dahlan Kecil

Sepulang sekolah, Dahlan tak lantas bermain-main. Ia harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit rumput, menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya. Namun hal ini tak lantas membuat Dahlan kecil kehilangan keceriaannya. Ia tetaplah menjadi anak kecil yang periang dan sesekali nakal.

Pernah suatu hari, karena sangat ingin memiliki sepatu, Dahlan membongkar lemari ayahnya guna mencari siapa tahu ayahnya menyimpan sejumlah uang disana. Ia juga pernah mendapatkan nilai merah di raport-nya. Ketika ia telah berhasil memiliki sepatu, ia tetap ‘nyeker’ berjalan ke sekolah dan sepatunya ia ‘tenteng’ agar tetap awet dan tidak rusak.

Kisah kenakalan Dahlan kecil yang lain adalah sewaktu pulang sekolah, ia dan adiknya yang bernama Zainuddin bekerja menggembalakan kambing, “Waktu itu masih SD. Setelah pulang sekolah, kami biasa menggembala domba di pinggir sungai desa,” kata Zainuddin. Sambil menggembala domba, ia dan teman-temannya bermain wayang dari ranting ketela pohon. “Karena keasyikan, enggak tahu ternyata domba-dombanya sudah lewat dan kembali ke kandang di rumah.” Mereka berdua sangat ketakutan sekali jika dimarahin bapaknya, namun mereka akhirnya lega karena jumlah domba yang kembali lengkap 30 ekor.

Pengalaman kenakalan Dahlan waktu kecil yang lain adalah saat adu menunggang kerbau dan Dahlan terjatuh dari kerbaunya yang mengakibatkan mulutnya terluka.

Karir Dahlan Iskan

Sebelum saya mengulas tentang karir Dahlan Iskan, saya akan sedikit mengulas tentang riwayat pendidikan Dahlan Iskan. Dahlan Iskan mulai bersekolah di madrasah yang juga disebut sekolah rakyat (sekarang bernama sekolah dasar). Setelah tamat ia melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah setingkat SLTA.

Setamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan sekolahnya di fakultas hukum IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus. Semasa kuliah ia lebih senang mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti Pelajar Islam Indonesia dan menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa ketimbang mengikuti kuliah. Karena keasyikannya itu ia jadi tidak meneruskan kuliahnya.

Kemudian Dahlan Iskan hijrah ke Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia numpang di rumah kakak tertuanya. Disana ia menjadi reporter sebuah surat kabar lokal. Tulisan Dahlan banyak yang meminatinya.

Pada Tahun 1976, Dahlan kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu terjadi musibah yang bersejarah yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan menulis tentang musibah tersebut dengan sepenuh hati dan meletakkannya di Headline News Tempo. Tak disangka hasilnya sangat luar biasa, dari respon pembaca banyak yang menyukai  gaya Dahlan menulis. Hal inilah yang membuat pimpinan Tempo mengangkat Dahlan sebagai kepala biro Tempo Jatim.

Walau sudah bekerja dan menulis untuk Tempo, diam-diam Dahlan juga menulis untuk koran lain seperti Surabaya Post dan surat kabar mingguan seperti Ekonomi Indonesia sebagai tambahan penghasilan. Hal ini diketahui oleh pimpinan Tempo dan menegur Dahlan.

Dahlan Iskan dan Jawa Pos

Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja.

Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.

Saat itu terdengar kabar bahwa Jawa Pos dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric Samola. Melihat prestasinya yang lumayan dan keinginan Dahlan untuk berbuat lebih, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.

Awalnya koran Jawa Pos bernama Java Post kemudian diganti dengan Djawa Post dan diganti lagi menjadi Jawa Pos. Awalnya media masa Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas. Saat Dahlan Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut karena kalah bersaing. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan tidak berputus asa. Ia mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos.

Ketika itu budaya membaca koran adalah di sore hari. Melihat ini muncullah ide cemerlang Dahlan. Ia memutuskan bahwa Jawa Pos akan diterbitkan dan dibagikan di pagi hari. Ide ini di gulirkan Dahlan agar Jawa Pos seakan-akan bisa memberikan berita lebih cepat dari koran lain.

Namun tidak semua stafnya menyetujui usul Dahlan karena bertentangan dengan kebiasaan masyarakat dalam membaca koran. Sore hari adalah saat santai, orang pulang kerja sembari santai dengan membaca koran. Sedangkan pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk kerja. Mana mungkin ada waktu untuk membaca koran. Bagaimana nanti jika Jawa Pos tidak laku jika diterbitkan pagi hari. Begitulah argumen para stafnya yang tidak setuju dengan usul Dahlan.

Namun Dahlan tidak menyerah, justru inilah kesempatan Jawa Pos. Saat koran lain belum terbit, Jawa Pos mendahului untuk terbit dan dibagikan. Sehingga akan membentuk opini bahwa Jawa Pos lebih cepat meliput berita dan lebih cepat mengetahui berita dibandingkan koran lain. Persoalan kebiasaan membaca koran di sore hari itu pelan-pelan dapat di rubah di pagi hari. Tentunya orang akan lebih senang jika lebih cepat mengetahui apa yang terjadi di masyarakat ketimbang yang terakhir tahu.

Akhirnya Jawa Pos terbit di pagi hari. Awalnya masyarakat kaget ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi dengan sabar Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Dahlan membentuk opini bahwa lebih cepat mengetahui berita yang up to date itu lebih cerdas dan lebih keren. Untuk hal ini Dahlan Iskan bahkan terjun langsung dalam memasarkan koran Jawa Pos.

Pelan-pelan Jawa Pos membiasakan masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Menerbitkan kkoran di pagi hari, Jawa Pos hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit sore hari. Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987 Jawa Pos berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik 20 kali lipat dari omset ditahun pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar. Dari surat kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan menjadikan Jawa Pos menjadi surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinan Dahlan berhasil merubah kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi pagi hari.

Melihat keberhasilan Jawa Pos, koran lain yang awalnya terbit sore juga ikut-ikutan ter bit pagi karena takut kehilangan pasar.

