Berikut adalah beberapa alasan untuk tidak Gengsi dalan berbisnis, Pengertian gengsi, macam- macam gengsi, ciri-ciri gengsi, dan contoh dari gengsi dalam dunia bisnis usaha.
GENGSI
DE F I N I S I
Gengsi merupakan penyakit yang menyesakkan dada, membuat hati tertekan,
merasa terhimpit, dunia ini terasa sangat sempit, dan gengsi juga merupakan
keseganan dan keengganan seseorang berada ditengah sebuah komunitas atau
kondisi tertentu yang dikerenakan kemampuan dan kelebihan yang dimiliki oleh
seseorang.
Gengsi merupakan seseorang yang bersifat posesif menerima masukan
sehingga sulit menerima tausiyyah semakin keras hati dan keras kepala, dan kriteria
atau tingkat tertentu yang dimiliki seseorang dalam menentukan pemenuhan
kebutuhan dan keinginan dirinya.
Gengsi merupakan apresiasi diri kira
terhadap interaksi orang terhadap kita yang mengandung konotasi negative, sebab
gengsi lenih ditentukan oleh diri seorang tersebut (belum tentu dipandang wajar
oleh orang lain), dan berbohong terhadap diri sendiri, karena tidak mau
mengatakan yang sebenarnya.
Gengsi adalah bentuk lain dari kufur
nikmat. Cinta dunia adalah sumber malapetaka. Semoga kita tergolong orang-orang
yang selamat, Gengsi adalah bentuk lain dari kufur nikmat, seolah karunia yang
Allah berikan kepada kita tiada berarti. Maa syaa Allah.
Gengsi merupakan sifat dari diri
seseorang yang kurang baik yang memaksakan dirisendiri supaya terpandang hebat
dimata orang atau menyembunyikan rasa malu dari dirinya dan orang lain.
Gengsi menurut islam merupakan salah satu penyakit yang seharusnya tidak dipelihara, karena
dapat merusah perilaku dan dapat menyebabkan masalah.
Gengsi menurut social merupakan
sesyatu yang terdapat pada diri sendiri yang terkadang membuat kita berbuat
sesuatu yang tidak ingin kita lakukan, kita melakukannya hanyan untuk
mendapatkan pengakuan, atau mungkin sebaliknya, membuat kita tidak mau
melakukan sesuatu kerena dianggap bisa menurunkan gengsi.
MENGAPA KITA HARUS TIDAK GENGSI
Gengsi menurut islam merupakan salah satu penyakit yang seharusnya tidak dipelihara, karena
dapat merusah perilaku dan dapat menyebabkan masalah. Manusia seharus tidak
memiliki sifat gengsi karena setiap tindakannya akan menghasilkan akibat buruk
dan baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Berikut ini alasan pentingnya
seseorang tidak memiliki sifat gengsi :
1.
Setiap manusia tidak memiliki sifat
gengsi jika mau dipandang sebagai manusia karena orang yang memiliki sifat
gengsi akan hanya memenuhi bumi kita yang sempit ini. Sifat gengsi berarti
melakukan apa yang harus kita tidak lakukan misalkan kita sebagai pelajar, melihat
teman kita yang mempunyai handphone baru maka kita juga ingin memiliki
handphone baru juga, jika kita melihat teman kita yang membeli motor baru maka
kita juga ingin membeli motor baru, maka sifat gengsi tersebut seharusnya tidak
dipelihara karena dapat merusak dan menyebabkan masalah. Contohnya adalah rumah
sederhana membuat si ‘ remaja ‘ malu
ketika teman-temannya mengetahui keadaan ekonomi keluarganya. Akhirnya
iamemilih tinggal dirumah kost yang besar, yang itu tampak bahwa ia punya rumah
semewah itu.
2.
Jika kita tidak melakukan sifat
gengsi maka kita juga tidak mendapatkan hak kita.jadi sifat gengsi tidak berhubungan erat dengan hak, maka jdilah diri sendiri, tanpa mengikuti
sikap dan perilaku dari orang lain. sebagai
contoh jika kita ditanya atau disuruh oleh teman yang berkata seperti ini, “
yahh kamunya tidak gaul, tidak punya motor,” maka kamu tidak perlu mau disuruh
seperti itu sama teman dengan hal-hal yang tidak baik.
Berdasarkan pada contoh-contoh ini dapat kita ketahui sifat gengsi itu
tidak untuk dimiliki setiap orang karena
dengan seseorang memiliki sifat gengsi akan mengalami kerugian baik yang berdampak pada dirinya sendiri
maupun orang lain sehingga ia tidak akan memperoleh haknya dengan seutuhnya
atau ia tidak berhak atas haknya.
JENIS-JENIS ORANG GENGSI
Selain sifat gengsi kepada diri
sendiri, rasa gengsi kita juga terdapat pada keluarga, masyarakat dan negara
kita. Berikut ini akan diuraikan jenis-jenis sifat gengsi tersebut:
1.
Rasa gengsi terhadap diri sendiri
Rasa gengsi pada diri sendiri itu mulcul karena
mereka merasa dirinya tersebut sanggatlah tidak sesuai dengan orang lain.
Mereka ingin memiliki harta sama seperti orang lain tersebut, jadi sifat gengsi
itu muncul secara langsung dan akan terus melekat pada diri kita.
2.
Rasa gengsi terhadap orang lain
Rasa gengsi terhadap orang lain itu karena apa yang
kita miliki tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Berdasarkan pada jenis-jenis ini dapat kita ketahui sifat gengsi itu
tidak untuk dimiliki setiap orang karena
dengan seseorang memiliki sifat gengsi akan mengalami kerugian baik yang berdampak pada dirinya sendiri
maupun orang lain sehingga ia tidak akan memperoleh haknya dengan seutuhnya
atau ia tidak brhak atas haknya.
BEBERAPA CIRI ORANG YANG GENGSI
Pribadi yang baik
merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang. Lantas seperti apakah
ciri-ciri orang yang memiliki tidak memiliki rasa gengsi. Ada beberapa
ciri-ciri orang yang gengsi diantaranya:
1. Mengutamakan penampilan yang rapi, modis, trendy
Orang
yang menjaga gengsi akan selalu berupaya mengikuti mode yang sedang ngetrend
agar tidak dibilang kuno, kampungan, jadul, kamseupay, katro, ketinggalan
jaman, dan lain sebagainya. Mungkin
sebagian besar uangnya habis hanya untuk bisa mengikuti trend baru yang segar yang selalu berubah-ubah dalam
waktu yang relative singkat. Orang yang gengsian sanggat senang menempatkan
pujian atau sanjungan dari orang lain.
2. Suka memakai produk merek terkenal dan mahal
Barang-barang
ang bisa dilihat oleh orang lain akan diusahakan untuk memiliki kelas yang
tinggi seseuai dengan kemampuannya. Segala sesuatu yang bisa menaikkan level
tingkatan penampilannya akan didepan umum akan diusahakan untuk dimiliki. Benda
yang umum digunakan orang-orang yang gengsian yaitu seperti gadget mahal
(handphone, notebook, ipad, dan lain-lain), pakaian bermerek, aksesoris
bermerek, kendaraan mewah, rumah mewah, perhiasan mahal, dan lain-lain.
3. Tidak bergaul dengan sembarangan orang
Dengan
gengsi yang tinggi, seseorang akan enggan bergaul lama-lama dengan orang-orang
yang brasal dari kalangan menengah kebawah yang tidak selevel dengannya. Orang
yang gengsian akan berupaya mencari teman-teman yang bergengsi yang dapat menjaga
atau bahkan meningkatkan kelas pergaulannya. Lebih suka memilih tempat
tongkrongan yang berkelas dengan teman-temannya yang berkelas juga tentunya.
4. Mudah merasa iri pada orang lain
Mungkin
ketika melihat oarng-orang yang disekitarnya punya seseuatu yang baru akan
muncul rasa iri dan dengki didalam hatinya. Misalnya saja ada tetangga yang
beli mobil baru yang mahal harganya, maka orang yang gengsian akan merasa iri
karena ingin memiliki juga benda yang sama, atau lebih besar nilainya. Orang
semacam ini mungkin susah melihat orang
senang dan senang melihat orang lain susah.
5. Anti dengan seseuatu yang kumuh
Pada
saat bertemu dengan sesuatu yang miskin atau sesuatu yyang kumuh, orang yang
gengsi tinggi akan merasa tidak betah berada berlama-lama. Apabila dirinya
dilihat orang sedang berhubungan dengan sesuatu yang kumuh, maka akan merasa
malu dan tinggi hati. Bisa saja muncul rasa sombong yang menganggap dirinya
lebih baik dan lebih mulia dibandingkan dengan orang-orang yang kelasnya lebih
rendah darinya.
Jika kita memiliki salah satu di antara lima ciri di atas maka dapat
dikatakan bahwa rasa gengsi tersebut terdapat didalam diri kita di dalam diri
kita mulai tumbuh. Akan tetapi sangat penting bagi kita untuk tidak terus
menumbuhkan dan berusaha untuk tidak meningkatkan rasa gengsi maka dengan
sendirinya ciri-ciri yang lainnya akan terlihat
dan tumbuh di dalam kepribadian kita.
BEBERAPA CIRI ORANG YANG TIDAK GENGSI
Pribadi yang baik merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap
orang. Lantas seperti apakah ciri-ciri orang yang memiliki tidak memiliki rasa sifat
gengsi. Ada beberapa ciri – ciri orang yang tidak gengsi di antaranya :
1.
Melakukan apa yang ia ucapkan dengan jujur dan tanpa
rasa malu.
Seseorang yang tidak gengsi akan mengatakan yang sejujurnya tanpa ada
perasaan malu terhadap kehidupannya, seseorang tersebut akan merima dengan
setulus hati dan akan bersikap apa adanya dan sederhana.
2.
Komunikatif, dalam bekerja.
3.
Memiliki jiwa yang baik dan bersungguh- sungguh.
Seseorang yang memiliki jiwa yang baik adalah salah satu dari sifat yang
tidak dimiliki oleh orang yang memiliki sifat yang gengsi, dan bersungguh-sungguh
dalam melakukan segala pekerjaan dengan baik dan bekerja keras.
4.
Menjadi seorang yang mudah terpengaruh terhadap
lingkungan.
Pada saat seseorang berada didalam sebuah lingkungan yang baik maka akan
bersikap dengan baik terhadap lingkungan tersebut dan ia akan memberikan dampak
yang beik didalam sebuah lingkungannya.
5.
Berani meminta maaf sekaligus menanggung beban atas
kesalahan yang dilakukannya dan tidak menggulangi kembali kesalahan tersebut.
Seseorang yang tidak gengsi akan selalu meminta maaf kepada orang lain
meski ia melakukan kesalahan atau tidak dan kesalahan itu tidak akan diulangi
kembali karena telah mengakui kesalahannya.
6.
Peduli pada kondisi orang lain, baik itu teman kerja,
anggota tim, atasan, bawahan maupun kondisi tempat ia berada.
Ketika dalam kondisi yang sulit seseorang yang tidak gengsi akan peduli
kepada orang lain, baik teman, keluarga, rekan kerja, kerabat, tim, anggota,
atasan, bawahan, dan akan peduli kepada siapapun juga dimanapun kondisi ia
berada.
7.
Rajin menabung untuk kerkehidupan yang cukup dimasa
depan.
Seseorang menabung uangnya untuk kehidupannya dimasa yang akan datang,
dari pada ia harus menghabiskan semua uang yang telah ia dapat dengan kerja
keras dan membuang-buang dengan mengikuti trend yang ada untuk
bergengsi-gengsian.
Apresiasi tidak selalu berupa materi, akan tetapi dapat juga berupa
ucapan terima kasih secara langsung kepada orang lain.
Jika kita memiliki salah satu di antara delapan ciri di atas maka dapat
dikatakan bahwa rasa gengsi tersebut tidak terdapat didalam diri kita di dalam
diri kita mulai tumbuh. Akan tetapi sangat penting bagi kita untuk terus
menumbuhkan dan berusaha untuk meningkatkan rasa tidak gengsi maka dengan
sendirinya ciri-ciri yang lainnya akan terlihat
dan tumbuh di dalam kepribadian kita
BEBERAPA CARA BELAJAR MENJADI ORANG YANG TIDAK GENGSI
Berdasarkan pada uraian di atas, pada kenyataannya, sikap memiliki sifat
gengsi dan mencoba untuk tidak gengsi. Maka dengan kita belajar untuk tidak
gengsi kita akan membuat hidup kita menjadi lebih baik dan memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu,
untuk sangat penting bagi kita untuk tidak menumbuhkan sikap gengsi dalam kepribadian kita. Hal-hal yang dapat
kita lakukan untuk belajar agar tidak gengsi yaitu :
1.
Menyadari kemampuan diri sendiri
Jika kita merasa bahwa kita merasa ragu untuk memberi dalam segala hal,
mungkin itu disebabkan oleh diri kita yang selalu mengeluh dan kurang dalam
segala hal di dalam melakukan tugas. Atau di dalam pikiran kita timbul rasa
bosan terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada kita karena tidak sesuai
dengan keinginan kita.
2.
Berhenti membuat alasan untuk mengikuti kehidupan orang
lain
Di dalam melakukan sesuatu tentu saja ada sesuatu yang berada di luar
kontrol kita. Orang yang tidak bertanggung jawab biasanya akan membuat berbagai
alasan terkait dengan berbagai faktor di luar kendalinya yang menjadikannya
tidak dapat menyelesaikan suatu tugas.
3.
Mengakui kesalahan yang telah dilakukan
Suatu kewajaran bagi kita jika melakukan sesuatu terjadi kesalahan. Akan
tetapi jika kesalahan tersebut terus berulang – ulang bukanlah hal baik bagi
kita. Oleh karena itu, kita harus mengevaluasi setiap kesalahan yang telah
terjadi. Selain itu, kita tidak perlu untuk mencari alasan dan menutup-nutupi
kesalahan tersebut. Orang yang bertanggung jawab adalah apabila ia melakukan
kesalahan ia akan mengakui kesalahan tersebut.