Di tahun 1993 saat usianya mencapai 42 tahun, Dahlan mengundurkan diri menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos karena ia ingin memberikan kesempatan pada orang yang lebih muda untuk berkarya.

Dahlan Iskan akhirnya fokus mengembangkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran saja, Jawa Pos kemudian juga membuat majalah dan juga surat kabar daerah lain. Jaringan ini terkenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah jaringan media terbesar di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar, tabloid dan majalah serta memiliki 40 percetakan  yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tahun 1997 Dahlan Iskan membangun gedung pencakar langit yang terkenal di Surabaya dengan nama Graha Pena. Gedung ini menjadi pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan juga membangun gedung serupa di Jakarta mengingat Jakarta adalah ibukota Indonesia dan untuk lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.

Dahlan juga melirik media elektronik dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yaitu JTV dan SBO, Batam yaitu Batam TV, di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV di Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung dan di kota-kota lainnya yang mencapai 34 stasiun televisi lokal.

“Jangan meletakkan semua telur di keranjang yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate dan hotel.

Selain itu Dahlan Iskan juga memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu direktur pembangkit listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kelak mengapa Dahlan ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN.

Fangbian Iskan Corporindo (FIC)

Pada awal tahun 2009, Dahlan Iskan juga menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Beliau membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan Surabaya - Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik mencapai 4.300 kilometer. Proyek ini di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan Dahlan Iskan yang menjadi Komisarisnya.



Dahlan Menjadi Dirut PLN

Kesuksesan Dahlan Iskan dalam mengembangkan Jawa Pos Group sangat terkenal dimana-mana. Setiap saat media cetak dan elektronik meliput keberhasilan raja media asal Jawa Timur ini sampai-sampai Presiden SBY pun tahu kecemerlangan Dahlan Iskan dalam memimpin JPNN. Waktu itu di Jakarta sedang musimnya mati lampu. Banyak masyarakat yang mengeluh alat elektroniknya rusak gara-gara byar-pet ini. Fahmi Mochtar yang menjadi Dirut PLN saat itu banyak menuai kritikan. Akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan keputusan untuk mengangkat Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN menggantikan Fahmi Mochtar.

Banyak pihak yang tidak setuju dan meragukan hal itu. Bahkan tak segan pihak yang kontra mencibir dengan mengatakan “ Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak lulus kuliah bisa memimpin PLN. Jangan samakan PLN dengan Jawa Pos.” Menanggapi hal itu Dahlan Iskan dengan santainya menjawab “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan SMA jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang dianggap paling pintar. Lalu, masuk fakultas teknik elektro ITB, yang juga terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang hebat. Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di negeri ini” “ Ya. Yang dibutuhkan sekarang adalah manusia bodoh seperti saya”.

Hari pertama Dahlan bekerja di PLN, ia langsung membuat gebrakan antara lain :

         Bebas byar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan

         Gerakan sehari sejuta sambungan

         Pencabutan capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih adil dan dapat menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.

Selain program diatas. Dahlan Iskan juga membangun sejumlah besar proyek untuk PLN seperti membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Di tahun sebelum kepemimpinan Dahlan, PLN hanya berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.

Fakta unik Dahlan Iskan saat menjadi Dirut atau CEO PLN adalah sebagai berikut :

         Setiap tanggal 17 di setiap bulan yang biasanya diisi upacara, diganti dengan diskusi antar karyawan dan atasan.

         Dahlan Iskan juga membuat “CEO Note” sering juga disebut CEO Note Dahlan Iskan yaitu catatan yang dapat menjembatani atasan dan bawahan. CEO Note Dahlan Iskan ini selalu diakhiri dengan kata-kata motivasi untuk lebih maju dan sukses.

         Dahlan Iskan lebih memilih mengendarai mobil pribadinya sendiri daripada memakai mobil dinas.

         Dahlan Iskan tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN dan tidak menempati rumah dinas.


Benar saja, dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan yang full visi dan memiliki etos kerja yang tinggi, PLN memiliki banyak kemajuan. Seperti tidak byar-pet lagi dan pelayanannya lebih profesional.


Dahlan Iskan menjabat menjadi Direktur Utama PLN hanya dua tahun karena pada tanggal 19 Oktober 2011, Presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit.


Sebenarnya Dahlan sangat berat meninggalkan PLN, karena banyak programnya yang belum rampung dan visi yang ia bangun untuk mereformasi PLN masih sedikit yang terwujud mengingat masa jabatannya yang masih seumur jagung 2 tahun. Namun apa dikata, ternyata kemampuannya dalam memimpin dianggap lebih tinggi dari pada hanya memimpin PLN.


Dahlan Menjadi Menteri BUMN


Saat diangkat menjadi Menteri BUMN, ada satu pertanyaan yang dialamatkan ke Dahlan, kurang lebih pertanyaannya seperti ini “BUMN adalah lembaga yang sering menjadi sasaran empuk korupsi, bagaimana menurut anda?” Menanggapi pertanyaan seperti itu, Dahlan tersenyum sambil menjawab “ Menurut pengamatan saya, di lembaga ini ada 10% orang yang jujur dan ada 10% orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang yang jujur maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur maka yang 80% juga ikut yang tidak jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi kembali lagi ke pemimpinnya” Wow excellent. Jawaban yang sangat cerdas.


Semenjak menjadi menteri BUMN, Dahlan Iskan melakukan beberapa gerakan. Salah satunya adalah membersihkan BUMN dari korupsi. Langkah awalnya adalah dengan memberi kriteria khusus dalam mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki integritas yang tinggi. Syarat yang lain adalah memiliki antusias untuk maju.


Dahlan tidak menyebut pandai sebagai syaratnya karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu integritas yang baik, kenapa bukan kepintaran karena saya yakin semua orang sudah pintar, yang kedua adalah harus mempunyai antusias keinginan maju, banyak orang integritas tinggi tapi tidak punya antusias. Tapi ada juga antusias tidak integritas dia kaya kuda liar," jelas Dahlan.