4.
Berhenti menyalahkan orang lain
Tahap selanjutnya yang dapat kita lakukan agar menjadi orang yang
bertanggung jawab adalah berhenti untuk menyalahkan orang lain. Cobalah untuk
mengevaluasi dan memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi daripada
menyalahankan orang lain. Karena dengan menyalahkan orang lain akan menimbulkan
rasa tidak senang orang lain terhadap kita, dan kemungkinan akan timbul rasa
dendam orang terhadap kita. Hidup terkadang tidak sesuai dengan keinginan kita,
akan tetapi sikap kita lah yang lebih penting dalam menyikapi berbagai
permasalahan yang terjadi.
5.
Berhenti mengeluh
Mengeluh bukanlah sesuatu yang dapat menyelesaikan suatu persamalahan.
Menggeluh tidak akan mampu mengubah keadaan karena tanpa disertai dengan
tindakan. Walaupun disertai dengan tindakan, hasil yang diperoleh pun tidak
maksimal karena pada saat mengeluh kita akan merasa terpaksa dalam mengerjakan
tugas. Daripada mengeluh, lebih baik kita memikirkan berbagai alternatif solusi
yang dapat mengatas berbagai masalah yang sedang terjadi.
6.
Belajar disiplin
Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab maka kita harus mampu untuk
berlaku disiplin di dalam setiap mengerjakan tugas. Hal ini dilakukan agar
setiap pekerjaan yang kita lakukan selesai tepat pada waktunya. Bentuk tanggung
jawab terhadap suatu tugas bukan hanya tugas tersebut dikerjakan, akan tetapi
ketepatan waktu di dalam menyelesaikannya juga merupakan tanggung jawab.
7.
Belajar berkomitmen
Berkomitmen terhadap sesuatu akan membantu kita belajar bahwa ada hal
lain selain diri kita sendiri yang harus dijaga untuk kelangsungan hidup kita.
Semua perencanaan yang telah ditetapkan tidak akan membuahkan hasil bila kita
tidak memiliki komitmen untuk menyelesaikan atau mengimplementasikannya.
8.
Menjadi orang yang konsisten
Konsisten dalam melakukan sesuatu merupakan hal yang sangat penting
karena ini akan menentukan hasil yang akan kita peroleh. Jika kita tidak
konsisten dengan suatu pekerjaan maka untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
menjadi tidak tepat waktu. Konsisten sangat penting karena dengan konsisten kita akan menjadi fokus
terhadap suatu pekerjaan.
9.
Belajar untuk menerima kritik
Terkadang hal yang tersulit bagi kita adalah menerima kritik dari orang
lain. Agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kita harus mau menerima
kritit dan saran dari orang lain karena dengan sikap yang terbuka kita akan
mengetahui kekurangan dan kelebihan
dalam mengerjakan tugas.
10. Menjadi
orang yang dapat dipercaya
Jika di dalam diri merasa bahwa orang lain ragu terhadap kemampuan kita,
maka cobalah untuk membuktikannya dengan mengerjakan berbagai tugas dengan
penih tanggung jawah dan serius. Sehingga pada akhirnya penilaiannya terhadap
kita akan berubah bahwa kita merupakan orang yang mampu untuk menyelesaikan
tanggung jawan yang dibebankan kepada kita.
11. Jadilah
orang yang memiliki tujuan
Agar mempunyai arah, maka kita harus menetapkan tujuan jangka pendek dan
jangka panjang dalam menyelesaikan sesuatu. Karena dengan mempunyai tujuan kita
akan termotivasi dan memiliki arah untuk menyelesaikan sesuatu dengan
sungguh-sungguh.
Dengan membiasakan diri pada prilaku-prilaku di atas maka lama-kelamaan
prilaku-prilaku tersebut akan menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Untuk menjadi
orang yang yang tidak gengsi kita harus
memiliki komitmen untuk terus melakukan kebiasaan-kebiasaan baru yang mungkin
pada saat pertama kali melakukannya membuat diri kita terpaksa. Akan tetapi,
jika kita memiliki komitmen yang tinggi maka kita akan mampu untuk
melakukannya.
AKIBAT GENGSI
Rasa gengsi sangat tidak penting untuk dimiliki setiap orang. Karena tidak
ada banyak manfaat yang dapat diperoleh karena memiliki sifat ini sebagai mana
yang telah duraikan di atas. Jadi, apakah akibat jika seseorang memiliki rasa
gengsi atau yang melalaikannya. Berikut ini adalah akibat yang ditimbulkan jika
seseorang memiliki sifat gengsi yaitu :
1.
Akan memiliki kesulitan dalam
kehidupannya, karena sifat gengsi ini menjadikan seseorang untuk berbuat
semaunnya dan tanpa berpikir untuk apa memfaat yang dapat dari perilakunya.
Perilaku ini juga sanggat tidak memiliki kebaikan moral yang baik karena sifat
ini dapat merusak kepribadian seseorang.
2. Tidak aka nada orang yang ingin berteman dengan orang yang memiliki
sifat gengsi karena mereka hanya memikirkan diri sendiri dan tidak mau
berprilaku yang baik kepada orang lain. Dengan demikian, orang lain akan
menjauhinya, kerena orang tersebut tidak mau berhubungan langsung dengan orang
lain yang tidak se-level dengan dirinya,
dia akan memilih teman- teman yang sepantaran dengan orang yang memiliki sifat
gengsi tersebut.
3. Selain itu, jika mereka kelakukan sifat gengsi tersebut maka dengan
sendirinya akan timbul merasa bersalah dan mengecewakan orang lain. Hal ini
terjadi karena setiap perbuatan kita tidak semuanya terima oleh orang lain.
Berdasarkan pada berbagai akibat ini, maka penting bagi kita untuk
mengintropeksi diri apakah semua perilaku yang kita lakukan saat ini telah berperilaku dengan baik sesuai
dengan peran kita masing-masing. Jika diri kita masih kurang dalam berperilaku
atau masih melalaikan atau tidak menumbuhkan rasa gengsi maka mulailah saat ini untuk memperbaiki diri
dengan menjalankan sifat yang baik untuk saat ini ataupun yang akan datang
dengan sungguh-sungguh.
CARA MENGHILANGKAN SIFAT GENGSI
Yang
namanya gengsi mungkin pernah terjadi dalam diri kita gengsi diakibatkan karena
ketidakberdayaan seseorang akan kelemahan dirinya yang tidak mau diketahui oleh
orang lain, karena itu seolah-olah menyebabkan harga dirinya akan jatuh,
istilahnya malu untuk mengakui kelemahan diri.
ketika kita gengsi dan orang lain tahu kelemahan diri kita, kita
seringkali bersembunyi dan seringkali menghindar agar orang lain tidak berpikir
bahwa kita seperti yang mereka pikirkan dan bahkan tidak jarang bahwa ketika
kita gengsi maka seringkali melempar hal itu justru kepada orang yang tidak
bersalah, dan bisa juga terjadi ketika kita dianggap tidak mampu oleh orang
lain (padahal memang aslinya tidak mampu) jadi kita berkilah bahwa kita mampu untuk
menutupi kelemahan diri.
Tips bagaimana cara
agar terlepas dari rasa Gengsi yaitu :
1.
Jika kita bilang iya katakan iya, dan
jika kita bilang tidak ya katakan tidak
2. Ketika orang lain mengetahui kelemahan diri
kita, akui saja walaupun terasa berat di hati, dan ketika kita mengakuinya,
coba bandingkan deh perasaan kita dibandingkan kalau kita gengsi
3. Ketika kita memang tidak mampu untuk
mengerjakan hal itu, bilang saja kalau kita saat ini belum bisa mengatasinya,
mungkin besok-besok akan mampu mengerjakannya walaupun kita harus belajar
terlebih dahulu
4. Jangan pernah malu untuk mengakui kelemahan
diri, menutupi diri, menyangkal diri, karena hal itu tentunya tidak membuat
nyaman di hati bukan, apa adanya saja
5.
Jangan pernah sungkan untuk berkata
“maaf” ketika kita melakukan kesalahan
6.
Jangan lupa untuk berkata “tolong”
ketika kita memerlukan bantuan seseorang
7. Hargailah diri
kita sendiri, mengapa? Karena kalau kita menghargai diri kita sendiri, tentunya
kita juga akan menghargai orang lain juga bukan
8.
Dan yang tak kalah pentingnya adalah
jangan lupa untuk mengucapkan “terima kasih” ketika kita sudah dibantu oleh
orang lain, diberikan sesuatu oleh orang lain, dibuat bahagia oleh orang lain.
Karena dengan mengucapkan “terima kasih”, maka tanpa sadar kalau kita sudah
mengurangi rasa gengsi kita kepada orang lain loh
KATA BIJAK TENTANG GENGSI
Gengsi dan kepura puraan hanya menyiksa diri. Jujurlah
dengan diri sendiri dan orang lain. ( Mario Teguh ).
Kebodohan kerena gengsi : saling mencintai tapi berpisah
karena tidak mau menjadi yang pertama mengatakan cinta. ( Mario Teguh ).
Gengsi tidak membuat anda menjadi kaya…… namun jika anda
kaya anda akan bergengdi.
Ketika orang tua telah berbuat salah, maka sebaiknya
meminta maaf kepada anak. Buang jauh – jauh rasa gengsinya, karena hal itu bisa
berdampak pasa tumbuh kembang anak.
Gengsi memang mahal, itu sebabnya banyak orang yang
menjadi miskin atau tak berpasangan karena membela gengsi.
Hidup itu murah merk yang bikin mahal itu hidup
sederhana, tapi yang bikin rumit adalah rasa gengsi.
Haruskah sekali lagi gengsi itu berada ditahta yang tertinggi….
Sehingga sapa dan pengakuan rindu dinomorduakan.
KISAH TELADAN
Putri Tukang
Becak Lulusan Terbaik Itu Kini Menatap Inggris
Kisah inspiratif kita kali
ini datang dari seseorang yang begitu sangat sederhana, namun penuh dengan
pelajaran yang amat sangat berharga. Seorang kakek berusia 71 tahun, penjual es
Dawet keliling yang tinggal di pinggiran kota Surakarta.
Mungkin udah banyak yang lagi bicarain sosok Raeni. Ia
adalah lulusan terbaik Universitas Negeri Semarang jurusan pendidikan Akuntasi
Fakultas Ekonomi dengan IPK 3,96. Lantas apa yang membuatnya begitu special?
Yang membuatnya special adalah ketika Ia di wisuda, Ia memilih naik becak. Lah
kok gitu? Ya karena orang yang mengayuh becaknya itu adalah bapaknya sendiri.
Yup, tak ada gengsi sedikitpun yang ditunjukkan dari raut
mukanya. Justru senyum sumringah yang sangat terlihat jelas. Ada rasa bangga
yang dimana ditengah segala keterbatasan, Raeni justru membuktikan dirinya
menang melawan segala takdir hidup dan keterbatasan yang menerpa hidupnya.
Raeni berhasil menaruh gengsi dan statusnya sebagai anak tukang becak dan Ia
menciptakan takdirnya sendiri.
Jelas ini menjadi sebuah kisah inspiratif bagi masyarakat
Indonesia yang kebanyakan termakan oleh gengsi. Malu akan status ayah atau
ibunya yang bukan seorang “berada” atau gengsi karena gak bisa beli baju baru,
gengsi karena hp nya belom pakai yang layar sentuh, gengsi karena gak bisa hang
out ke mall atau liburan ke luar negeri dan jutaan gengsi-gengsi lainnya.
Ingat, di setiap gengsi maka akan ada harga lebih yang harus dibayar.
Tidak ada yang salah apabila memang kita mau menuruti gengsi
kita, hanya saja jangan pernah mengeluh apabila itu terasa berat dan makin
membuat hidup kita menjadi lebih lelah.
Sekarang, apa yang di dapat oleh Raeni? Hari ini (Jumat, 13
Juni 2014), Raeni berada di Jakarta dan Ia bertemu langsung dengan Bapak
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama “sang tukang becak”. Jelas inilah
hadiah setimpal bagi mereka yang tidak termakan gengsi dalam hidupnya.
Tidak hanya sampai disitu,
Reani akan berangkat ke Inggris karena Ia mendapatkan beasiswa dari Presiden
untuk melanjutkan studi S2 nya di Inggris. Pernah bermimpi kah Reani akan
mendapatkan hal ini? Mungkin tidak pernah! Mungkin Ia hanya bermimpi, bagaimana
cara membahagiakan bapaknya yang berjuang untuknya dan kini semuanya terjawab
dan terbayar sudah. Selamat Raeni, kisah hidupmu sungguh menginspirasi!
Subhanallah, betapa akan
sangat membahagiakan mempunyai ayah, ataupun suami yang bisa menjadi tauladan
seperti beliau. Beliau sangat setia kepada keluarga dan setia kepada tanggung
jawab pekerjaannya.Keluguan dan kesederhanaan serta keikhlasan yang sangat apa
adanya memberikan kesan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya. Semoga Allah
selalu menjaga beliau, sebagai balasan kuatnya penjagaan amanah beliau atas
kebahagiaan keluarganya
TAK CUKUP DENGAN GENGSI
KM Wadupa’a: Hidup seperti
roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Ada suka dan ada juga
duka. Hal itu merupakan bumbu yang mesti bisa disikapi secara bijaksana.
Beberapa penggalan kalimat bijak tersebut merupakan moto hidup Abdul Hamid
(25), kru Kampung Media Wadupa’a. Berikut catatan Fachrunnas.
Pria tegap dari tiga bersaudara ini
memiliki prinsip hidup untuk meraih kesuksesan tak boleh cengeng, sombong,
gampang menyerah serta puas dengan hasil yang diraih hari kemarin. Hal
tersebut setidaknya membuatnya tegar dengan kenyataan hidup bahwa untuk
meraih kesuksesan tak cukup dengan gengsi. Sejak tamat SMA tahun 2009 lalu, ia
menjadi kepala keluarga setelah bapak kandungnya meninggal.
Hari-hari bungsu dari tiga bersaudara
ini setelah tamat SMA tak langsung indah seperti para pemuda lain. Hampir
setiap hari ia melaut, kadang ikut menangkap ikan bersama nelayan jala atau
bagang hingga laut Tambora dan Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Bila
tak melaut, Hamid menjadi buruh bangunan bersama pemuda lain,
kadang menjadi pengepul besi. Hampir tak ada waktu lowong yang ia buang
percuma, berlalu tanpa makna.
Sejak bapaknya meninggal, secara
otomatis ia memikul tanggungjawab menafkahi ibu dan dua orang saudara
perempuannya. “Kalau dulu hampir selama satu tahun saya selalu di laut, kadang
kalau lagi cuaca tak bersahabat, saya kerja bantu-bantu jadi kuli, kadang bantu
tetangga cari kayu bakar. Saya pikir setidaknya tidak membuang waktu secara
percuma,” katanya.
Meskipun memikul beban berat sebagai
kepala keluarga, Hamid selalu bersyukur karena dianugerahi kesehatan. Kendati
bergelut dengan aktivitas yang berat, kesehatannya selalu terjaga. Ia merasa
beruntung karena pamannya yang sejak awal merupakan nelayan sudi menampungnya
ikut melaut. Sebelum pensiun dan meninggal, bapaknya memang pernah menjabat
Kepala Seksi di Kantor Kecamatan Donggo. Namun gaji pensiun bapaknya yang Rp1,2
juta tak sepenuhnya mencukupi kebutuhan keluaraganya, apalagi memiliki pinjaman
di bank, sehingga ia pun terpaksa menunda kuliah tahun 2008 lalu.
“Tahun 2009 baru berani saya mendaftar
kuliah di STKIP Taman Siswa Bima. Syukur ada gaji pensiun almarhum bapak,
walaupun kadang harus pergi bagang,” katanya.
Dari hasil ia melaut dibantu gaji
pensiun bapaknya, dua saudara perempuan Hamid menuntaskan kuliah di STKIP Bima.
Kini kakak sulungnya juga bekerja membantu mencari nafkah, meskipun hingga kini
masih berstatus guru sukarela pada salahsatu Sekolah Menengah Pertama Negeri di
Kecamatan Soromandi, sedangkan saudara perempuannya yang lain menikah dengan pria
asal Kota Bima, setelah menuntaskan kuliah.
Di sela kesibukannya mencari nafkah
untuk keluarganya terkadang ia meluangkan waktu untuk menekuni hobinya main
bola sehingga hampir di seluruh desa di Kecamatan Soromandi, Hamid dikenal
piwai bermain bola. Beberapakali ia pernah dibayar untuk membela klub sepakbola
Kecamatan lain seperti Monta. Darah sebagai pesepak bola mengalir turun temurun
dalam keluarganya. Saat muda, pamannya juga seorang pemain sepak bola.
“Beberapakali saya disewa klub sepakbola kecamatan lain. Saya main bersama
ipar, kebetulan dia mantan pemain Persebi,” ujarnya.
Saat memasuki kuliah semester atas,
pria campuran Wera-Penatoi Kota Bima ini mencoba aktif dalam sejumlah
organisasi dan media komunitas. Kebetulan saat itu sering diajak tetangganya
yang kebetulan wartawan. “Dari bergaul dengan abang yang wartawan, kemampuan
saya berkomunikasi seperti mengembangkan isu, materi wawancara hingga menulis
berita mulai berkembang,” ujarnya.
Hamid bersyukur dengan menjadi
jurnalis meskipun masih sebatas media komunitas, rasa percaya dirinya terus
berkembang. Tahun 2012 lalu ia bersama tetangganya membentuk komunitas Kampung
Media Wadupa’a kemudian Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kecamatan
Soromandi.
Hal yang paling ia banggakan saat
komunitas jurnalisme warga yang baru seumur jagung itu berhasil terplih sebagai
Duta Informasi Provinsi NTB. Beberapakali ia tercatat mengikuti beberapa
pelatihan dan diksusi grup (Focus
Discusion Group) mulai dari tentang lingkungan, pelayanan publik,
keterbukaan informasi. Ketertarikannya terhadap komunitas juga membuatnya ikut
memerjuangkan keterbukaan informasi publik di Kecamatan Soromandi.
Beberapakali Hamid keliling sejumlah
desa untuk menjaring aspirasi masyarakat berkaitan dengan pengaduan publik. Ia
juga menjalin komunikasi dengan sejumlah Kepala Desa, menyarankan solusi
terbaik untuk masyarakat. Maka tak heran dari kegiatan itu, beberapa masyarakat
tak segan menyampaikan unek-unek dan keluhan melalui posko dan nomor pengaduan
publik yang ia buka bersama rekannya.
“Ternyata dekat dengan masyarakat,
mendengarkan keluhan mereka juga asyik. Kita bisa tahu dan mendengarkan keluhan
mereka, meskipun tak lantas kita bisa membantunya. Kita hanya mengarahkan
bagaimana solusinya,” ujarnya.
Selain aktif dalam komunitas jurnalisme
warga, Hamid juga aktif dalam Forum Komunikasi Pemuda Pesisir (FKPP)
Bima. Berkat kepeduliannya terhadap lingkungan dan masalah pesisir, ia
bersama sejumlah rekannya dalam forum tersebut diberikan kepercayaan oleh
sejumlah lembaga nasional melaksanakan diskusi dan pelatihan. Tahun 2013, Hamid
bersama rekannya menggelar pelatihan menulis bagi siswa SMA. Seluruh anggaran
merupakan patungan dia bersama teman-temannya.
Kendati belum memiliki pekerjaan
tetap, ia berharap bisa bermanfaat menularkan pengetahuan yang bermanfaat
kepada remaja dan pemuda lain sehingga semangat dalam menatap masa depan yang
lebih baik. “Prinsip saya dan teman-teman yang tergabung dalam komunitas,
bagaimana kita itu bisa bermanfaat bagi orang lain. Jika satu kebaikan ditularkan
kepada 10 orang akan terbentuk ratusan kebaikan dan seterusnya, ribuan hingga
jutaan orang yang mau menularkan kebaikan,” katanya.
Berkat kesabaran dan kegigihannya
bekerja, tahun 2013 lalu ia juga diberikan kepercayaan untuk membantu tugas
penyelenggara Pemilu. Ia dingkat sebagai staf Panitia Pengawas Pemilihan Umum
(Panwaslu) Kecamatan Soromandi sejak Pemilu legislatif hingga Pilpres Tahun
2014, beberapa bulan lalu. Meskipun selama ini sibuk kuliah dan aktif dalam
sejumlah organisasi di luar kampus, Hamid cukup terlatih mengerjakan beberapa
tugas administrasi, termasuk yang berhubungan dengan komputer. “Alhamdulilah
dari hasil kerja itu saya bisa menutupi kebutuhan keluarga. Seluruh uang gaji
saya berikan kepada mama saya, demikian juga dari kegiatan-kegiatan saya yang
lain setiap hari,” ungkapnya.
Setelah masa tugas Panwaslu tuntas,
Hamid tetap berupaya bertanggunjawab sebagai kepala keluarga. Saat ini dia
sedang membangun jejaring dengan sejumlah rekan dan mahasiswa setip kampus,
mendirikan media online. Selain itu, sejak beberapa pekan lalu, ia menjual
sosis dan naget di depan sejumlah sekolah di Kota Bima. Ide menjual sosis itu
muncul setelah disemangati Kartono, pria asal Lombok yang pernah dia profilin
dalam tulisannya.
Setiap hari dia mesti bangun subuh,
menyiapkan rombong dan peralatan memasak. Hamid tak malu dengan cibiran
tetangga dan teman-temannya yang melihatnya bekerja serabutan, baginya yang
terpenting bisa meraih penghasilan yang halal. Sikapnya yang bersahabat yang
kadang-kadang kocak menghibur membuat puluhan siswa langgannya selalu menanti
ia berjualan.
Dari hasil jualan sosis dan naget
berbahan dasar ikan itu setiap hari ia mendapatkan keuntungan bersih antara
Rp200ribu hingga Rp300 ribu. Beberapa relasinya di Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) salut, tertarik membimbing dan membantu sejumlah peralatan
pengolahan.
Hamid tak mengetahui sampai kapan harus memikul beban, namun terpenting
baginya bagaimana bisa menafkahi keluarganya dari rizky yang halal. “Saya yakin
setiap kegiatan positif selalu menghasilkan kebaikan dan setiap kebaikan akan
menghasilkan kebaikan yang berlipat-lipat, asal kita mau berusaha dan nggak
putus asa. Karena hidup tak bisa hanya dengan gengsi. Buat apa kelihatan
sempurna di depan, tapi isi dalamnya kosong,” katanya.
TOKOH INSPIRATIF ULAMA JUALAN BENSIN
Muhammadiyah pernah memiliki ketua umum luar biasa secara integritas
moralnya. Namanya A.R.Fachruddin ( kini almarhum ). Ulama yang biasa dipanggil
pak AR ini sanggat jujur dan memiliki kepribadian yang zuhud.
Suatu
ketika Ia datang ke Malang, A. Malik Fadjar (mantan mendiknas ) yang kala itu
menjabat sebagai rektor Universitas muhammadiyah Malang menyalami uang pak AR
sekian juta, uang itu diterima, namun beberapi hari berselang datang surat
berisi kwitansi pembayaran dengan stempel panti asuhan anak yatim. Ternyata
uang sekian juta dari pak Malik Fadjar itu oleh pak AR diterima bukan untuk
dinikmati secara pribadi, tetapi disumbangkan kepada panti asuha anak yatim,
sedangkan kwitansi pembayarannya yang dialamatkan langsung kepada si pembari (
Malik Fadjar ).
Pak
AR memang merupakan profil ulama yang sederhana dan hudipnya pun apa adannya.
Sebagai ketua umum PP Muhammadiyah sebenarnya Ia bisa “ menjual “ posisinya
untuk mengeruk uang dengan hasil dalih, atau posisinya yang bergengsi itu bisa
bargaining position demi meraih jabatan politik. Namun Ia bukan tipe orang aji
mumpung, pak AR tampaknya meresapi betul pesan KH. Ahmad Dahlan, pendiri
Muhammadiyah, kiai Ahmad Dahlan berpesan : hidup- hidupilah Muhammadiyah, tapi
jangan cari penghidupan atau kehidupan dari Muhammadiyah.
Karena
itu pak AR lebih suka memberi teladan sederhana, menjauhkan sikap tinggi hati
dan gengsi, lihat saja kehidupan sehari-harinya, didepan rumahnya Ia berjualan
bensin ( harap dicatat, jualan bensin disini bukan SPBU ( pom bensin ) seperti
keluarga Megawati yang memiliki nilai milyaran rupiah, atau seperti anggota
dewan, dan kiai yang sering diplesetkan tongkatnya bisa muncrat bensin karena
memiliki banyak pom bensin dumana-mana. Pak AR jualan bensin dalam pengertian
eceran sesungguhnya seperti umumnya rakyat kecil dipinggir jalan.
Di
Muhammadiyah, di Nu juha ada seorang kiai yang tak kalah nylenehnya, kiai yang
enggan dipublikasikan ini dikenal sebagai kiai rohani, bukan sebagai kiai syariah.
Ia tak mau menghakimi orang lain dengan dalil agama. Apalagi mencekal
kreatifitas kehidupan agama, hidupnya sanggat bersahaya, namun jiwanya sanggat
luar biasa kaya. Ia diyakini memiliki keistimewaan kasraf, weruh sa’durungi winarah. Maka dapat dipahami jika
para pejabat berlomba ingin sowan kerumah kiai unik ini. Namun jangan dikira
mudah untuk menemuinya,karena setinggi apapun jabatannya jika kiai ini tidak
berkenan, ia pulang dengan hampa.
Yang
lebih menabjubkan lagi ialah, ia banyak sekali membiayai studi anak-anak muda
NU sampai lulus sarjana. Konon, telah banyak sekali sarjana berkat pertolongan
biaya dari kiai ini yang juga unik, ia juga sering mentranferkanuang kepada
anak muda NU ynag lagi kesulitan ekonomi. Entah bagaimana caranya, ia kok bisa
mengetahiu kesulitan orang padahal anak itu tak minta dan tinggal jauh di kota
Jakarta.
Tiba-tiba
kiai ini mentranfer uang tanpa sepengetahuan anak tersebut, tercatat beberapa
anak muda Nu yang sering menerima transfer uang dari kiai eksentrik ini. Jiwa
social kiai ini memang patut diteladani, meski ia punya banyak kekayaan tetapi
ia tak ingin menimbunn untuk kesenangan pribadi, ia tampaknya bertekan
menjadikan kehidupannya sebagai hadits Nabi Muhammad SAW yaitu : yadul ulya(
tangan diatas,pemberi ), bukan yadussufla ( penerima atau penedah ).
MAHASISWA INI TIDAK PERNAH GENGSI
JUALAN ROTI
Fokuscilacap.com,
Kesugihan – Kesan sebagai Mahasiswa, tidak terlihat di raut wajah
Gito, seorang mahasiswa yang super nekat untuk kuliah di kampus Universitas Al
Ghojali (Unugha) Kesugihan, Cilacap. Berbagai upaya di tempuhnya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari maupun uang kuliah yang tiap semester harus di
bayarkannya.
Berjualan Roti,
sebenarnya bukan pekerjaan yang ia lakoni pertama kalinya, sekitar satu
setengah tahun ia telah berada di kampus itu. Gito merupakan seorang mahasiswa
Unugha Fakultas Matematika dan Komputer (Mikom) program Study Matematika ini,
selalu penuh senyum dan optimis meski kulahnya harus dengan berjualan roti.
Kehadiran Gito di
kampus Unugha juga, bagaikan pahlawan kesehatan. Sebab kehadirannya dengan
membawa beberapa bungkus roti bisa mengganjal perut bagi mahasiswa yang datang
pagi ke kampus. Gito juga menceritakan ketika pertama masuk kuliah di Unugha
tahun 2014 lalu, Gito sama sekali tidak memiliki uang untuk berkuliah.