Dahlan Iskan Cangkok Hati


Mungkin banyak yang sudah tahu jika Pak Dahlan Iskan pernah terjangkit virus Hepatitis B. Sebenarnya Dahlan Iskan tidak menyadari jika ia sedang terkena penyakit hepatitis B, tahu-tahu muntah darah. Dahlan mengakui sebelum ini ia sering hidup seenaknya,  waktu kecil ia sering minum air sungai mentah yang tak tahu bagaimana tingkat higienisitasnya, kemudian ia juga suka makan di satu wadah sama-sama. Saat bekerja pun ia sering lupa waktu untuk istirahat. Apalagi saudaranya yaitu ibu, paman dan kakak kandungnya yang meninggal di usia muda yaitu berumur 30-34 tahun juga mengalami gejala yang sama yaitu muntah darah.

Berikut kronologisnya Dahlan Iskan sampai harus menjalani cangkok hati atau transplatasi hati yang dikutip dari wawancara Dahlan di Kick Andy.

Bermula setelah melakukan perjalanan bisnis yang begitu panjang. Mulai dari China hingga Ambon, Dahlan Iskan mengalami muntah darah ketika tiba di rumahnya, Surabaya. Setelah melakukan pengecekan kepada seorang dokter, ternyata liver atau hatinya telah sirosis. Selain itu, hati yang telah rusak juga telah dipenuhi kanker.

“Dokter bilang umur saya tinggal enam bulan. Paling lama dua tahun,” kata Pimpinan Jawa Pos Group ini. Dokter pun langsung menyarankan melakukan tindakan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu transplantasi. Tindakan ini jelas saja penuh risiko. Apalagi sebelumnya seorang tokoh, Nurcholish Madjid gagal setelah melakukan transplantasi. Cak Nur meningal dunia ketika dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura.

Akhirnya dengan penuh pertimbangan, Dahlan Iskan memilih sebuah rumah sakit di Tianjin, China untuk melakukan transplantasi. Bersama tim kecil, yaitu Nafsiah Sabri, istrinya, Robert Lai, sahabatnya dan saudara angkatnya di China menunggu donor hati. Tim kecil ini tinggal di China sampai mendapat donor hati untuk di cangkokan ke dalam tubuh Dahlan Iskan selama enam bulan.

Kisah Dahlan Iskan ini sangat menarik untuk diangkat di Kick Andy. Terutama bagaimana detik-detik menjelang operasi menunggu donor hati yang tak kunjung datang. Juga bagaimana perjuangan seorang sahabat Dahlan Iskan, Robert Lai yang begitu gigih menjaga, merawat dan membersihkan kamar perawatan. Salah satu kegagalan pasien transplantasi adalah pasca operasi. Hal ini juga diungkapkan Prof Sulaiman Phd, seorang ahli liver dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. “Transplantasinya sebenarnya tidak berbahaya. Tapi justru virus sesudah operasilah yang sangat mematikan.” ujar dokter yang pernah merawat almarhum Nurcholish Madjid ini.

Dengan berhasilnya transplantasi hati Dahlan Iskan, ternyata tidak hanya melegakan keluarganya saja. Keluarga Nurcholish Madjid juga merasa bersyukur. Waktu itu banyak orang berpendapat, Cak Nur meninggal dunia karena dimurkai Allah makanya mukanya hitam. Ternyata yang terjadi tidaklah demikian. Orang yang menderita sirosis hati pasti mukanya hitam. Begitu juga Dahlan Iskan. Namun setelah transplantasi mukanya kembali bersinar. “ Kalau muka menjadi hitam, itu karena kotoran ikut beredar melalui aliran darah karena hati yang telah rusak,” kata Dahlan Iskan, yang mengaku berasal dari keluarga miskin.

Kini Dahlan Iskan mempunyai dua “Mercy”. Satu Mercy adalah salah satu mobil Mercy seri 500 seharga Rp 3 miliar. Mercy yang lain adalah lambang mercy di perutnya, bekas operasi transplantasi hati yang harganya konon lebih dari harga mobil itu.

Dahlan Iskan Dan Nafsiah Sabri

“Dibalik keberhasilan seorang pria pastilah ada peran wanita hebat yang mendukungnya sepenuh hati”. Pepatah diatas pantaslah disematkan pada Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri.

Nafsiah Sabri adalah wanita yang dipilih Dahlan untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya. Nafsiah adalah wanita yang sholehah, pengertian, sabar, humoris, ceria dan mandiri. Hal itulah yang membuat Dahlan jatuh hati padanya.

Awal pertemuan mereka adalah saat sama-sama mengisi ceramah agama di sebuah radio di semarang. Saat itu Dahlan belum menyatakan isi hatinya. Ia hanya berani menawarkan boncengan sepeda angin untuk Nafsiah saat akan berangkat siaran radio.

"Dulu saya hanya punya sepeda dan berangkat boncengan. Saya lihat sepertinya Ia bisa menjadi ibu yang hebat," ucap Dahlan mengenang saat masa pedekate dengan Nafsiah Sabri.

Pada tahun 1975, Dahlan Iskan yang ketika itu berusia 25 tahun dan Nafsiah Sabri yang berumur 22 tahun akhirnya menikah.

Nafsiah Sabri adalah istri yang benar-benar mencintainya sepenuh hati, penurut dan tidak banyak menuntut. Hal ini tercermin dari Nafsiah yang mau dijadikan istrinya walaupun Dahlan belum menjadi apa-apa. Saat itu Dahlan Iskan hanyalah reporter lepas, DO dari kuliah dan tidak punya penghasilan tetap serta belum punya rumah.

"Bahkan kehidupan sehari-hari lebih banyak dibantu dari gaji istri saya yang menjadi guru SD waktu itu. Ketika lahir anak pertama mereka, Azrul Ananda kita bisa menyewa rumah yang ada kamarnya meski di gang sempit," jelasnya.