Namun dengan
keterbatasan itulah membuatnya melakukan berbagai cara untu mendapatkan biaya
kuliah. “Lalu saat saya ingin kuliah tidak ada biaya sama sekali, lalu saya
berfikir bagaimana caranya untuk mendapatkan uang untuk kuliah. Salah satu cara
saya waktu itu dengan menjual roti,” tutur Eko kepada Halloapakabar.com di Kampus
Unugha, Kesugihan, Cilacap, Rabu (23/3)
Namun biaya bukanlah
masalah utama untuk kuliah tetapi yang utama ia pikirkan saat itu yakni izin
dari kedua orang tua tercinta. Ia mengenang setahun silam ketika hendak kuliah
tetapi kedua orang tuanya tidak mengizinkan. “Sebenarnya biaya bukan kendala
utama bagi saya saat itu, tetapi yang paling mengganggu pikiranku saat itu
karna orang tua tidak mengizinkan kuliah karena mereka tidak punya biaya,”
kenangnya.
Untuk mendapatkan
restu kuliah ketika itu, Gito membutuhkan waktu sebulan untuk meluluhkan hati
kedua orang tuanya. Sebenarnya sang orang tua bukannya tak mengizinkan tetapi
karena kendala biaya. Namun Gito berhasil meyakinkan, sehingga membuat
kesepakatan dengan orang tua yakni hanya biaya awal yang ditanggung. “Ya waktu
itu buat kesepakatan, biaya awal ditanggung, biaya selanjutnya harus cari
sendiri.” Singkatnya.
Mahasiswa yang
mengaku hobby bermain musik itu membeberkan pengalamnanya saat berjualan selama
kuliah. Ia rela melakukan apapun yang halal untuk tetap melanjutkan studinya.
Gito tidak terlihat sedikitpun didalam dirinya rasa gengsi. “Kuliah sambil
bekerja? Kenapa tidak. Sudah banyak contoh mahasiswa yang menjalani kuliah
sambil bekerja yang nantinya menambah income, sehingga mengurangi beban orang
tua, jelasnya.“Roti ini saya tidak bikin sendiri. Tapi saya beli ke suatu
tempat di daerah Banyumas, yang kemudian selanjutnya saya jual kembali dengan
mengambil keuntungan,” tutur Gito. Gito menyampaikan usaha berjualannya ini baru
ia lakukan pada awal ketika masuk semester dua. “Tiap hari saya membawa sekitar
50 – 70 roti dengan harga harga jual Rp 1000 perbiji,” ungkap Gito.
Tiap dua kali dalam
satu minggu ia pergi ke Banyumas dengan perjalanan panjang yang memakan waktu 3
jam dan menghabiskan biaya transportasi umum sekitar 30 ribu untuk sekali waktu
perjalanan bolak – balik dengan angkutan. Sedangkan Keuntungan keseluruhan tak
sebanding lurus dengan keringatnya.
Karena dari hasil
penjualannya di kampus dan tempat lain yang ia titipi berkisar antara Rp 30.000
– 40.000 ribu perhari. Berjualanpun tak selamanya berjalan manis, karena suatu
waktu saat ia pernah mengambil roti di Banyumas dengan menggunakan motornya,
Gito hampir kecelakaan saat itu karena muatan roti yang ia bawa terlalu banyak
sehingga oleng karna mengganggu keseimbangan saat berkendara.
Tapi untungnya roti yang dibawa Gito berakhir selamat
sampai rumah. Meski demikian, Gito juga mengeluhkan kewalahannya ketika
menghadapi musim penghujan, kekhawatiran besar saat nantinya hujan akan membuat
roti dagangannya basar dan gagal di jual. Walau demikian, Gito juga menyelipkan
harapannya untuk teman–teman mahasiswa. “Pergunakan masa kuliah dengan sebaik –
baiknya dan jangan pernah untuk menyianyiakan kesempatan apapun yang kamu temui,”
imbuhnya.
KH SAIFUDDIN ZUHRI, PALAWAN TANPA TANDA JASA
Bangsa Indonesia
memiliki hutang budi kepada KH Saifuddin Zuhri. Bersama para pahlawan pejuang
kemerdekaan, santri kelahiran1 Oktober 1919 di Sokaraja Tengah, Banyumas, itu
menumpahkan seluruh kekuatan untuk kemerdekaan bangsa ini seperti yang kita
rasakan saat ini. Namun perjuangan dan kiprahnya kurang -untuk tidak mengatakan
tidak- dihargai, sekalipun hanya sekadar memberikan gelar pahlawan. Beliau
pahlawan tanpa tanda jasa.
Pada 2013 lalu,
sejumlah tokoh Indonesia mengusulkan Prof KH Saifuddin Zuhri ditetapkannya
gelar pahlawan nasional kepada Kementerian Sosial Republik Indonesia sebagai
penghargaan atas dedikasi dan perjuangan dalam merebut dan mempertahankan NKRI.
Namun usulan tersebut kurang mendapat respon hingga saat ini, sekalipun
menterinya telah diganti kader Nahdlatul Ulama.
KH Saifuddin Zuhri
memang tidak mengharapkan apalagi butuh gelar pahlawan nasional. Mantan Sekjen
PBNU itu mengabdi bukan untuk menaikkan gengsi dengan memperoleh gelar
pahlawan. Kiai yang tutup usia pada 25 Februari 1986 itu berjuang mengusir
penjajah sebagai pengamalan ajaran agama untuk mempertahankan tanah air
tercinta (hubbul wathan minal iman). Namun
generasi bangsa jangan sampai melupakan -lebih tepatnya tidak tahu- sejarah
bangsanya sendiri. Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, kata
Proklamator dan Presiden RI Soekarno.
Mungkin tak banyak
yang tahu kiprah perjuangan KH Saifuddin Zuhri karena memang tak terungkap
dalam buku pelajaran sejarah di bangku sekolah. Jabatan sebagai Ketua Ansor
Daerah Jawa Tengah Selatan dan Majelis Konsul NU Jawa Tengah, serta komandan
Hizbullah Kedu, KH saifuddin Zuhri melakukan perlawanan untuk mengusir Belanda
yang ingin kembali mencaplok NKRI yang baru seumur jagung (hlm. 52).
Perlawanan KH
Saifuddin Zuhri oleh Belanda dianggap ancaman eksistensinya sehingga ditetapkan
sebagai buron sejak tanggal 21 Desember 1948. Bersama dengan anak istrinya yang
sedang hamil tua menyusuri tebing yang curam dan licin selama sebulan dengan
melewati lebih dari 22 desa sebagai tempat berlindung dari Belanda (hlm.
52-53).
Setelah berhasil
mengusir penjajah dan kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan pada 17
Agustus 1945, kiprah KH Saifuddin Zuhri untuk bangsa Indonesia bukan lantas
selesai, tapi babak awal untuk mengabdi secara lebih leluasa dan luas. Mantan
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu turut mengisi kemerdekaan
dengan berkiprah di DPR RI hingga jabatan menteri pada era Presiden Soekarno.
Banyak terobosan baru yang dilakukan menteri agama
kesepuluh itu semasa menjabat dan hingga jabatan tersebut saat ini diganti
putranya, Lukman Hakim Saifuddin, masih dilestarikan. Al-Qur’an dan terjemahnya
terbitan Kementerian Agama adalah prakarsa KH Saifuddin Zuhri saat menjadi
Menteri Agama (hlm. 105).
KH Saifuddin Zuhri juga menginisiasi pendidikan agama di
kalangan militer, kepolisian, dan lembaga pemasyarakatan (LP). Rintisan usaha
ini nampaknya sampai saat ini masih dilakukan oleh Kementerian Agama RI
(hlm. 71).
Di perguruan tinggi, Profesor Luar Biasa IAIN Sunan
Kalijaga tersebut mengembangkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di sembilan
provinsi di Indonesia yang masing-masing memiliki cabang di kota/kabupaten
(hlm. 63).
Buku KH. Saifuddin
Zuhri Mutiara dari Pesantren penting dibaca untuk mengetahui seberapa
besar hutang negeri ini kepada beliau, sekaligus mengais inspirasi dari sosok
multitalenta itu. Karena hampir seluruh isinya, kecuali bab terakhir,
memaparkan perjuangan dan kiprah mantan Pemimpin Umum/Redaksi Duta Masyarakat
itu. Namun penulis tidak memaksudkan buku tersebut sebagai buku biografi dan
bagian dari pengusulan gelar pahlawan.
Pada hakikatnya, isi buku setebal 152 halaman itu tidak
ada sesuatu yang baru selain menganalisis pemikiran pendidikan KH. Saifuddin
Zuhri pada bab terakhir (hlm. 79-124), itu pun banyak mengutip dari buku karya
beliau, di antaranya yaitu Guruku
Orang-orang dari Pesantren (LKiS, 2012) dan Berangkat dari Pesantren (LKiS, 2013). Tapi karena jangan sekali-kali
melupakan sejarah, buku terbitan Pustaka Compass itu tetap harus dibaca sebagai
jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Data Buku:
Judul:
KH. Saifuddin Zuhri Mutiara dari PesantrenPenulis: Rohani Shidiq
Penerbit: Pustaka Compass
Terbitan: Pertama, April 2015
Tebal: XXII+152 halaman
ISBN: 978-602-14673-7-4
Peresensi: M Kamil Akhyari, kader muda Nahdlatul Ulama. Sarjana Institut Ilmu Keislaman Anuuqayah (Instika), Sumenep
KEHIDUPAN SEORANG MAHASISWA YANG MENGINSPIRASI
Serambi Minang.com, Cukup sulit
untuk saat ini untuk menemukan seorang mahasiswa yang mau menunjukan siapa jati
diri dan keluarganya yang sebenarnya. Kehidupan yang semakin “ hedon “ sehingga
memaksa para mahasiswa untuk menutupi kehidupan mereka yang sebenarnya agar
dapat bergaul dengan kalangan tertentu atau dengan pihak-pihak tertentu agar
bergaya hidup mewah.
Namu berbeda dengan seorang
mahasiswi Universitas Andalas berikut ini, melalui sebuah akun facebook milik
Khairil Anwar, difoto serang seorang mahasiswi yang setia diboncengi oleh
ayahnya menaiki becak disaat hiruk pikik makasiswa yang gengsi kala tidak
memiliki motor atau mobil untuk menuju kampusnya. Calon intelektual dengan
bangga diboncekgi oleh orang tuanya dengan bentor bersela banyak rekan
mahasiswa bersepeda motor dan bermobil mewah pulang dari kegiatan bakti “ tulis
Khairil Anwar, jumat ( 07/08/15 ) dalam statusnya sebagaimana yang di kutip
serambimalang.com.
Baca Irwan Prayitno,sosok sederhana
dan Gubernur dengan 137 penghargaan, foto mahasiswi ini jelas mengispirasikan
banyak orang salah satu orang yang berkomentar diakun kilkik Kairil Anwar
dengan akun fecabook dengan nama Satya Gayatri, menaruh simpati dengan
mahasiswi tersebut yang tidak gengsi dengan kondisinya tersebut.
“ Lai nda gengsi anak tu yu, karena
anak kini banyak yang gengsi ( anak tersebut tidak gengsi ya. Karena anak
sekarang banyak yang gengsi. “ tulis
Satya Gayatri. Semogga hai ini menjadi banyak inspirasi bagi banyak pihak dan
memenuhi kebutuhan “ hedon “ yang lebih merusak masa depan.
KISAH SOPIR TAKSI LULUSAN JERMAN YANG MEMBER
PELAJARAN BAHWA TAK PERLU GENGSI BERJUANG UNTUK HIDUP
Seorang supir taksi ini bernama
Peter Yan yang beberapa hari ini menjadi perbincangan di media sosial, yang
berpropesi sebagai supir taksi ini memang memiliki pengalaman hidup yang layak
untuk dijadikan sebagai pelajaran, di usianya sekarang yang sudah menginjak
usia 58 tahun ini, Peter Yan yang lulusan S2 teknik sipil di Jerman, kini
dengan ikhlas menjalani propesinya sebagai supir taksi.
Bermula dari seorang penumpang yang
kaget ketika Peter Yang menjawab telepon dengan menggunakan bahasa Jerman.
Postingan itu kemudian menjadi viral dan menjadi perbincangan dimedia sosial,
media-media mainstream pun tidak ketinggalan memberitakan sosok Peter Yan
yang mengejutkan ini. Setelah sepuluh tahun Peter Yang tinggal di Jerman,
kemudian pulang ke Indonesia dan mengerjakan banyak proyek pembangunan.
Awal mulanya setelah lulus SMA, pria
sala NTT ini memutuskan untuk kuliah di Jerman tak ada bayangan apa yang akan
dilakukannya. Baginya, saat itu lulus dan diterimakuliah diluar negeri adalah
seseuatu yang membanggakan. Selama sepuluh tahun Peter Yang tinggal di Jerman
untuk kuliah, menurutnya waktu itu kuliah gratis namun dia harus bekerja untuk
memenuhi kehidupannya selama di Jerman. Dia pun menikah dengan gadis
Indonesiayang juga berkuliah di Jermandan dikaruniai anak.
Setelah lulus kuliah, Peter Yanpun
kembali ke Indonesia untuk menerapkan ilmu yang telah ditimbanya selama sepuluh
tahu di Jerman, dia memulai dengan mempraktikkanilmunya yang diperolehnya di Jermanyakni dengan membuat
desain busway seperti yangdigunakan saat ini, namun sayang, Pemprov DKI Jakarta
waktu itu belum tertarik untuk menggunakan desain yang diberikan Peter. Ia
punmengaku pernah membuat desai beberapa jalan layang di Jakarta. Peter pun
turut membuat desain untuk pembangunan ribuan rumahpaska gempa Aceh pada tahun
2004 silam. Kisah Peter Yan isi telah diangkat
kesejumlah televise dan membuat kagum presenter televise yang
mewawancarainya.