Dari pernikahan Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri, mereka telah dikaruniai dua orang anak yaitu Azrul Ananda dan Isna Fitriana. Walau hidup mereka saat itu serba kekurangan namun Nafsiah tetap setia dan mencintai Dahlan. Mulai dari Dahlanhanya seorang reporter lepas sampai saat Dahlan menjadi menteri BUMN, Nafsiah selalu menemaninya bahkan saat Dahlan ditransplatasi hati, Nafsiah jugalah yang mempersiapkan segala kebutuhannya.

Sebagai seorang istri, Nafsiah 100% mendukung karir suaminya. Saat Dahlan Iskan harus turun ke jalan menjual e-toll card, Nafsiah juga ikut membantu suaminya berpanas-panasan menjajakan e-toll card.

Nafsiah sangat mahir memasak. Dahlan Iskan sangat menyukai masakan istrinya bahkan ia sering membanggakan dan menawarkan masakan istrinya itu ke wartawan dan stafnya untuk ikut mencicipi. Saat Dahlan pulang dari chek up kesehatan di Singapura, Dahlan langsung pulang kerumah dan bersama stafnya menikmati masakan istri tercintanya, Nafsiah Sabri.

Mobil Listrik Dahlan Iskan

Setelah lolos dari maut karena penyakit sirosis-nya, Dahlan Iskan seakan menemukan hidupnya yang baru. Beliau jadi benar-benar menghargai waktu ekstra yang diberikan Alloh kepadanya. Apa yang beliau kerjakan sepenuhnya didedikasikan untuk kebaikan banyak orang. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.” Itulah prinsip Dahlan Iskan. Saat ia menjadi Dirut PLN, ia berprestasi sebaik-baiknya. Begitu pula saat menjadi Menteri BUMN, Dahlan ingin mengabdi dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pengabdiannya pada negeri Indonesia dan bentuk pengabdiannya pada masyarakat adalah dengan memfasilitasi dan mendukung produksi mobil nasional. Dahlan Iskan memang bukan orang pertama yang mendukung mobil nasional, sebelum nya ada Jokowi dengan mobil SMK dan saat era Soeharto juga ada Timor mobil.

Dahlan berpendapat bahwa Indonesia adalah negara besar dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, sayang sekali jika hanya menjadi konsumen termasuk mobil. Tetapi jika Indonesia ngotot memproduksi mobil bensin maka pasti Indonesia sudah kalah pasar dengan Jepang dan Korea. Akhirnya dipilihlah mobil listrik yang belum seramai mobil bensin. Mobil listrik dipilih sebagai mobil yang akan didukung Dahlan Iskan sebagai mobil nasional karena pesaingnya belum ketat, ramah lingkungan dan jika diproduksi secara masal (apalagi produksinya di Indonesia) akan lebih murah harganya dari mobil bensin yang harus impor.

Mobil listrik Dahlan yang pertama adalah Tuxuci. Tuxuci adalah sejenis mobil sport. Tuxuci ini dibuat oleh Danet Suryatama adalah salah satu Diaspora Indonesia (orang Indonesia yang tinggal di luar negeri tapi telah kembali alias ‘pulang kampung’) yang pernah berkarir dibidang otomotif dan sangat cemerlang dibawah bendera Chrysler dan Mitsubishi. Tim yang membuat mobil listrik ini dinamai “Putra Petir”.

Tuxuci bisa menempuh jarak 400km atau 4 jam dengan baterai terisi penuh, untuk mengisi baterai sampai penuh butuh waktu 6 jam. Tuxuci memiliki kecepatan maximum 193km/jam dan jarak jelajah 200 mil atau 321,8km untuk sekali charge. Tuxuci dibandrol dengan harga 3 miliar.

Namun sayang saat uji coba dari Solo menuju Surabaya,, Tuxuci mengalami rem blong dan menabrak tebing di Magetan. Body Tuxuci mengalami rusak parah dan untungnya Dahlan Iskan yang mengemudikannya selamat dan tak terluka sedikit pun.

Walau begitu Dahlan Iskan tak patah semangat. Ia tetap melanjutkan proyek mobil listriknya. Bersama dengan “Putra Petir” yaitu komunitas yang membantu Dahlan membuat mobil listrik, Dahlan Iskan membuat mobil listrik kedua yang bernama “Selo” yang dalam bahasa Jawa berarti batu. Mobil kedua ini masih berupa mobil sport. Bedanya “Selo” tidak memakai gearbox agar lebih hemat beda dengan Tuxuci yang memakai gearbox. Jika mobil Tuxuci dirancang oleh Danet Suryatama maka mobil kedua dirancang oleh Ricky Elson. “Selo” ditawarkan dengan harga 1,5 miliar namun bisa menjadi 300 jutaan jika diproduksi massal. Rencananya “Selo” akan dipamerkan di ajang KTT Asean di Bali bulan Oktober 2013.

Itulah Biografi Dahlan Iskan mulai dari kecil hingga sekarang. Penulis merangkumnya dari berbagai sumber.



BONG CHANDRA

Bong Chandra (lahir di Jakarta, 25 Oktober 1987; umur 28 tahun) adalah seorang pebisnis, pembicara, dan juga motivator populer asal Indonesia. Pada tahun 2010, ia mendapatkan gelar "motivator termuda se-Asia", yakni ketika berusia 23 tahun. Dia sering mengadakan acara seminar motivasi di berbagai kota, khususnya di Indonesia. Dia juga menulis buku motivasi berjudul Unlimited Wealth. Dia mengaku sengaja tidak menyelesaikan kuliahnya untuk memfokuskan diri sebagai pembicara dan motivator.