TOKOH INSPIRATIF DAN RIWAYATNYA
Dahlan
Iskan adalah salah satu putera terbaik Indonesia. Beliau dikenal masyarakat
karena keberhasilannya dalam memimpin surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya
koran daerah yang hampir gulung tikar menjadi koran nasional dengan penjualan
yang sangat fantastis. Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN
menggantikan Mustafa Abubakar.
Dahlan Iskan dilahirkan di
Magetan Jawa Timur, tepatnya di desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando,
Magetan, Jawa Timur pada tahun 1951. Dahlan Iskan tidak pernah tahu tepatnya
tanggal dan bulan ia dilahirkan, sampai saat ini tanggal yang ia gunakan
sebagai tanggal lahir adalah karangannya sendiri. Ia menggunakan tanggal 17
Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya karena tanggal itu tepat hari
kemerdekaan Indonesia sehingga mudah diingat. Selain itu mungkin ia juga ingin
tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang tahun 45.
Masa Kecil Dahlan Iskan
Dahlan Iskan adalah anak dari
pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat
bersaudara. Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati
sedangkan adik bungsunys bernama Zainuddin.
Orang tua Dahlan Iskan
bukanlah orang kaya, bahkan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya
terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Kehidupan telah menempa Dahlan kecil
menjadi pribadi yang tangguh. Sering ia dan saudaranya merasa perih di perut
karena menahan rasa lapar, ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan
berarti harus meminta-minta untuk dikasihani melainkan harus dihadapi dengan
bekerja dan berusaha. Ayah Dahlan pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani
dengan tepat akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip keluarga Dahlan.
Pada saat kecil Dahlan Iskan
hanya memiliki baju satu stel yaitu kaos dan celana serta satu sarung. Sarung
adalah baju serba guna bagi dahlan, saat beribadah ia gunakan sarung, saat baju
dan celana nya dicuci , ia gunakan sarung sampai pakaiannya kering, saat tidur
di malam hari ia gunakan sarung untuk selimut. Ketika sekolah ia tidak
mempunyai sepatu. Saat itu jarak antara rumah dan sekolahnya puluhan kilometer,
sehingga ia dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki dengan merasakan
lecet di telapak kaki karena tak bersepatu. Sehingga ia menyimpan keinginan
besar (menurutnya saat itu) yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu (cerita ini
bisa anda baca di buku “Sepatu Dahlan”).
Kenangan Tentang Ayah dan Ibunya
Tentang ayah dan ibu Dahlan,
yang ia ingat tentang orang tuanya adalah bahwa ayah dan ibunya adalah sosok
yang bersahaja. Ayah dan ibunya adalah pasangan yang harmonis, walaupun hidup
serba kekurangan, ayah dan ibunya hampir tidak pernah bertengkar. Ada cerita
menarik tentang orang tua Dahlan. Di dekat rumah Dahlan ada kebun pisang milik
keluarganya, saat itu daun pisang sedang lebat-lebatnya. Ibu Dahlan sangat
senang melihat daun pisang yang rimbun. Tanpa sepengetahuan istrinya, ayah
Dahlan memotong daun pisang itu dan menjualnya ke pasar karena butuh uang,
kontan saja saat ibunya mengetahui, ia sangat marah dan terjadilah adu mulut
antar keduanya. Itulah satu-satunya pertengkaran yang pernah terjadi diantara
orang tua Dahlan.
Suatu saat ibu Dahlan
terserang penyakit yang membuat perutnya membesar. Karena orang desa dan tak
punya biaya, mereka tak tahu itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan meninggal
dunia. Ketika dewasa Dahlan baru tahu bahwa penyakit ibunya itu adalah sejenis
kista yang dengan operasi sederhana bisa sembuh. Jika Dahlan mengingat itu,
kecewa hatinya. Saat itulah Dahlan bertekad menjadi orang pandai, kaya dan
sukses. Agar tidak terjadi lagi hal seperti itu di kehidupannya.
Kenakalan Dahlan Kecil
Sepulang sekolah, Dahlan tak
lantas bermain-main. Ia harus bekerja membantu orang tuanya seperti menyabit
rumput, menjadi kuli seset di kebun tebu, menggembala kambing dan lainnya.
Namun hal ini tak lantas membuat Dahlan kecil kehilangan keceriaannya. Ia
tetaplah menjadi anak kecil yang periang dan sesekali nakal.
Pernah suatu hari, karena
sangat ingin memiliki sepatu, Dahlan membongkar lemari ayahnya guna mencari
siapa tahu ayahnya menyimpan sejumlah uang disana. Ia juga pernah mendapatkan
nilai merah di raport-nya. Ketika ia telah berhasil memiliki sepatu, ia tetap
‘nyeker’ berjalan ke sekolah dan sepatunya ia ‘tenteng’ agar tetap awet dan
tidak rusak.
Kisah kenakalan Dahlan kecil
yang lain adalah sewaktu pulang sekolah, ia dan adiknya yang bernama Zainuddin
bekerja menggembalakan kambing, “Waktu itu masih SD. Setelah pulang sekolah,
kami biasa menggembala domba di pinggir sungai desa,” kata Zainuddin. Sambil
menggembala domba, ia dan teman-temannya bermain wayang dari ranting ketela
pohon. “Karena keasyikan, enggak tahu ternyata domba-dombanya sudah lewat dan
kembali ke kandang di rumah.” Mereka berdua sangat ketakutan sekali jika
dimarahin bapaknya, namun mereka akhirnya lega karena jumlah domba yang kembali
lengkap 30 ekor.
Pengalaman kenakalan Dahlan
waktu kecil yang lain adalah saat adu menunggang kerbau dan Dahlan terjatuh
dari kerbaunya yang mengakibatkan mulutnya terluka.
Karir Dahlan Iskan
Sebelum saya mengulas tentang
karir Dahlan Iskan, saya akan sedikit mengulas tentang riwayat pendidikan
Dahlan Iskan. Dahlan Iskan mulai bersekolah di madrasah yang juga disebut
sekolah rakyat (sekarang bernama sekolah dasar). Setelah tamat ia melanjutkan
ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah setingkat SLTA.
Setamat SLTA, Dahlan Iskan
melanjutkan sekolahnya di fakultas hukum IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17
Agustus. Semasa kuliah ia lebih senang mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti
Pelajar Islam Indonesia dan menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa
ketimbang mengikuti kuliah. Karena keasyikannya itu ia jadi tidak meneruskan
kuliahnya.
Kemudian Dahlan Iskan hijrah
ke Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia numpang di rumah kakak tertuanya.
Disana ia menjadi reporter sebuah surat kabar lokal. Tulisan Dahlan banyak yang
meminatinya.
Pada Tahun 1976, Dahlan
kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu
terjadi musibah yang bersejarah yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan
menulis tentang musibah tersebut dengan sepenuh hati dan meletakkannya di
Headline News Tempo. Tak disangka hasilnya sangat luar biasa, dari respon
pembaca banyak yang menyukai gaya Dahlan
menulis. Hal inilah yang membuat pimpinan Tempo mengangkat Dahlan sebagai
kepala biro Tempo Jatim.
Walau sudah bekerja dan
menulis untuk Tempo, diam-diam Dahlan juga menulis untuk koran lain seperti
Surabaya Post dan surat kabar mingguan seperti Ekonomi Indonesia sebagai
tambahan penghasilan. Hal ini diketahui oleh pimpinan Tempo dan menegur Dahlan.
Dahlan Iskan dan Jawa Pos
Jawa
Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat
itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di
Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar,
lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan
Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan
Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus.
Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam.
Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja.
Koran-korannya
yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The
Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu
lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal
di London, Inggris.
Saat itu terdengar kabar
bahwa Jawa Pos dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu
Eric Samola. Melihat prestasinya yang lumayan dan keinginan Dahlan untuk
berbuat lebih, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos.
Awalnya koran Jawa Pos
bernama Java Post kemudian diganti dengan Djawa Post dan diganti lagi menjadi
Jawa Pos. Awalnya media masa Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas.
Saat Dahlan Iskan ditunjuk menjadi pimpinan Jawa Pos, Jawa Pos hampir bangkrut
karena kalah bersaing. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan
tidak berputus asa. Ia mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos.
Ketika itu budaya membaca
koran adalah di sore hari. Melihat ini muncullah ide cemerlang Dahlan. Ia
memutuskan bahwa Jawa Pos akan diterbitkan dan dibagikan di pagi hari. Ide ini
di gulirkan Dahlan agar Jawa Pos seakan-akan bisa memberikan berita lebih cepat
dari koran lain.
Namun tidak semua stafnya
menyetujui usul Dahlan karena bertentangan dengan kebiasaan masyarakat dalam
membaca koran. Sore hari adalah saat santai, orang pulang kerja sembari santai
dengan membaca koran. Sedangkan pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk
kerja. Mana mungkin ada waktu untuk membaca koran. Bagaimana nanti jika Jawa
Pos tidak laku jika diterbitkan pagi hari. Begitulah argumen para stafnya yang
tidak setuju dengan usul Dahlan.
Namun Dahlan tidak menyerah,
justru inilah kesempatan Jawa Pos. Saat koran lain belum terbit, Jawa Pos
mendahului untuk terbit dan dibagikan. Sehingga akan membentuk opini bahwa Jawa
Pos lebih cepat meliput berita dan lebih cepat mengetahui berita dibandingkan
koran lain. Persoalan kebiasaan membaca koran di sore hari itu pelan-pelan
dapat di rubah di pagi hari. Tentunya orang akan lebih senang jika lebih cepat
mengetahui apa yang terjadi di masyarakat ketimbang yang terakhir tahu.
Akhirnya Jawa Pos terbit di
pagi hari. Awalnya masyarakat kaget ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi
dengan sabar Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran di
pagi hari. Dahlan membentuk opini bahwa lebih cepat mengetahui berita yang up
to date itu lebih cerdas dan lebih keren. Untuk hal ini Dahlan Iskan bahkan
terjun langsung dalam memasarkan koran Jawa Pos.
Pelan-pelan Jawa Pos
membiasakan masyarakat untuk membaca koran di pagi hari. Menerbitkan kkoran di
pagi hari, Jawa Pos hampir tidak ada saingannya karena koran lain tetap terbit
sore hari. Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yaitu 1982-1987 Jawa Pos
berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik 20 kali
lipat dari omset ditahun pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6
miliar. Dari surat kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan menjadikan Jawa
Pos menjadi surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinan Dahlan
berhasil merubah kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi
pagi hari.
Melihat keberhasilan Jawa
Pos, koran lain yang awalnya terbit sore juga ikut-ikutan ter bit pagi karena
takut kehilangan pasar.
Di tahun 1993 saat usianya
mencapai 42 tahun, Dahlan mengundurkan diri menjadi pemimpin redaksi dan
pemimpin umum Jawa Pos karena ia ingin memberikan kesempatan pada orang yang
lebih muda untuk berkarya.
Dahlan Iskan akhirnya fokus
mengembangkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran
saja, Jawa Pos kemudian juga membuat majalah dan juga surat kabar daerah lain.
Jaringan ini terkenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN adalah
jaringan media terbesar di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar,
tabloid dan majalah serta memiliki 40 percetakan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tahun 1997 Dahlan Iskan
membangun gedung pencakar langit yang terkenal di Surabaya dengan nama Graha
Pena. Gedung ini menjadi pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan
juga membangun gedung serupa di Jakarta mengingat Jakarta adalah ibukota
Indonesia dan untuk lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.
Dahlan juga melirik media
elektronik dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yaitu JTV dan SBO, Batam
yaitu Batam TV, di Pekanbaru yaitu Riau TV, FMTV di
Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung dan di kota-kota
lainnya yang mencapai 34 stasiun televisi lokal.
“Jangan meletakkan semua telur di keranjang
yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai
pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate dan hotel.
Selain itu
Dahlan Iskan juga memiliki perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu
direktur pembangkit listrik swasta PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur
dan PT Prima Electric Power di Surabaya. Hal inilah yang menjadi salah satu
alasan kelak mengapa Dahlan ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN.
Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
Pada awal tahun 2009, Dahlan
Iskan juga menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Beliau
membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan
Surabaya - Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik mencapai 4.300
kilometer. Proyek ini di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan
Dahlan Iskan yang menjadi Komisarisnya.
Dahlan Menjadi Dirut PLN
Kesuksesan Dahlan Iskan dalam
mengembangkan Jawa Pos Group sangat terkenal dimana-mana. Setiap saat media
cetak dan elektronik meliput keberhasilan raja media asal Jawa Timur ini
sampai-sampai Presiden SBY pun tahu kecemerlangan Dahlan Iskan dalam memimpin
JPNN. Waktu itu di Jakarta sedang musimnya mati lampu. Banyak masyarakat yang
mengeluh alat elektroniknya rusak gara-gara byar-pet ini. Fahmi Mochtar yang
menjadi Dirut PLN saat itu banyak menuai kritikan. Akhirnya Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengeluarkan keputusan untuk mengangkat Dahlan Iskan menjadi
Dirut PLN menggantikan Fahmi Mochtar.
Banyak pihak yang tidak
setuju dan meragukan hal itu. Bahkan tak segan pihak yang kontra mencibir
dengan mengatakan “ Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak
lulus kuliah bisa memimpin PLN. Jangan samakan PLN dengan Jawa Pos.” Menanggapi
hal itu Dahlan Iskan dengan santainya menjawab “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan
SMA jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang dianggap paling pintar. Lalu, masuk
fakultas teknik elektro ITB, yang juga terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi
masuk PLN oleh senior-senior yang hebat. Tidak diragukan lagi, PLN adalah
kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di negeri ini” “ Ya. Yang
dibutuhkan sekarang adalah manusia bodoh seperti saya”.
Hari pertama
Dahlan bekerja di PLN, ia langsung membuat gebrakan antara lain :
Bebas
byar-pet se Indonesia dalam waktu enam bulan
Gerakan
sehari sejuta sambungan
Pencabutan
capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih adil dan dapat
menumbuhkan iklim investasi di Indonesia.