Riwayat

Kesuksesan ini tak diraih dengan mudah. Bong harus menempa dirinya dengan kerja keras. Saat usianya menginjak 18 tahun, Bong memilih berjibaku membangun bisnis ketimbang bersenang-senang seperti remaja seusianya. Kerja keras Bong dimulai sejak krisis ekonomi 1998. Bencana itu membuat bisnis ayahnya, Aditya, terempas. Pabrik kuenya terancam gulung tikar. “Rumah sampai nyaris dijual,” katanya saat ditemui di salah satu tempat usahanya, Free Car Wash Serpong, Tangerang Selatan, Kamis lalu.
Bong, yang kala itu berusia 11 tahun, berempati atas terpuruknya ekonomi keluarga. Kebutuhan sekolah diusahakan sendiri. Contohnya ia lebih memilih kertas bekas dan memfotokopi buku pelajaran milik temannya ketimbang membeli baru. Beberapa alat tulis juga dibuatnya sendiri. “Saya menggunakan karet (gelang) untuk penghapus,” tuturnya.
Bong kecil juga menjual sisa potongan kue di pabrik ayahnya ke sekolah. Semula ia gengsi. Apalagi dia minder karena penyakit asma, yang membuat tubuhnya ringkih, sehingga kerap dicemooh oleh rekannya. Namun motivasi dia bertahan hidup lebih besar. Bong malah makin giat mengembangkan usaha. “Saya menjual parfum dan VCD (cakram padat).”
Saat masuk SMA, ia bersama seorang temannya nekat berbelanja pakaian ke Bandung meski tak punya duit. “Modalnya kepercayaan,” katanya. Pagi hari mereka berangkat, sore kembali ke Jakarta dengan membawa setumpuk baju yang siap dijual. Bong membuka lapaknya di Senayan dan Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan. Ia juga menjual pakaian seragam kepada rekan dan adik kelasnya.
Bong sadar motivasi perlu dipertahankan karena cemoohan berpotensi mengendurkan semangatnya. Apalagi rekannya kerap menyindir Bong. “Seumuran kita harusnya bersenang-senang,” ujar Bong menirukan rekannya. Tapi ia berkukuh. Beruntung, orang tuanya rajin memberi nasihat. Bong pun gemar membaca buku motivator dunia, seperti Donald Trump. “Keinginan sukses makin besar,” katanya. Kegemaran ini memudahkannya memotivasi diri. Ia pun mulai menasihati temannya yang patah semangat.
Ia makin yakin akan kualitas bakatnya memotivasi orang. Bersama lima rekannya, Bong membuat event organizer untuk pelatihan motivasi. Sasarannya orang-orang dekat. “Saya diminta beberapa rekan satu jemaat di gereja,” ujarnya. Bong awalnya memotivasi para karyawan pemasaran. Selama dua tahun pertama, ia hanya memungut biaya operasional. “Ini investasi saya,” katanya. Apalagi tujuan bisnis ini tidak untuk mencari uang. “Saya memperluas pertemanan,” katanya.
Tak sulit bagi alumnus SMA Kalam Kudus Jakarta ini mendapatkan teman dari 90 ribu peserta pelatihannya, yang kebanyakan pelaku bisnis. “Kalau teman kita sukses, kita akan kecipratan sukses,” katanya. Keyakinan Bong yang kerap mengisi pelatihan di kalangan pebisnis properti ini benar. Ia mulai diajak sesama pembicara saat memberikan pelatihan di Real Estate Jawa Timur.
Awalnya Bong diminta mencarikan investor pembangunan properti seluas 5,1 hektare di Ciledug, Tangerang. Meski gagal, rekannya tak kecewa. Ia justru diminta bergabung menjalankan bisnis ini. Akhirnya Bong dan dua temannya menjalankan perusahaan properti senilai Rp 180 miliar sejak Januari lalu. “Ini modal networking,” katanya.
Keberuntungannya terus bergulir. Pelan-pelan banyak tawaran mengajaknya berbisnis bersama. Selain properti, Bong mendirikan bisnis pencucian mobil. Usaha ini dibangun di Buah Batu, Bandung, dan Serpong. Kini ia menjalankan tiga usaha dengan karyawan mencapai 100 orang. Menjadi pembicara motivasi membuat Bong memutuskan berhenti kuliah di Jurusan Desain Grafis Universitas Bina Nusantara. Setelah tidak kuliah, satu-satunya pilihan Bong adalah menjadi motivator yang sukses.
Meski dia sudah berbicara di hadapan 15 ribu orang per tahun, mulai mahasiswa, ibu rumah tangga, dosen, ahli hukum, dokter, pengusaha, hingga CEO, Bong menyebut dirinya sebagai pribadi yang tertutup. “Saya tidak mudah akrab,” katanya. Bong juga mengenali dirinya sebagai orang yang lambat bertindak. “Saya menuntut sempurna jadi kerap lama berpikir.”


PENGUSAHA STOP GENGSI GENGSIAN


Siapa sih yag tak mengiginkan bisnisnya sukses da terus melesat? Namun ada beberapa faktor penghalang yang menyebabkan bisnis tidak bisa berkembang. Salah satunya adalah sifat malu dan gengsi melakukan beberapa hal, pengusaha stop gengsi-gengsian, kalua mau sukses sebaiknya segera lakukan hal berikut ini :

Pertama, jangan gengsi turun kepasar dan buatlah pola promosi yang efektif. Di sinilah diperlukan ketelitian dan kesepakatan. Pembacaan keadaan pasar yang tepat sanggat dibutuhkan untuk dapat melahirkan sebuah promosi yang efektif. Tentu saja promosi yang efektif ini hanya akan bisa dicapai jika kita rajin turun kepasar mengadakan survei dan mengikuti perkembangan keadaan pasar dengan seksama.

Kedua, jangan gengsi mengontak teman-teman lama, coba lihat friendlist Anda di Facebook, catatan nomor telepon kawan lama, dan kartu nama yang sudah Anda simpan hingga berdebu, bisa jadi merekalah prospek cerah untuk bisnis Anda

Ketiga, jangan gengsi memerima kritik, selalu mengganggap kritikan sebagai hal positif untuk perkembangan bisnis baru, apalagi menggunakan metode out of box dalam penawarannya pasti akan mengundang banyak kontroversi. Mulai dari kagum dengan ide cerdas yang dilahirkan, sampai ada yang menghujat karena dianggap menyalahi pakem. Seorang calon entrepreneur muda yang sukses tidak akan menyerah karena kritikan yang datang, justru mereka akan menggunakan kritikan sebagai perbaikan. Mulailah jeli untuk menyaring kritik positif sebagai alat untuk menyempurnakan langkah dan membuang ke tong sampah kritik yang negative yang hanya akan mematikan langkah, yang larus diasah oleh pebisnis awal adalah kekuatan mental untuk bersaing dengan senior dilapangan, da jangan cepat mundur dari pertarungan bisnis hanya karena ejekan yang menjatuhkan.

Keempat,  jangan gengsi membuat jaringan, perluasan jaringan harus dilakukan dari awal atau, jika tidak perlu, sebelum hard launching dilakukan jaringn sudah terbangun. Bahkan, jauh sebelum soft launching, apapun jenis usaha anda, jangan lupa mempersiapkan jaringan sedini mungkin, jika pasar sudah siap, lebih gampang utuk menawarkan produk, daripada focus pada maintenance produk dan lambat pada pencarian jaringan atau pasar yang dituju.

Setelah jaringan telah Anda kuasai, jangan lupa menjaganya. Anda sudahberada dalam lingkaran persaingan yang bergerak sanggat cepat dan super inovatif, sehingga satu dan lain hal bisa membuat jaringan Anda berpaling hati. Kuncinya selain Anda selalu menjaga jaringan dengan pelayanan yang propesional, Anda bisa menjaga hubunan ssemi formal  dengan apik agar keduanya yaitu propesional dan pertemanan bisa berjalan harmonis. Kalua sudah begitu hubungan bisnis Anda bisa bertahan selamanya.


JANGAN GENGSI MENJADI PETANI KOPI

TAKENGEN |LeuserAntara| Produktivitas kopi yang beragam dari lahan perkebunan petani mengundang komentar Ketua Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG), Mustafa Ali
Menurut Mustafa ada beberapa faktor selain faktor lingkungan untuk meningkatkan produktivitas kopi, diantaranya peran Pemerintah, sektor swasta dan dari petani sendiri, semua pihak tersebut harus harus bersinergi
Namun demikian, Mustafa mengatakan peran dominan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi terletak di tangan petani, caranya bisa dengan saling berbagi ilmu dan tidak gengsi untuk belajar dari pengalaman petani lain
“Sudah umum diketahui, bila ada petani di kawasan yang sama, namun ada yang lebih berhasil dari pada petani lainnya, disinilah perlu ada saling berbagi pengalaman, yang sudah lebih baik berbagi, dan yang masih belum banyaklah bertanya, jadi jangan gengsi jadi petani Kopi,” ujarnya ketika ditemui, Kamis (17/03/16)
Lalu Mustafa mencontohkan ada petani perempuan berstatus janda di Blang Mancung Kecamatan Ketol yang punya lahan setengah hektar, tapi dalam setahun mampu menghasilkan lebih dari satu ton kopi. Lalu ada seorang Pria petani tetangganya punya lahan satu hektar, namun tidak mampu menghasilkan satu ton kopi pertahun
Padahal, kata Mustafa dalam keadaan normal, satu hektar lahan dapat menghasilkan satu hingga tiga ton pertahun. Contoh diatas menurutnya menunjukkan bahwa produktivitas kopi tergantung dari kemauan petani sendiri
“Jadi sekali lagi, nggak perlu gengsi jadi petani kopi, bertanyalah kepada yang lebih berhasil, terus belajar dari pengalaman, sehingga produktifitas dapat lebih meningkat,” katanya
Kabupaten Aceh Tengah saat ini merupakan produsen kopi arabika terbesar di Indonesia dengan luasan tanam mencapai 48 ribu hektar dan produksi pertahun rata-rata 35 ribu Ton, mayoritas untuk kebutuhan ekspor
Kopi Arabica Gayo sudah diekspor lebih ke 17 negara dengan tujuan ekspor terbesar Amerika Serikat.(003)

 


KISAH INSPIRATIF PERNDIRI BLUE BIRD GROUP

                                       
Semua warga Jakarta pasti mengenal Taksi Blue Bird, namun tahukah jika pendirinya adalah seorang wanita? Ya, Pendiri Taksi Blue Bird adalah bernama Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono yang dilahirkan di Malang pada 17 Oktober 1921. Berasal dari keluarga berada, namun pada usia 5 tahun keluarganya bangkrut. Kehidupan berubah drastis. Banyak hal yang mencirikan kesederhanaan hidup Bu Mutiara semasa kecil. Di saat yang sulit itu Bu Mutiara berusaha merengkuh bahagia, diantaranya banyak membaca kisah-kisah inspiratif yang diperoleh dengan meminjam. Salah satu kisah legendaris yang selalu menghiburnya adalah "Kisah Burung Biru" atau "The Bird Happiness". Kisah tersebut dilahap berkali-kali dan selalu membakar semangatnya, penabur inspirasi dan pemacu cita-citanya.

            Bu Mutiara berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kemudian Bu Mutiara bertemu dengan Djokosoetono, dosen yang mengajarnya, yang juga pendiri serta Guberbur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Laki-laki itulah yang menikahinya selagi kuliah. Hingga dikaruniai 3 anak yaitu Chandra Suharto, Mintarsih Lestiani, dan Purnomo Prawiro. Setelah menikah, Bu Mutiara bersama keluarga melewatkan kehidupan yang sangat sederhana. Untuk menambah penghasilan keluarga, Bu Mutiara berjualan batik door to door. Tak ada gengsi, tak ada malu, tak ada rasa takut direndahkan oleh sesama isteri pejabat tinggi. Semuanya dilakukan murni sebagai kepedulian isteri untuk membantu suami.

            Namun penjualan batik yang sempat sukses kemudian menurun. Hingga Bu Mutiara beralih kemudi berusaha telur di depan rumahnya. Saat itu telur belum sepopuler sekarang, masih dianggap bahan makanan ekslusif yang hanya dikonsumsi orang-orang menengah ke atas. Dengan lincah Bu Mutiara mencari pemasok telur terbaik di Kebumen. Perlahan-lahan usaha telur Bu Mutiara dan keluarga terus meningkat. Namun disamping itu, penyakit Pak Djoko tak kunjung sembuh, sampai akhirnya pada tanggal 6 September 1965 beliau wafat. Tak berapa lama setelah kepergian Pak Djoko, PTIK dan PTHM memberi kabar yang cukup menghibur keluarga. Mereka mendapatkan dua buah mobil bekas, sedan Opel dan Mercedes. Disinilah awal lahirnya Taksi Blue Bird.