Selain program diatas. Dahlan
Iskan juga membangun sejumlah besar proyek untuk PLN seperti membangun PLTS di
100 pulau pada tahun 2011. Di tahun sebelum kepemimpinan Dahlan, PLN hanya
berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda,
Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan
Citrawangan.
Fakta unik Dahlan Iskan saat
menjadi Dirut atau CEO PLN adalah sebagai berikut :
Setiap
tanggal 17 di setiap bulan yang biasanya diisi upacara, diganti dengan diskusi
antar karyawan dan atasan.
Dahlan
Iskan juga membuat “CEO Note” sering juga disebut CEO Note Dahlan Iskan yaitu catatan yang dapat menjembatani
atasan dan bawahan. CEO Note Dahlan
Iskan ini selalu diakhiri dengan kata-kata motivasi untuk lebih maju
dan sukses.
Dahlan
Iskan lebih memilih mengendarai mobil pribadinya sendiri daripada memakai mobil
dinas.
Dahlan
Iskan tidak mengambil gajinya sebagai CEO PLN dan tidak menempati rumah dinas.
Benar saja, dibawah
kepemimpinan Dahlan Iskan yang full visi dan memiliki etos kerja yang tinggi,
PLN memiliki banyak kemajuan. Seperti tidak byar-pet lagi dan pelayanannya
lebih profesional.
Dahlan Iskan menjabat
menjadi Direktur Utama PLN hanya dua tahun karena pada tanggal 19 Oktober 2011,
Presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa
Abubakar yang sedang sakit.
Sebenarnya Dahlan
sangat berat meninggalkan PLN, karena banyak programnya yang belum rampung dan
visi yang ia bangun untuk mereformasi PLN masih sedikit yang terwujud mengingat
masa jabatannya yang masih seumur jagung 2 tahun. Namun apa dikata, ternyata
kemampuannya dalam memimpin dianggap lebih tinggi dari pada hanya memimpin PLN.
Dahlan Menjadi Menteri BUMN
Saat diangkat menjadi
Menteri BUMN, ada satu pertanyaan yang dialamatkan ke Dahlan, kurang lebih
pertanyaannya seperti ini “BUMN adalah
lembaga yang sering menjadi sasaran empuk korupsi, bagaimana menurut anda?”
Menanggapi pertanyaan seperti itu, Dahlan tersenyum sambil menjawab “ Menurut pengamatan saya, di lembaga ini
ada 10% orang yang jujur dan ada 10% orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80%
berada di tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin
termasuk orang yang jujur maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang
jujur menjadi 90%. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur maka yang 80% juga
ikut yang tidak jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi kembali
lagi ke pemimpinnya” Wow excellent. Jawaban yang sangat cerdas.
Semenjak menjadi
menteri BUMN, Dahlan Iskan melakukan beberapa gerakan. Salah satunya adalah
membersihkan BUMN dari korupsi. Langkah awalnya adalah dengan memberi kriteria
khusus dalam mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki
integritas yang tinggi. Syarat yang lain adalah memiliki antusias untuk maju.
Dahlan tidak menyebut
pandai sebagai syaratnya karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu
integritas yang baik, kenapa bukan kepintaran karena saya yakin semua orang sudah
pintar, yang kedua adalah harus mempunyai antusias keinginan maju, banyak orang
integritas tinggi tapi tidak punya antusias. Tapi ada juga antusias tidak
integritas dia kaya kuda liar," jelas Dahlan.
Dahlan Iskan Cangkok Hati
Mungkin banyak yang sudah
tahu jika Pak Dahlan Iskan pernah terjangkit virus Hepatitis B. Sebenarnya
Dahlan Iskan tidak menyadari jika ia sedang terkena penyakit hepatitis B,
tahu-tahu muntah darah. Dahlan mengakui sebelum ini ia sering hidup seenaknya, waktu kecil ia sering minum air sungai mentah
yang tak tahu bagaimana tingkat higienisitasnya, kemudian ia juga suka makan di
satu wadah sama-sama. Saat bekerja pun ia sering lupa waktu untuk istirahat.
Apalagi saudaranya yaitu ibu, paman dan kakak kandungnya yang meninggal di usia
muda yaitu berumur 30-34 tahun juga mengalami gejala yang sama yaitu muntah
darah.
Berikut
kronologisnya Dahlan Iskan sampai harus menjalani cangkok hati atau
transplatasi hati yang dikutip dari wawancara Dahlan di Kick Andy.
Bermula setelah melakukan perjalanan bisnis
yang begitu panjang. Mulai dari China hingga Ambon, Dahlan Iskan mengalami
muntah darah ketika tiba di rumahnya, Surabaya. Setelah melakukan pengecekan
kepada seorang dokter, ternyata liver atau hatinya telah sirosis. Selain itu,
hati yang telah rusak juga telah dipenuhi kanker.
“Dokter bilang umur saya tinggal enam bulan.
Paling lama dua tahun,” kata Pimpinan Jawa Pos Group ini. Dokter pun langsung
menyarankan melakukan tindakan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, yaitu
transplantasi. Tindakan ini jelas saja penuh risiko. Apalagi sebelumnya seorang
tokoh, Nurcholish Madjid gagal setelah melakukan transplantasi. Cak Nur
meningal dunia ketika dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura.
Akhirnya dengan penuh pertimbangan, Dahlan Iskan
memilih sebuah rumah sakit di Tianjin, China untuk melakukan transplantasi.
Bersama tim kecil, yaitu Nafsiah Sabri, istrinya, Robert Lai, sahabatnya dan
saudara angkatnya di China menunggu donor hati. Tim kecil ini tinggal di China
sampai mendapat donor hati untuk di cangkokan ke dalam tubuh Dahlan Iskan
selama enam bulan.
Kisah Dahlan Iskan ini sangat menarik untuk
diangkat di Kick Andy. Terutama bagaimana detik-detik menjelang operasi
menunggu donor hati yang tak kunjung datang. Juga bagaimana perjuangan seorang
sahabat Dahlan Iskan, Robert Lai yang begitu gigih menjaga, merawat dan
membersihkan kamar perawatan. Salah satu kegagalan pasien transplantasi adalah
pasca operasi. Hal ini juga diungkapkan Prof Sulaiman Phd, seorang ahli liver
dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. “Transplantasinya sebenarnya
tidak berbahaya. Tapi justru virus sesudah operasilah yang sangat mematikan.”
ujar dokter yang pernah merawat almarhum Nurcholish Madjid ini.
Dengan berhasilnya transplantasi hati Dahlan
Iskan, ternyata tidak hanya melegakan keluarganya saja. Keluarga Nurcholish
Madjid juga merasa bersyukur. Waktu itu banyak orang berpendapat, Cak Nur
meninggal dunia karena dimurkai Allah makanya mukanya hitam. Ternyata yang
terjadi tidaklah demikian. Orang yang menderita sirosis hati pasti mukanya
hitam. Begitu juga Dahlan Iskan. Namun setelah transplantasi mukanya kembali
bersinar. “ Kalau muka menjadi hitam, itu karena kotoran ikut beredar melalui
aliran darah karena hati yang telah rusak,” kata Dahlan Iskan, yang mengaku
berasal dari keluarga miskin.
Kini Dahlan Iskan mempunyai dua “Mercy”. Satu
Mercy adalah salah satu mobil Mercy seri 500 seharga Rp 3 miliar. Mercy yang
lain adalah lambang mercy di perutnya, bekas operasi transplantasi hati yang
harganya konon lebih dari harga mobil itu.
Dahlan
Iskan Dan Nafsiah Sabri
“Dibalik keberhasilan seorang pria pastilah
ada peran wanita hebat yang mendukungnya sepenuh hati”. Pepatah diatas pantaslah disematkan pada
Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri.
Nafsiah Sabri adalah
wanita yang dipilih Dahlan untuk menjadi istri dan ibu bagi anak-anaknya.
Nafsiah adalah wanita yang sholehah, pengertian, sabar, humoris, ceria dan
mandiri. Hal itulah yang membuat Dahlan jatuh hati padanya.
Awal pertemuan
mereka adalah saat sama-sama mengisi ceramah agama di sebuah radio di semarang.
Saat itu Dahlan belum menyatakan isi hatinya. Ia hanya berani menawarkan
boncengan sepeda angin untuk Nafsiah saat akan berangkat siaran radio.
"Dulu
saya hanya punya sepeda dan berangkat boncengan. Saya lihat sepertinya Ia bisa
menjadi ibu yang hebat," ucap Dahlan mengenang saat masa pedekate dengan
Nafsiah Sabri.
Pada
tahun 1975, Dahlan Iskan yang ketika itu berusia 25 tahun dan Nafsiah Sabri
yang berumur 22 tahun akhirnya menikah.
Nafsiah
Sabri adalah istri yang benar-benar mencintainya sepenuh hati, penurut dan
tidak banyak menuntut. Hal ini tercermin dari Nafsiah yang mau dijadikan
istrinya walaupun Dahlan belum menjadi apa-apa. Saat itu Dahlan Iskan hanyalah
reporter lepas, DO dari kuliah dan tidak punya penghasilan tetap serta belum
punya rumah.
"Bahkan
kehidupan sehari-hari lebih banyak dibantu dari gaji istri saya yang menjadi
guru SD waktu itu. Ketika lahir anak pertama mereka, Azrul Ananda kita bisa
menyewa rumah yang ada kamarnya meski di gang sempit," jelasnya.
Dari
pernikahan Dahlan Iskan dan Nafsiah Sabri, mereka telah dikaruniai dua orang
anak yaitu Azrul Ananda dan Isna Fitriana. Walau hidup mereka saat itu serba
kekurangan namun Nafsiah tetap setia dan mencintai Dahlan. Mulai dari Dahlanhanya
seorang reporter lepas sampai saat Dahlan menjadi menteri BUMN, Nafsiah selalu
menemaninya bahkan saat Dahlan ditransplatasi hati, Nafsiah jugalah yang
mempersiapkan segala kebutuhannya.
Sebagai
seorang istri, Nafsiah 100% mendukung karir suaminya. Saat Dahlan Iskan harus
turun ke jalan menjual e-toll card, Nafsiah juga ikut membantu suaminya
berpanas-panasan menjajakan e-toll card.
Nafsiah
sangat mahir memasak. Dahlan Iskan sangat menyukai masakan istrinya bahkan ia
sering membanggakan dan menawarkan masakan istrinya itu ke wartawan dan stafnya
untuk ikut mencicipi. Saat Dahlan pulang dari chek up kesehatan di Singapura,
Dahlan langsung pulang kerumah dan bersama stafnya menikmati masakan istri
tercintanya, Nafsiah Sabri.
Mobil Listrik Dahlan Iskan
Setelah lolos dari
maut karena penyakit sirosis-nya, Dahlan Iskan seakan menemukan hidupnya yang
baru. Beliau jadi benar-benar menghargai waktu ekstra yang diberikan Alloh
kepadanya. Apa yang beliau kerjakan sepenuhnya didedikasikan untuk kebaikan
banyak orang. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia
lainnya.” Itulah prinsip Dahlan Iskan. Saat ia menjadi Dirut PLN, ia
berprestasi sebaik-baiknya. Begitu pula saat menjadi Menteri BUMN, Dahlan ingin
mengabdi dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pengabdiannya pada negeri
Indonesia dan bentuk pengabdiannya pada masyarakat adalah dengan memfasilitasi
dan mendukung produksi mobil nasional. Dahlan Iskan memang bukan orang pertama
yang mendukung mobil nasional, sebelum nya ada Jokowi dengan mobil SMK dan saat
era Soeharto juga ada Timor mobil.
Dahlan berpendapat
bahwa Indonesia adalah negara besar dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa,
sayang sekali jika hanya menjadi konsumen termasuk mobil. Tetapi jika Indonesia
ngotot memproduksi mobil bensin maka pasti Indonesia sudah kalah pasar dengan
Jepang dan Korea. Akhirnya dipilihlah mobil listrik yang belum seramai mobil
bensin. Mobil listrik dipilih sebagai mobil yang akan didukung Dahlan Iskan
sebagai mobil nasional karena pesaingnya belum ketat, ramah lingkungan dan jika
diproduksi secara masal (apalagi produksinya di Indonesia) akan lebih murah
harganya dari mobil bensin yang harus impor.
Mobil listrik
Dahlan yang pertama adalah Tuxuci. Tuxuci adalah sejenis mobil sport. Tuxuci
ini dibuat oleh Danet Suryatama adalah salah satu Diaspora Indonesia (orang
Indonesia yang tinggal di luar negeri tapi telah kembali alias ‘pulang
kampung’) yang pernah berkarir dibidang otomotif dan sangat cemerlang dibawah
bendera Chrysler dan Mitsubishi. Tim yang membuat mobil listrik ini dinamai
“Putra Petir”.
Tuxuci bisa
menempuh jarak 400km atau 4 jam dengan baterai terisi penuh, untuk mengisi
baterai sampai penuh butuh waktu 6 jam. Tuxuci memiliki kecepatan maximum
193km/jam dan jarak jelajah 200 mil atau 321,8km untuk sekali charge. Tuxuci
dibandrol dengan harga 3 miliar.
Namun sayang saat
uji coba dari Solo menuju Surabaya,, Tuxuci mengalami rem blong dan menabrak
tebing di Magetan. Body Tuxuci mengalami rusak parah dan untungnya Dahlan Iskan
yang mengemudikannya selamat dan tak terluka sedikit pun.
Walau begitu
Dahlan Iskan tak patah semangat. Ia tetap melanjutkan proyek mobil listriknya.
Bersama dengan “Putra Petir” yaitu komunitas yang membantu Dahlan membuat mobil
listrik, Dahlan Iskan membuat mobil listrik kedua yang bernama “Selo” yang
dalam bahasa Jawa berarti batu. Mobil kedua ini masih berupa mobil sport.