            Pada suatu malam, Bu Mutiara mulai merancang gagasan bagi operasional taksi yang dimulai dengan dua buah sedan yang dimiliki. Bu Mutiara mengkhayalkan taksinya menjadi angkutan yang dicintai penumpangnya. Dalam wacana yang sangat sederhana, Bu Mutiara menyusun konsep untuk menjalankan usaha taksinya.

            Walau bermodal dua mobil saja, tapi visinya sudah jauh ke depan. Dibantu ketiga anak dan menantu maka dimulailah usaha taksi gelapnya. Uniknya usaha taksi terebut menggunakan penentuan tarif sistem meter yang kala itu belum ada di Jakarta. Untuk order taksi, Bu Mutiara menggunakan nomor telefon rumahnya. Karena Chandra ditugaskan menerima telepon dari pelanggan maka orang-orang menamakan taksi itu sebagai Taksi Chandra. Taksi Chandra yang hanya dua sedan itu kemudian melesat popular di lingkungan Menteng karena pelayanan yang luar biasa. Order muncul tanpa henti. Dari hasil keuntungan saat itu, Bu Mutiara bisa membeli mobil lagi.

Permintaan akan Taksi Chandra terus mengalir. Titik layanan kian melebar, tak hanya di daerah Menteng, tebet, Kabayoran Baru dan wilayah-wilayah di Jakarta Pusat, tapi juga sampai ke Jakarta Timur, Barat dan Utara. Pada tahun-tahun menjelang 1970 relaita membuktikan bahwa mereka mampu memebsarkan armada dan mendulang keuntungan yang signifikan. Mereka bisa menambah jumlah mobil sendiri lebih dari 60 buah.

            Memasuki dasawarsa 70-an, Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu mengumumkan Jakarta akan memberlakukan izin resmi bagi operasional taksi. Peluang inipun direspons Bu Mutiarara. Maka memasuki tahun 1971, dengan spirit penuh, Bu Mutiara segera berangkat ke DLLAJR untuk mendapatkan surat izin operasional. Namun Bu Mutiara selalu ditolak karena alasan bisnis Bu Mutiara masih kecil. Namun Bu Mutiara sosok yang tak kenal putus asa. Tak terhitung jumlahnya berapa kali Bu Mutiara selalu mengalami penolakan. Hingga terbersit ide untuk mengumpulkan isteri janda pahlawan yang telah menitipkan mobil mereka untuk dikelola sebagai taksi. Diajaknya para janda pahlawan untuk bersama-sama menyerukan petisi kemampuan perempuan dalam meimpin usaha. Mereka mendatangi kantor gebernur dan menghadap langsung Ali Sadikin. Menghadapi orasi Bu Mutiara, Ali Sadikin tersentuh dan menetapkan agar Bu Mutiara diberikan izin usaha untuk mengoperasikantaksi.

            Akhirnya Bu Mutiara dan anak-anaknya mencari nama dan logo taksi. Ide lagi-lagi datang dari Bu Mutiara, hingga diberilah nama taksi Blue Bird. Dengan logo sederhana berupa siluet burung berwarna biru tua yang sedang melesat, hasil karya pematung Hartono. Logo itu seperti pencapaian yang membuktikan bahwa Bu Mutiara mampu menghidupkan cita-cita yang diteladankan kisah The Bird of Happiness.

            Akhirnya sampai saat ini, Blue Bird telah telah berkembang dengan memiliki lebih dari 20.000 unit armada. Kini ada 30.000 karyawan yang berkarya di kantor pusat dan cabang. Tak kurang 9 juta penumpang dalam sebulan terangkut oleh armada Blue Bird di sejumlah kota di Indonesia. Jumlah poolnya juga telah mencapai 28 titik. Blue bird pun telah memiliki anak perusahaan seperti Pusaka, Silver Bird Executive Taxi, Golden Bird Car Rental, Iron Bird Logistic dan Big Bird Bus.
  • Mengapa Bu Mutiara disebut Entreprenuer?
  • Karena Bu Mutiara memiliki inovasi untuk menciptakan suatu produk taksi Blue Bird yang menguntungkan
  • Karakter Entreprenur yang dimiliki Bu Mutiara?
  • - Sifat kerja keras & keyakinan diri, saat mulai berjualan batik tanpa rasa malu, lalu berjualan telur hingga usaha taksi walau izinnya ditolak berkali-kali.
  • - Sifat keluwesan bergaul, Bu Mutiara memiliki rekan-rekan seperti janda-janda istri pahlawan yang menitipkan mobil mereka untuk dijadikan taksi Bu Mutiara
  • - Purposeful, Bu Mutiara menetapkan tujuan dengan membuat perencanaan yang sangat rapi dan mempu mewujudkannya.
  • - Persuasive, Bu Mutiara dapat mengajak janda-janda istri pahlawan untuk membuat petisi ke Gubernur DKI agar memperoleh izin usaha taksinya.
  • --Presumptous, Bu Mutiara berani bertindak dengan menggunakan sistem argometer disaat tidak ada taksi yang menggunakan sistem tersebut saat itu.
  • Motivasi berbisnis yang dimiliki Bu Mutiara?
  • The housewife refugee, yaitu sebagai ibu rumah tangga, Bu Mutiara ingin membantu suaminya dengan berjualan batik dan telur hingga berbisnis taksi ketika suaminya meninggal dunia.