Bedanya “Selo” tidak memakai gearbox agar lebih hemat beda dengan Tuxuci yang
memakai gearbox. Jika mobil Tuxuci dirancang oleh Danet Suryatama maka mobil
kedua dirancang oleh Ricky Elson. “Selo” ditawarkan dengan harga 1,5 miliar
namun bisa menjadi 300 jutaan jika diproduksi massal. Rencananya “Selo” akan
dipamerkan di ajang KTT Asean di Bali bulan Oktober 2013.
Itulah Biografi
Dahlan Iskan mulai dari kecil hingga sekarang. Penulis merangkumnya dari
berbagai sumber.
BONG CHANDRA
Bong Chandra (lahir di Jakarta, 25 Oktober 1987; umur 28 tahun)
adalah seorang pebisnis, pembicara, dan juga motivator populer asal Indonesia. Pada tahun
2010, ia mendapatkan gelar "motivator termuda se-Asia", yakni ketika
berusia 23 tahun. Dia sering mengadakan acara seminar motivasi di berbagai
kota, khususnya di Indonesia. Dia juga
menulis buku motivasi berjudul Unlimited Wealth. Dia mengaku
sengaja tidak menyelesaikan kuliahnya untuk memfokuskan diri sebagai pembicara
dan motivator.
Riwayat
Kesuksesan ini tak diraih dengan mudah. Bong harus
menempa dirinya dengan kerja keras. Saat usianya menginjak 18 tahun, Bong
memilih berjibaku membangun bisnis ketimbang bersenang-senang seperti remaja
seusianya. Kerja keras Bong dimulai sejak krisis ekonomi 1998. Bencana itu
membuat bisnis ayahnya, Aditya, terempas. Pabrik kuenya terancam gulung tikar.
“Rumah sampai nyaris dijual,” katanya saat ditemui di salah satu tempat
usahanya, Free Car Wash Serpong, Tangerang
Selatan, Kamis lalu.
Bong, yang kala itu berusia 11 tahun, berempati atas
terpuruknya ekonomi keluarga. Kebutuhan sekolah diusahakan sendiri. Contohnya
ia lebih memilih kertas bekas dan memfotokopi buku pelajaran milik temannya
ketimbang membeli baru. Beberapa alat tulis juga dibuatnya sendiri. “Saya
menggunakan karet (gelang) untuk penghapus,” tuturnya.
Bong kecil juga menjual sisa potongan kue di pabrik
ayahnya ke sekolah. Semula ia gengsi. Apalagi dia minder karena penyakit asma,
yang membuat tubuhnya ringkih, sehingga kerap dicemooh oleh rekannya. Namun
motivasi dia bertahan hidup lebih besar. Bong malah makin giat mengembangkan
usaha. “Saya menjual parfum dan VCD (cakram padat).”
Saat masuk SMA, ia bersama seorang temannya nekat
berbelanja pakaian ke Bandung meski tak punya duit. “Modalnya kepercayaan,”
katanya. Pagi hari mereka berangkat, sore kembali ke Jakarta dengan membawa
setumpuk baju yang siap dijual. Bong membuka lapaknya di Senayan dan Pasar
Taman Puring, Jakarta Selatan. Ia juga menjual pakaian seragam kepada rekan dan
adik kelasnya.
Bong sadar motivasi perlu dipertahankan karena cemoohan
berpotensi mengendurkan semangatnya. Apalagi rekannya kerap menyindir Bong.
“Seumuran kita harusnya bersenang-senang,” ujar Bong menirukan rekannya. Tapi
ia berkukuh. Beruntung, orang tuanya rajin memberi nasihat. Bong pun gemar
membaca buku motivator dunia, seperti Donald Trump. “Keinginan sukses makin
besar,” katanya. Kegemaran ini memudahkannya memotivasi diri. Ia pun mulai
menasihati temannya yang patah semangat.
Ia makin yakin akan kualitas bakatnya memotivasi orang.
Bersama lima rekannya, Bong membuat event organizer untuk pelatihan motivasi.
Sasarannya orang-orang dekat. “Saya diminta beberapa rekan satu jemaat di gereja,”
ujarnya. Bong awalnya memotivasi para karyawan pemasaran. Selama dua tahun
pertama, ia hanya memungut biaya operasional. “Ini investasi saya,” katanya.
Apalagi tujuan bisnis ini tidak untuk mencari uang. “Saya memperluas
pertemanan,” katanya.
Tak sulit bagi alumnus SMA Kalam Kudus Jakarta ini
mendapatkan teman dari 90 ribu peserta pelatihannya, yang kebanyakan pelaku
bisnis. “Kalau teman kita sukses, kita akan kecipratan sukses,” katanya.
Keyakinan Bong yang kerap mengisi pelatihan di kalangan pebisnis properti ini
benar. Ia mulai diajak sesama pembicara saat memberikan pelatihan di Real
Estate Jawa Timur.
Awalnya Bong diminta mencarikan investor pembangunan
properti seluas 5,1 hektare di Ciledug, Tangerang. Meski gagal, rekannya tak
kecewa. Ia justru diminta bergabung menjalankan bisnis ini. Akhirnya Bong dan
dua temannya menjalankan perusahaan properti senilai Rp 180 miliar sejak
Januari lalu. “Ini modal networking,” katanya.
Keberuntungannya terus bergulir. Pelan-pelan banyak
tawaran mengajaknya berbisnis bersama. Selain properti, Bong mendirikan bisnis
pencucian mobil. Usaha ini dibangun di Buah Batu, Bandung, dan Serpong. Kini ia
menjalankan tiga usaha dengan karyawan mencapai 100 orang. Menjadi pembicara
motivasi membuat Bong memutuskan berhenti kuliah di Jurusan Desain Grafis
Universitas Bina Nusantara. Setelah tidak kuliah, satu-satunya pilihan Bong
adalah menjadi motivator yang sukses.
Meski dia sudah berbicara di hadapan 15 ribu orang per
tahun, mulai mahasiswa, ibu rumah tangga, dosen, ahli hukum, dokter, pengusaha,
hingga CEO, Bong menyebut dirinya sebagai pribadi yang tertutup. “Saya tidak
mudah akrab,” katanya. Bong juga mengenali dirinya sebagai orang yang lambat
bertindak. “Saya menuntut sempurna jadi kerap lama berpikir.”
PENGUSAHA STOP GENGSI GENGSIAN
Siapa sih
yag tak mengiginkan bisnisnya sukses da terus melesat? Namun ada beberapa
faktor penghalang yang menyebabkan bisnis tidak bisa berkembang. Salah satunya
adalah sifat malu dan gengsi melakukan beberapa hal, pengusaha stop
gengsi-gengsian, kalua mau sukses sebaiknya segera lakukan hal berikut ini :
Pertama,
jangan gengsi turun kepasar dan buatlah pola promosi yang efektif. Di sinilah
diperlukan ketelitian dan kesepakatan. Pembacaan keadaan pasar yang tepat
sanggat dibutuhkan untuk dapat melahirkan sebuah promosi yang efektif. Tentu
saja promosi yang efektif ini hanya akan bisa dicapai jika kita rajin turun
kepasar mengadakan survei dan mengikuti perkembangan keadaan pasar dengan
seksama.
Kedua,
jangan gengsi mengontak teman-teman lama, coba lihat friendlist Anda di
Facebook, catatan nomor telepon kawan lama, dan kartu nama yang sudah Anda
simpan hingga berdebu, bisa jadi merekalah prospek cerah untuk bisnis Anda
Ketiga,
jangan gengsi memerima kritik, selalu mengganggap kritikan sebagai hal positif
untuk perkembangan bisnis baru, apalagi menggunakan metode out of box dalam
penawarannya pasti akan mengundang banyak kontroversi. Mulai dari kagum dengan
ide cerdas yang dilahirkan, sampai ada yang menghujat karena dianggap menyalahi
pakem. Seorang calon entrepreneur muda yang sukses tidak akan menyerah karena
kritikan yang datang, justru mereka akan menggunakan kritikan sebagai
perbaikan. Mulailah jeli untuk menyaring kritik positif sebagai alat untuk
menyempurnakan langkah dan membuang ke tong sampah kritik yang negative yang
hanya akan mematikan langkah, yang larus diasah oleh pebisnis awal adalah
kekuatan mental untuk bersaing dengan senior dilapangan, da jangan cepat mundur
dari pertarungan bisnis hanya karena ejekan yang menjatuhkan.
Keempat, jangan gengsi membuat jaringan, perluasan
jaringan harus dilakukan dari awal atau, jika tidak perlu, sebelum hard
launching dilakukan jaringn sudah terbangun. Bahkan, jauh sebelum soft
launching, apapun jenis usaha anda, jangan lupa mempersiapkan jaringan sedini
mungkin, jika pasar sudah siap, lebih gampang utuk menawarkan produk, daripada
focus pada maintenance produk dan lambat pada pencarian jaringan atau pasar
yang dituju.
Setelah
jaringan telah Anda kuasai, jangan lupa menjaganya. Anda sudahberada dalam
lingkaran persaingan yang bergerak sanggat cepat dan super inovatif, sehingga
satu dan lain hal bisa membuat jaringan Anda berpaling hati. Kuncinya selain
Anda selalu menjaga jaringan dengan pelayanan yang propesional, Anda bisa
menjaga hubunan ssemi formal dengan apik
agar keduanya yaitu propesional dan pertemanan bisa berjalan harmonis. Kalua
sudah begitu hubungan bisnis Anda bisa bertahan selamanya.
JANGAN GENGSI MENJADI PETANI KOPI
TAKENGEN |LeuserAntara| Produktivitas kopi yang beragam
dari lahan perkebunan petani mengundang komentar Ketua Masyarakat Perlindungan
Kopi Gayo (MPKG), Mustafa Ali
Menurut Mustafa ada beberapa faktor selain faktor
lingkungan untuk meningkatkan produktivitas kopi, diantaranya peran Pemerintah,
sektor swasta dan dari petani sendiri, semua pihak tersebut harus harus
bersinergi
Namun demikian, Mustafa mengatakan peran dominan untuk
meningkatkan produktivitas tanaman kopi terletak di tangan petani, caranya bisa
dengan saling berbagi ilmu dan tidak gengsi untuk belajar dari pengalaman
petani lain
“Sudah umum diketahui, bila ada petani di kawasan yang
sama, namun ada yang lebih berhasil dari pada petani lainnya, disinilah perlu
ada saling berbagi pengalaman, yang sudah lebih baik berbagi, dan yang masih
belum banyaklah bertanya, jadi jangan gengsi jadi petani Kopi,” ujarnya ketika
ditemui, Kamis (17/03/16)
Lalu Mustafa mencontohkan ada petani perempuan berstatus
janda di Blang Mancung Kecamatan Ketol yang punya lahan setengah hektar, tapi
dalam setahun mampu menghasilkan lebih dari satu ton kopi. Lalu ada seorang
Pria petani tetangganya punya lahan satu hektar, namun tidak mampu menghasilkan
satu ton kopi pertahun
Padahal, kata Mustafa dalam keadaan normal, satu hektar
lahan dapat menghasilkan satu hingga tiga ton pertahun. Contoh diatas
menurutnya menunjukkan bahwa produktivitas kopi tergantung dari kemauan petani
sendiri
“Jadi sekali lagi, nggak perlu gengsi jadi petani kopi,
bertanyalah kepada yang lebih berhasil, terus belajar dari pengalaman, sehingga
produktifitas dapat lebih meningkat,” katanya
Kabupaten Aceh Tengah saat ini merupakan produsen kopi
arabika terbesar di Indonesia dengan luasan tanam mencapai 48 ribu hektar dan
produksi pertahun rata-rata 35 ribu Ton, mayoritas untuk kebutuhan ekspor
Kopi Arabica Gayo sudah diekspor lebih ke 17 negara
dengan tujuan ekspor terbesar Amerika Serikat.(003)
KISAH INSPIRATIF PERNDIRI BLUE BIRD
GROUP
Semua warga
Jakarta pasti mengenal Taksi Blue Bird, namun tahukah jika pendirinya adalah seorang wanita? Ya, Pendiri Taksi Blue Bird adalah
bernama Mutiara
Siti Fatimah Djokosoetono
yang dilahirkan di Malang pada 17 Oktober 1921. Berasal dari keluarga berada,
namun pada usia
5 tahun keluarganya bangkrut. Kehidupan berubah drastis. Banyak hal yang
mencirikan kesederhanaan hidup Bu Mutiara semasa kecil. Di saat yang sulit itu
Bu Mutiara berusaha merengkuh bahagia, diantaranya banyak membaca kisah-kisah
inspiratif yang diperoleh dengan meminjam. Salah satu kisah legendaris yang
selalu menghiburnya adalah "Kisah Burung Biru" atau "The
Bird Happiness". Kisah tersebut dilahap berkali-kali dan selalu
membakar semangatnya, penabur inspirasi dan pemacu cita-citanya.
Bu Mutiara berhasil masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kemudian Bu Mutiara bertemu dengan Djokosoetono, dosen yang mengajarnya, yang juga pendiri serta Guberbur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Laki-laki itulah yang menikahinya selagi kuliah. Hingga dikaruniai 3 anak yaitu Chandra Suharto, Mintarsih Lestiani, dan Purnomo Prawiro. Setelah menikah, Bu Mutiara bersama keluarga melewatkan kehidupan yang sangat sederhana. Untuk menambah penghasilan keluarga, Bu Mutiara berjualan batik door to door. Tak ada gengsi, tak ada malu, tak ada rasa takut direndahkan oleh sesama isteri pejabat tinggi. Semuanya dilakukan murni sebagai kepedulian isteri untuk membantu suami.
Namun penjualan batik yang sempat sukses kemudian menurun. Hingga Bu Mutiara beralih kemudi berusaha telur di depan rumahnya. Saat itu telur belum sepopuler sekarang, masih dianggap bahan makanan ekslusif yang hanya dikonsumsi orang-orang menengah ke atas. Dengan lincah Bu Mutiara mencari pemasok telur terbaik di Kebumen. Perlahan-lahan usaha telur Bu Mutiara dan keluarga terus meningkat. Namun disamping itu, penyakit Pak Djoko tak kunjung sembuh, sampai akhirnya pada tanggal 6 September 1965 beliau wafat. Tak berapa lama setelah kepergian Pak Djoko, PTIK dan PTHM memberi kabar yang cukup menghibur keluarga. Mereka mendapatkan dua buah mobil bekas, sedan Opel dan Mercedes. Disinilah awal lahirnya Taksi Blue Bird.
Pada
suatu malam, Bu Mutiara mulai merancang gagasan bagi operasional taksi yang
dimulai dengan dua buah sedan yang dimiliki. Bu Mutiara mengkhayalkan taksinya
menjadi angkutan yang dicintai penumpangnya. Dalam wacana yang sangat
sederhana, Bu Mutiara menyusun konsep untuk menjalankan usaha taksinya.
Walau
bermodal dua mobil saja, tapi visinya sudah jauh ke depan. Dibantu ketiga anak
dan menantu maka dimulailah usaha taksi gelapnya. Uniknya
usaha taksi terebut menggunakan penentuan tarif sistem meter yang kala itu
belum ada di Jakarta. Untuk order taksi, Bu Mutiara menggunakan nomor telefon
rumahnya. Karena Chandra ditugaskan menerima telepon dari pelanggan maka
orang-orang menamakan taksi itu sebagai Taksi Chandra. Taksi Chandra yang hanya
dua sedan itu kemudian
melesat popular di lingkungan Menteng karena pelayanan yang luar biasa. Order
muncul tanpa henti. Dari hasil keuntungan saat itu, Bu Mutiara bisa
membeli mobil lagi.
Permintaan
akan Taksi Chandra terus mengalir. Titik layanan kian melebar,
tak hanya di daerah Menteng, tebet, Kabayoran Baru dan wilayah-wilayah di
Jakarta Pusat, tapi juga sampai ke Jakarta Timur, Barat dan Utara. Pada
tahun-tahun menjelang 1970 relaita membuktikan bahwa mereka mampu memebsarkan
armada dan mendulang keuntungan yang signifikan. Mereka bisa menambah jumlah
mobil sendiri lebih dari 60 buah.
Memasuki
dasawarsa 70-an, Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu mengumumkan Jakarta
akan memberlakukan izin resmi bagi operasional taksi. Peluang inipun direspons
Bu Mutiarara.
Maka memasuki tahun 1971, dengan spirit penuh, Bu Mutiara
segera berangkat ke DLLAJR untuk mendapatkan surat izin operasional. Namun Bu
Mutiara selalu ditolak karena alasan bisnis Bu Mutiara masih kecil. Namun Bu
Mutiara sosok yang tak kenal putus asa. Tak terhitung jumlahnya berapa kali Bu
Mutiara selalu mengalami penolakan. Hingga terbersit ide untuk mengumpulkan
isteri janda pahlawan yang telah menitipkan mobil mereka untuk dikelola sebagai
taksi. Diajaknya para
janda pahlawan untuk bersama-sama menyerukan petisi kemampuan perempuan dalam
meimpin usaha. Mereka mendatangi kantor gebernur dan menghadap langsung Ali
Sadikin. Menghadapi orasi Bu Mutiara, Ali Sadikin tersentuh dan menetapkan agar
Bu Mutiara diberikan izin usaha untuk mengoperasikantaksi.
Akhirnya Bu Mutiara dan anak-anaknya mencari nama dan logo taksi. Ide lagi-lagi datang dari Bu Mutiara, hingga diberilah nama taksi Blue Bird. Dengan logo sederhana berupa siluet burung berwarna biru tua yang sedang melesat, hasil karya pematung Hartono. Logo itu seperti pencapaian yang membuktikan bahwa Bu Mutiara mampu menghidupkan cita-cita yang diteladankan kisah The Bird of Happiness.
Akhirnya sampai saat ini, Blue Bird telah telah berkembang dengan memiliki lebih dari 20.000 unit armada. Kini ada 30.000 karyawan yang berkarya di kantor pusat dan cabang. Tak kurang 9 juta penumpang dalam sebulan terangkut oleh armada Blue Bird di sejumlah kota di Indonesia. Jumlah poolnya juga telah mencapai 28 titik. Blue bird pun telah memiliki anak perusahaan seperti Pusaka, Silver Bird Executive Taxi, Golden Bird Car Rental, Iron Bird Logistic dan Big Bird Bus.
Akhirnya Bu Mutiara dan anak-anaknya mencari nama dan logo taksi. Ide lagi-lagi datang dari Bu Mutiara, hingga diberilah nama taksi Blue Bird. Dengan logo sederhana berupa siluet burung berwarna biru tua yang sedang melesat, hasil karya pematung Hartono. Logo itu seperti pencapaian yang membuktikan bahwa Bu Mutiara mampu menghidupkan cita-cita yang diteladankan kisah The Bird of Happiness.
Akhirnya sampai saat ini, Blue Bird telah telah berkembang dengan memiliki lebih dari 20.000 unit armada. Kini ada 30.000 karyawan yang berkarya di kantor pusat dan cabang. Tak kurang 9 juta penumpang dalam sebulan terangkut oleh armada Blue Bird di sejumlah kota di Indonesia. Jumlah poolnya juga telah mencapai 28 titik. Blue bird pun telah memiliki anak perusahaan seperti Pusaka, Silver Bird Executive Taxi, Golden Bird Car Rental, Iron Bird Logistic dan Big Bird Bus.
- Mengapa Bu Mutiara disebut Entreprenuer?
- Karena Bu Mutiara memiliki inovasi untuk menciptakan suatu produk
taksi Blue Bird yang menguntungkan
- Karakter Entreprenur yang dimiliki Bu Mutiara?
- - Sifat kerja
keras & keyakinan diri, saat mulai berjualan
batik tanpa rasa malu, lalu berjualan telur hingga usaha taksi walau
izinnya ditolak berkali-kali.
- - Sifat keluwesan
bergaul, Bu Mutiara memiliki rekan-rekan seperti
janda-janda istri pahlawan yang menitipkan mobil mereka untuk dijadikan
taksi Bu Mutiara
- - Purposeful, Bu Mutiara menetapkan tujuan dengan membuat perencanaan yang
sangat rapi dan mempu mewujudkannya.
- - Persuasive, Bu Mutiara dapat mengajak janda-janda istri pahlawan untuk membuat
petisi ke Gubernur DKI agar memperoleh izin usaha taksinya.
- --Presumptous, Bu Mutiara berani bertindak dengan menggunakan sistem argometer
disaat tidak ada taksi yang menggunakan sistem tersebut saat itu.
- Motivasi berbisnis yang dimiliki Bu Mutiara?
- The housewife refugee, yaitu sebagai ibu
rumah tangga, Bu Mutiara ingin membantu suaminya dengan berjualan batik
dan telur hingga berbisnis taksi ketika suaminya meninggal dunia.
Hamasah
Pemeran Utama “Ketika Mas Gagah Pergi”
Hamzah, begitu panggilan Hamzah Izzulhaq, tidak ingat
sejak kapan ia mulai menekuni bisnis. Namun kini ia adalah salah satu contoh
enterperneur muda yang sukses dengan usaha membangun Franchase atau dalam
bahasa indonesia disebut dengan Waralaba—yaitu sebuah metode dalam sistem
distribusi barang atau jasa. Selain itu, Hamzah Izzulhaq juga dikenal sebagai
Direktur di CV Hamasa yang bergerak dalam bidang kerajinan sofa bed.
Ayahanda Hamzah berprofesi sebagai dosen sementara
ibundanya adalah guru SMP. Secara ekonomi Hamzah tak kekurangan, dia senantiasa
menerima uang saku dari orangtuanya, namun karena terdorong oleh rasa ingin
mandiri dan memiliki uang saku yang lebih banyak, maka Hamzah rela menghabiskan
waktu senggangnya di masa SMP untuk mencari penghasilan bersama dengan
teman-temannya yang secara ekonomi masuk dalam kategori kurang mampu.
Sejak kelas 5 SD, Hamzah telah belajar menjual beberapa
macam permainan seperti kelereng, petasan, dan berbagai macam permainan
yang sangat digemari anak-anak. Tidak hanya itu, dia juga pernah menjual
koran, layanan ojek payung saat hujan dan mengamen bersama teman-temannya. Dia
senang bergaul dengan teman-temannya dari kalangan tidak mampu atau menengah
kebawah, sebab mereka tidak gengsi atau malu-malu untuk diajak ngamen atau
jualan koran. Dia dan teman-temannya melakukan hal itu secara diam-diam tanpa
sepengetahuan orang tuanya.
Pada waktu SMP dia senang bermain di warnet sehingga uang
saku yang diberikan orang tuanya kurang sehingga dari situ dia mulai mencari
duit sendiri. Hobinya dalam bermain game online ternyata membuahkan nilai
rupiah juga, pasalnya dia sering meraih level paling tinggi dalam suatu
permainan game, kemudian ketika dia sudah meraih level game tertinggi, maka dia
jual akunnya kepada rekan atau lawan permainannya secara online, dari hobi
tersebut dia pernah menjual level atau untuk satu akun gamenya senilai Rp 1,2
juta.
Kegemarannya dalam dunia bisnis juga semakin meningkat
semasa ia beranjak dewasa pada usia 18 tahun atau pada waktu masih di jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA), Hamzah sudah mulai merintis untuk berbisnis secara
serius dalam bidang penjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester
dengan cara melobi kepada pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku
besar di jakarta untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per buku.
Buku itu kemudian dia jual ke teman-teman dan kakak
kelasnya, strategi yang dia lakukan adalah dengan memberikan diskon kepada
mereka 10%, sehingga dari usahanya tersebut Hamzah mendapatkan keuntungan 20%
dari setiap buku yang berhasil dia jual dan jika di kalkulasi pendapatannya
selama 1 semester adalah Rp950.000.
Iapun mencoba melakukan terobosan konter pulsa setelah
merasa cukup mempunyai modal dari hasil usahanya di sekolah. Tetapi sayangnya
dalam 3 bulan gulung tikar karena beberapa faktor seperti rekannya yang kerap
gunakan pulsa namun tak bayar, dan masih ditambah lagi dia sering merasakan
bahwa pulsanya sering habis dikonsumsi sendiri, sehingga saat itu dia merasa
down, tapi pada akhirnya dia kembali bangkit setelah membaca buku-buku bisnis
dan motivasi pengembangan diri seorang entrepreneur.
Kegagalannya tidak kapok membuatnya kembali berbisnis.
Dari sisa tabungannya Hamzah menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan
membeli alat pembuat pin pada waktu kelas 2 SMA, tapi masih saja dia mengalami
kerugian dari usahanya tersebut, dikarenakan dia tidak menguasai teknik dalam
pembuatan pin, sehingga produksinya banyak yang gagal dan ayahnya marah besar.
Hamzah tidak putus asa dan kembali lagi merenungi
kesalahannya dan membaca biografi pengusaha-pengusaha besar. Tak lama kemudian
ia berjualan snack-snack roti dan meraup keuntungan 5 jutaan. Pada pertengahan
kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Hamzah bertemu dengan mitra
bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama
Bintang Solusi Mandiri—ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis
pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME). Rekan bisnis
Hamzah itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah
44 cabang.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah
satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin
di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal
Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah
untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. Hamzah meminjam Rp70 juta
dari ayah nya yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Ia lalu melobi
rekan nya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil
dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan nya dipenuhi.
Sejak itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan
demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi.
Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa
diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360
juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester.
Merasa bisnis bimbelnya sudah mulai stabil dan bisa
didelegasikan. Hamzah melirik bisnis sofabed di daerah Tangerang. Sebuah
perusahaan sofabed yang sudah jalan tiga bulan dia beli dan dia kembangkan.
Perkembangannya yang cukup pesat membuat Hamzah bisa mengantongi omzet 160 juta
perbulan.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi
berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini
duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan
mencapai Rp100 juta per bulan. (Iapun mencoba melakukan terobosan konter pulsa
setelah merasa cukup mempunyai modal dari hasil usahanya di sekolah. Tetapi
sayangnya dalam 3 bulan gulung tikar karena beberapa faktor seperti rekannya
yang kerap gunakan pulsa namun tak bayar, dan masih ditambah lagi dia sering
merasakan bahwa pulsanya sering habis dikonsumsi sendiri, sehingga saat itu dia
merasa down, tapi pada akhirnya dia kembali bangkit setelah membaca buku-buku
bisnis dan motivasi pengembangan diri seorang entrepreneur.
Kegagalannya tidak kapok membuatnya kembali berbisnis.
Dari sisa tabungannya Hamzah menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan
membeli alat pembuat pin pada waktu kelas 2 SMA, tapi masih saja dia mengalami
kerugian dari usahanya tersebut, dikarenakan dia tidak menguasai teknik dalam
pembuatan pin, sehingga produksinya banyak yang gagal dan ayahnya marah besar.
Hamzah tidak putus asa dan kembali lagi merenungi
kesalahannya dan membaca biografi pengusaha-pengusaha besar. Tak lama kemudian
ia berjualan snack-snack roti dan meraup keuntungan 5 jutaan. Pada pertengahan
kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Hamzah bertemu dengan mitra
bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama
Bintang Solusi Mandiri—ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis
pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME). Rekan bisnis
Hamzah itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah
44 cabang.
Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah
satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin
di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal
Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk
meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. Hamzah meminjam Rp70 juta dari
ayah nya yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Ia lalu melobi rekan
nya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari
keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan nya dipenuhi.
Sejak itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan
demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi.
Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa
diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360
juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester.
Merasa bisnis bimbelnya sudah mulai stabil dan bisa
didelegasikan. Hamzah melirik bisnis sofabed di daerah Tangerang. Sebuah
perusahaan sofabed yang sudah jalan tiga bulan dia beli dan dia kembangkan.
Perkembangannya yang cukup pesat membuat Hamzah bisa mengantongi omzet 160 juta
perbulan.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi
berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini
duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara
keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan.(kisah.top)