Hamasah Pemeran Utama “Ketika Mas Gagah Pergi”

                                       
Hamzah, begitu panggilan Hamzah Izzulhaq, tidak ingat sejak kapan ia mulai menekuni bisnis. Namun kini ia adalah salah satu contoh enterperneur muda yang sukses dengan usaha membangun Franchase atau dalam bahasa indonesia disebut dengan Waralaba—yaitu sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa. Selain itu, Hamzah Izzulhaq juga dikenal sebagai Direktur di CV Hamasa yang bergerak dalam bidang kerajinan sofa bed.
Ayahanda Hamzah berprofesi sebagai dosen sementara ibundanya adalah guru SMP. Secara ekonomi Hamzah tak kekurangan, dia senantiasa menerima uang saku dari orangtuanya, namun karena terdorong oleh rasa ingin mandiri dan memiliki uang saku yang lebih banyak, maka Hamzah rela menghabiskan waktu senggangnya di masa SMP untuk mencari penghasilan bersama dengan teman-temannya yang secara ekonomi masuk dalam kategori kurang mampu.
Sejak kelas 5 SD, Hamzah telah belajar menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan, dan berbagai macam permainan yang  sangat digemari anak-anak. Tidak hanya itu, dia juga pernah menjual koran, layanan ojek payung saat hujan dan mengamen bersama teman-temannya. Dia senang bergaul dengan teman-temannya dari kalangan tidak mampu atau menengah kebawah, sebab mereka tidak gengsi atau malu-malu untuk diajak ngamen atau jualan koran. Dia dan teman-temannya melakukan hal itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Pada waktu SMP dia senang bermain di warnet sehingga uang saku yang diberikan orang tuanya kurang sehingga dari situ dia mulai mencari duit sendiri. Hobinya dalam bermain game online ternyata membuahkan nilai rupiah juga, pasalnya dia sering meraih level paling tinggi dalam suatu permainan game, kemudian ketika dia sudah meraih level game tertinggi, maka dia jual akunnya kepada rekan atau lawan permainannya secara online, dari hobi tersebut dia pernah menjual level atau untuk satu akun gamenya senilai Rp 1,2 juta.
Kegemarannya dalam dunia bisnis juga semakin meningkat semasa ia beranjak dewasa pada usia 18 tahun atau pada waktu masih di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Hamzah sudah mulai merintis untuk berbisnis secara serius dalam bidang penjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester dengan cara melobi kepada pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar di jakarta untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per buku.
Buku itu kemudian dia jual ke teman-teman dan kakak kelasnya, strategi yang dia lakukan adalah dengan memberikan diskon kepada mereka 10%, sehingga dari usahanya tersebut Hamzah mendapatkan keuntungan 20% dari setiap buku yang berhasil dia jual dan jika di kalkulasi pendapatannya selama 1 semester adalah Rp950.000.
Iapun mencoba melakukan terobosan konter pulsa setelah merasa cukup mempunyai modal dari hasil usahanya di sekolah. Tetapi sayangnya dalam 3 bulan gulung tikar karena beberapa faktor seperti rekannya yang kerap gunakan pulsa namun tak bayar, dan masih ditambah lagi dia sering merasakan bahwa pulsanya sering habis dikonsumsi sendiri, sehingga saat itu dia merasa down, tapi pada akhirnya dia kembali bangkit setelah membaca buku-buku bisnis dan motivasi pengembangan diri seorang entrepreneur.
Kegagalannya tidak kapok membuatnya kembali berbisnis. Dari sisa tabungannya Hamzah  menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan membeli alat pembuat pin pada waktu kelas 2 SMA, tapi masih saja dia mengalami kerugian dari usahanya tersebut, dikarenakan dia tidak menguasai teknik dalam pembuatan pin, sehingga produksinya banyak yang gagal dan ayahnya marah besar.
Hamzah tidak putus asa dan kembali lagi merenungi kesalahannya dan membaca biografi pengusaha-pengusaha besar. Tak lama kemudian ia berjualan snack-snack roti dan meraup keuntungan 5 jutaan. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri—ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME). Rekan bisnis Hamzah itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44 cabang.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. Hamzah meminjam Rp70 juta dari ayah nya yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Ia lalu melobi rekan nya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan nya dipenuhi.
Sejak itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester.
Merasa bisnis bimbelnya sudah mulai stabil dan bisa didelegasikan. Hamzah melirik bisnis sofabed di daerah Tangerang. Sebuah perusahaan sofabed yang sudah jalan tiga bulan dia beli dan dia kembangkan. Perkembangannya yang cukup pesat membuat Hamzah bisa mengantongi omzet 160 juta perbulan.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan. (Iapun mencoba melakukan terobosan konter pulsa setelah merasa cukup mempunyai modal dari hasil usahanya di sekolah. Tetapi sayangnya dalam 3 bulan gulung tikar karena beberapa faktor seperti rekannya yang kerap gunakan pulsa namun tak bayar, dan masih ditambah lagi dia sering merasakan bahwa pulsanya sering habis dikonsumsi sendiri, sehingga saat itu dia merasa down, tapi pada akhirnya dia kembali bangkit setelah membaca buku-buku bisnis dan motivasi pengembangan diri seorang entrepreneur.
Kegagalannya tidak kapok membuatnya kembali berbisnis. Dari sisa tabungannya Hamzah  menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan membeli alat pembuat pin pada waktu kelas 2 SMA, tapi masih saja dia mengalami kerugian dari usahanya tersebut, dikarenakan dia tidak menguasai teknik dalam pembuatan pin, sehingga produksinya banyak yang gagal dan ayahnya marah besar.
Hamzah tidak putus asa dan kembali lagi merenungi kesalahannya dan membaca biografi pengusaha-pengusaha besar. Tak lama kemudian ia berjualan snack-snack roti dan meraup keuntungan 5 jutaan. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri—ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME). Rekan bisnis Hamzah itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44 cabang.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. Hamzah meminjam Rp70 juta dari ayah nya yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Ia lalu melobi rekan nya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan nya dipenuhi.
Sejak itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester.
Merasa bisnis bimbelnya sudah mulai stabil dan bisa didelegasikan. Hamzah melirik bisnis sofabed di daerah Tangerang. Sebuah perusahaan sofabed yang sudah jalan tiga bulan dia beli dan dia kembangkan. Perkembangannya yang cukup pesat membuat Hamzah bisa mengantongi omzet 160 juta perbulan.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan.(kisah.top)